Kamis, 18 November 2010

Cerita yang tersisa

(waktu itu masih awal-awal erupsi, debu tebal di mana-mana)

"Hujan abu...hujan abu..sik..asiiikk...pulang pagi..besok libur..!" ada satu anak SD yang berjalan pulang sambil bernyanyi-nyanyi.

Kepolosan yang menghibur..:-D

Minggu, 17 Oktober 2010

One sentence

Lagi tertarik dengan kalimat yang tertempel di dinding dekat tangga :

"Setiap orang menginginkan berumur panjang, tetapi tidak setiap orang ingin menjadi tua.."

Siapa ya yang menyusun kalimat ini..

Kamis, 23 September 2010

Buat Dija..



Ketika engkau besar nanti
Mungkin engkau sempat teringat saat ini
Saat yang spesial
Saat ulang tahun mu yang ke ½

Ketika engkau telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik
Ketika engkau telah berdiri tegak mengulurkan tangan…menebarkan kebaikan
Mampu tuk berjalan di depan
Pun mampu tuk duduk berbagi rasa, tawa, dan cerita
Mungkin engkau sempat menengok saat ini
Dija yang mungil
Dija yang imut
Dija yang hadir dalam perpisahan
tanpa sempat bertanya, “Mengapa..?” dan tiada ruang tuk berucap, “Jangan..”

Dan pada saat engkau menengok ke saat ini
Aku yakin engkau telah mendapat hikmat yang luar biasa ini
Bahwa tiada yang hilang darimu
Tiada yang terlewat dalam hidupmu
Bahwa kasih dan cinta bunda begitu nyata melebihi segala indera
Bahwa engkau istimewa

Jumat, 10 September 2010

Tetap bisa

Sampai saat ini, kepentingan hp bagiku msh sebatas sms dan telpon. Fitur lain jarang kuperhatikan. Nah, kemarin hp ku rusak. Dini hari, habis jalan-jalan, masuk kamar, bikin sms. Ketikan sudah cukup panjang, aku 'mengistirahatkan' hp sejenak sambil mengumpulkan kata-kata yang ingin kuketik untuk lanjutannya. Nah, perlahan tapi pasti, layar mulai gelap, dari atas ke bawah.

Dan hari itu pun berjalan tanpa hp. Ternyata bisa juga, walaupun beberapa teman ribut. Tetap ada cara lain berkomunikasi selain lewat hp.

Kamis, 09 September 2010

Tidak pulang

Masih banyak yang tidak pulang kok..
Walaupun jalan mulai lengang
Sapuan angin, hembusan yang mengusap kulit kini makin terasa
Bunyi desir pasir kerikil dan guguran daun pun bahkan terdengar di telinga
Keramaian dan wajah-wajah ceria yang berangsur-angsur bergerak perlahan…tampak punggung dan makin menjauh
Namun masih banyak yang di sini
Memandang dengan tekun hari-hari mereka bak hari biasa
Mengalirkan peluh setetes demi setetes dengan setia
Merangkai segala macam kerinduan dengan caranya sendiri dan menjaganya sekuat hati, agar tak jatuh tertumpah dan habis meresap di tanah yang kering
Bukankah kehangatan ini tetap ada
Bukankah cinta tetap tertanam di hati
Masih banyak yang tidak pulang kok..

Sabtu, 21 Agustus 2010

Koin Rp 100,-

Barusan ng-photocopy 1 lembar dokumen. Tiga ratus rupiah. Kukasih Rp 500,-. Eh, ada kembaliannya. Koin Rp 100,- dua keping.

Ah, bayangkan bagaimana dia mengais rejeki. Ya, dia mengambil keuntungan secukupnya, yang Rp 200,- dikembalikan. Di jaman sekarang ini, ketika "juta" bukan kata yang langka, bisa meluncur dari bibir anak ketika minta uang jajan, petugas photocopy itu memberi kembalian, koin Rp 100,- dua keping. Aku terkesan.

Rabu, 04 Agustus 2010

Pergilah…

melalui senyummu
kau membawaku mengalami rasa hangat ini
meresap..mengangkat hati ini
bahwa diri ini memiliki arti

melalui air matamu
kau ajarkanku tuk jalani rasa perih ini
yang menyayat perlahan
menggores sekeliling relung hati

lirih jerit sanubarimu
ketika genggaman tangan ini tak kuasa untuk tak terbuka..terlepas
menghanyutkanku dalam kepasrahan
berusaha menggapai tetes-tetes embun cinta-Nya

Rabu, 28 Juli 2010

Dengan aturan sederhana, jadi lebih lancar

Sudah pernah naik TJ? Trans Jogja nih, bisnya cukup besar, relatif baru dibandingkan dengan bis-bis kota di tempatku.

Ketika bis datang, mendekati shelter, kubayangkan seperti kapal yang akan bersandar di dermaga. Tidak terlalu jauh, tidak pula terlalu dekat dengan pintu shelter. Jika terlalu dekat, badan bis akan bersenggolan dengan ‘bibir’ shelter, dan jika terlalu jauh, penumpang tidak bisa turun ke shelter.

Yang aku suka, petugas shelter akan mengatur, penumpang di dalam bis keluar dulu, baru calon penumpang di shelter masuk bis.

Jadi teringat masih banyaknya angkutan umum, ketika datang, yang mau masuk sudah berebut pintu dulu, berdesak-desakan, sedangkan yang di dalam juga ingin keluar. Sederhananya sih, kalau yang di dalam belum dikeluarkan, maka yang di luar belum bisa dimasukkan.


------------------------

Ah, pas BW ada sobat yang ultah, cyber dreamer. Hanya bisa mengucapkan dari sini mb.

Senin, 26 Juli 2010

Hanya 1 hari

Untuk kesekian kalinya aku pergi naik KA tanpa tahu turunnya nanti di mana. Jika beberapa waktu sebelumnya aku ke Bandung tetapi tidak tahu dimana itu stasiun Bandung, maka yang kemarin aku ke Cimahi tetapi tahunya stasiun Bandung. Cimahi? Aku tidak tahu itu dimana, malah kupikir sebelum stasiun Bandung (yang akhirnya aku tahu, dari stasiun Bandung masih terus).

Yah, ada kolega di Bandung yang menikah. Ketemu juga belum pernah. Hanya lewat situs pertemanan. Dari situ jadi tahu buah-buah pemikirannya, menyangkut kasus/ilmu/profesi. Dalam satu kesempatan, aku bilang iya, untuk datang ke pernikahannya. Jadi begitulah, aku datang.

Di Bandung, aku juga punya kolega, temenan dengan dia sudah lama, dari dia aku dikasih info, nanti di stasiun Bandung ambil kereta turun di stasiun Cimahi, terus tempat resepsinya tinggal jalan kaki, nyeberang aja. Jadi, pagi-pagi sekali begitu sampai Bandung, aku jalan cari hotel buat naruh ransel. Sesudah itu, cari kereta.

Sampailah di Cimahi. Kesanku kota kecil, walaupun kendaraan ramai, tetap masih bisa menikmati pagi yang sejuk. Keluar dari stasiun Cimahi, nggak tahu mau jalan ke kanan atau ke kiri. Ngikut aja penginnya ke mana. Tapi beberapa saat kemudian ada cukup banyak mobil yang diparkir di tepi jalan, dengan plat yang berbeda-beda. Kuikuti saja sampai ke “hulu”. Beberapa kali juga ada sepeda motor dengan arah yang sama dengan arah jalanku, pengendaranya memakai batik/kebaya. Untuk lebih mengkonfirmasi, aku tanya ke satu ibu yang berjualan di pinggir jalan. Dia bilang, betul ada pernikahan, sambil menunjuk ke satu gedung di kejauhan. Sampai di sana, untuk memastikan, aku tanya pada tamu yang baru keluar sambil menyebut nama yang menikah (aku ingat ada yang pernah salah, sudah terlanjur masuk ternyata pengantinnya bukan itu). Dijawab betul, jadi aku masuk.

Senang juga bisa ketemu dan datang ke acara istimewanya dia. Sambil duduk mendengarkan musik di pesta itu, aku sempat senyum-senyum sendiri, mencoba merasakan suasana. Merasa menjadi orang asing, karena cuma datang sendiri, tidak kenal kanan-kiri, tidak ada juga saudara di situ, apalagi baru pertama kali menginjakkan kaki di kota itu. Tapi juga tidak canggung dengan suasananya, kenal baik dengan yang menikah, walaupun baru ketemu satu kali tetapi serasa sudah kenal lama. Dan walaupun tidak berjanji, artinya aku sekedar bilang ya, tapi bener-bener bisa nyampai, aku senang sekali.

Pulang ke Bandung, rasanya pengin nginap. Coba kalau esoknya aku nggak pas kena jadwal jaga, tentu aku nggak langsung pulang hari itu, paling tidak bisa istirahat lebih banyak. Tapi karena jaga, ya sudah aku ambil tiket malam, supaya bisa jalan-jalan dulu. Dari stasiun Bandung, jalan muter, naik jembatan layang, menyusuri pasar, liat-liat barang2 kaki lima, sampai ke tempat yang sering untuk pentas seni akhir tahunan di Bandung. Sampai situ beli kaset Yanni The Concert Event. Yah, pengetahuanku sudah sedikit bertambah, daripada sebelum-sebelumnya yang tidak tahu jalan sama sekali..:)

.......

E, lupa, dapat award dari Espoir , ini dia :

Award ini sebenarnya ada PR-nya, diminta menyertakan backlink. Aku minta maaf karena 1 dan lain hal, aku belum bisa ikut award dengan backlink seperti ini. Ada 2 orang sobat yang memberi perhatian melalui ini juga. Tapi aku merasa senang atas perhatian dari sahabat seperti ini, dan aku sangat mengapresiasi ini. Ini aku sertakan informasinya bagi sobat-sobat sekalian yang tertarik, bisa ke "Hai ... Hai ... 2 award lagi nih ..."

Terima kasih buat sahabat-sahabat semua.. :D

Sabtu, 24 Juli 2010

Permainan konyol

Ada 1 tali karet panjang, warna hitam, terbuat dari ban dalam mobil. Di tengahnya ditandai dengan gunting, cukup dalam, tetapi tidak sampai putus.

Aturannya, ujung kiri diam, ujung kanan yang akan menarik ulur, bergerak menjauh.
Kebetulan Aldi kebagian memegang sisi kiri, Roni kebagian memegang sisi kanan. Jadi Aldi memegang erat-erat ujung karet dengan tetap diam ditempat, sedangkan Roni menarik ujung kanan. Roni bergerak mundur, makin menjauh…karet makin meregang…. Memanjaaang …. makin menipiiis. Apalagi titik tengah karet yang sudah tergunting sebagian. Aldi sudah bekeringat, ketakutan, kalau-kalau karet putusss. Dia sudah berteriak-teriak, “Stopp..stooppp..!!!” Tapi Roni terus saja menarik karet kuat-kuat sambil berjalan mundur. Roni tenang-tenang saja, karena dia pakai tameng pelindung ala polisi anti huru-hara.

Aldi makin ketakutan, “Whooyyy…stooooppp..!!! Nanti putusss..!!!
Karet makin memanjaaaang…dan…Thhuuaaarrrrr!!!
Betul. Bagian tengah yang sudah tergunting sebagian tadi, putus! Tak ayal lagi, karet membalik, menghantam muka Aldi keras-keras. Sedangkan Roni tidak masalah, karet menghantam tameng pelindung.

Adduuhhhh!! Muka Aldi panas, merah, perih, sakiitt sekali kena tamparan karet. Aldi yang mula-mula ketakutan, langsung berubah menjadi marah. Dia lari kuat-kuat ke arah Roni, dan terjadilah perkelahian antara keduanya.
---------------------------------------
Kenapa dibilang konyol?
Yah, siapa pula yang mau melakukan permainan seperti itu..heheheh ..:)

-------------- substitusi--------------
Posisi Aldi tadi bisa diganti dengan orang bekerja untuk mendapatkan Rp 1.000,- saja susah setengah mati. Posisi Roni tadi, orang yang, Rp 1 juta tuh sudah bawaan sehari-hari di dompet. Titik tengah tadi, harga telur.
Boleh juga kalau mau diganti apa…
--------------------------------------
Inspirasi : Sekarang kata-kata ‘milyar’ saja sudah begitu akrab di telinga, termasuk sering muncul di tv, perorangan memiliki “milyar” rupiah, dalam berita korupsi. Sementara, orang-orang yang berjuang masuk-keluar hutan , mencari hasil hutan (para pencari madu hutan), bahkan tidak jarang bertaruh nyawa, dengan imbalan beberapa lembar ribuan, masih banyak di negeri ini.
--------------------------------------
Harapan : Semoga kesenjangan perekonomian yang sudah ada tidak semakin memanjang, melainkan semakin memendek, dan kesejahteraan rakyat negeri ini meningkat.

Kamis, 22 Juli 2010

Hampir terlupakan

“Hmm……………Loh..?”
“Dek, hari ini papa udah bilang belum ya kalau papa sayang sama adek?”

“Bee…luuuuummm..!!” jawab gadis kecil itu lincah

“Ahh…!! Maafkan papa….mari sini sayang”

Dan gadis kecil itupun berlari-lari ke pelukan ayahnya.
“Mmmuuuaaaaahhh….”

(…hehehe..kebiasaan yang hampir terlupakan karena hampir menjadi rutinitas biasa)

Rabu, 21 Juli 2010

Thank sang cerpenis bercerita




Ketika membaca postingan review tanggal 20 Juli 2010, yang terlintas pertama-tama di benakku adalah..Siapakah aku ini?
Jarang aku mendapat tempat dalam dereten tema-tema artikel di blog. Jika blog diibaratkan berbagai macam karya yang dipajang dalam suatu pameran, maka blogku mungkin adalah karya yang berada di pojok agak temaram, kecil, dan hampir tertutup dengan karya-karya bagus lainnya.

Tetapi hari ini karya yang kecil ini dipindahkan, walau hanya untuk sedikit waktu, tetapi dipindahkannya di tempat yang terang, berdampingan dengan karya besar, yaitu sang cerpenis bercerita, yang telah sering kali menjadi pusat perhatian pengunjung pameran.
Blog sang cerpenis bercerita, blog yang sudah kelihatan berbobotnya, toh masih menyempatkan mengulas blog sahabat-sahabatnya, sehingga sahabat-sahabatnya mampu merasakan “turut hadir” dalam bentuk-bentuk ekpresi keberhasilan-keberhasilan yang diraihnya.

Dalam pijakan langkah sang cerpenis bercerita ke depan, semoga apa yang ditorehkan makin memancar, meresap, turut menyejukkan tanah menjadi subur bagi tumbuhnya karya-karya di sekelilingnya.

Minggu, 18 Juli 2010

Nggak ndaftar kok

Beberapa waktu lalu ada sms masuk, dari operator hp, memberi tahu bahwa pendaftaran ring tone berhasil. Bingung juga. Perasaan tidak pernah pakai ring tone. Setiap ada iklan atau promosi lewat sms, rasa-rasanya selalu ku-delete. Jangankan iklan berlangganan, iklan undian berhadiah saja nggak pernah ikut. Apalagi mendaftarkan nomorku.
Apalagi aku terimanya 2 sms dengan bahasa (template) yang berbeda, pesannya sama, pendaftaran berhasil. Nah, masa seandainya aku mendaftar, aku mendaftarnya 2 kali?

Yang susah, ada tambahan info bahwa pendaftaran akan diperpanjang secara otomatis dan langsung potong pulsa sekian. Yaelah…!

Nggak pernah juga aku nelpon operator. Pertama dulu sering nada sibuk. Kedua, sekarang nggak atau lagi nomor operator itu berapa. So, datang langsung malah cepat selesai.
Nyampai di sana, ternyata malah sudah disediakan list, tinggal masukin nomor. Dan ketika kutuliskan nomorku, itu sudah menempati urutan kesekian. Berarti problem yang sama dialami oleh cukup banyak orang ya, pikirku.

Coba kalau tidak dibilang otomatis diperpanjang dan langsung potong pulsa, mungkin kucuekin, gak perlu lah mampir-mampir. Sisi baiknya, responnya mereka cukup cepat. Sekitar 1 jam kemudian, ada sms pemberitahuan stop berlangganan.

Mungkin untuk orang yang suka nggak apa-apa ya. Tapi aku nggak ada rencana ndaftar, jadi yah..gitu.

Jumat, 16 Juli 2010

Awareness for us..

Entertainment yang menggugah rasa penasaran atau ingin tahu sering disiarkan di tv. Mungkin ada yang dikemas dengan label “sulap”, “magic” atau nama lain. Cukup menghibur. Akan menjadi baik ketika entertainment tersebut memberi pesan-pesan mendidik, penonton menyadari sebagai sesama manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan dan dengan menyadari itu timbul awareness. Tetapi akan menjadi berlebihan jika keterbatasan-keterbatasan tersebut diekspoitasi kemudian penonton justru diarahkan menjauh dari awareness.

Dapat dianalogikan sebagai berikut : Ada sebuah gudang berisi barang berharga. Ada 2 orang yang mengetahui bahwa ternyata gudang itu tidak hanya memiki pintu depan, tetapi juga memiliki pintu belakang. Orang pertama memberi tahu pemiliki gudang bahwa sebetulnya gudang tersebut memiliki 2 pintu, sehingga timbullah awareness si pemilik untuk menjaga apa yang berharga bagi dia, baik depan maupun belakang. Skenario lain, bukan orang pertama yang datang, tetapi orang kedua. Orang kedua, dengan sikap menakut-nakuti, justru mengatakan, “Saya bisa menghilang atau menembus tembok gudang, jadi betapa baiknya Anda menjaga gudang, itu tidak ada artinya sama sekali bagi saya”. Pada akhirnya, si pemiliki gudang tetap tidak mengetahui adanya pintu belakang, tidak timbul awarness untuk pintu belakang, bahkan diarahkan pada pemahaman bahwa orang kedua itu betul-betul dapat menghilang atau menembus tembok, dan efek akhirnya si pemiliki gudang menjadi tidak percaya diri, khawatir, takut baik akan keamanan gudangnya maupun terhadap orang kedua itu.

Indera penglihatan sangat berhubungan dengan persepsi di otak. Melihat dengan terburu-buru bisa saja menimbulkan persepsi yang salah terhadap apa yang dilihat. Maka mungkin ada orang yang bertengkar karena yang satu menuduh tidak setia, jalan dengan orang lain di mall pada hari Senin malam. Padahal yang dituduh tidak merasa pergi kemana-mana. Itu karena melihat dengan terburu-buru.
Gambar di bawah ini, melihat tidak dengan terburu-buru pun, mungkin masih ada kesan bahwa lingkaran coklat di kiri lebih kecil daripada yang di kanan. Padahal sama besar.



................................Sumber di sini.

Demikian juga garis-garis mendatar di gambar di bawah ini, mungkin ada kesan “mencong-mencong”. Padalah sejajar.


...........................................Sumber di sini.

Gambar tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga persepsi otak bisa salah jika itu tidak dilihat baik-baik.

Mungkin gambarnya di-print lalu dipotong-potong terus didekatkan, baru kelihatan.

Kedua gambar tersebut hanya sedikit contoh dari banyak kondisi yang bisa direkayasa. Sekali lagi, bahwa manusia penuh keterbatasan, itu memang sudah demikian adanya. Alangkah indahnya ketika kita saling mengingatkan sehingga awareness terpelihara, dan bukannya menganggapnya sebagai peluang untuk menghancurkan orang lain.

Selasa, 13 Juli 2010

Kalau ke rumah sakit..

Sudah sering dibicarakan kalau di rumah sakit itu banyak kuman. Jadi ada benarnya, kalau menengok orang sakit itu, tidak perlu membawa anak-anak banyak-banyak. Jika memang diperlukan membawa, misalnya tidak ada yang menjaga di rumah, maka sebaiknya tidak lama-lama di bangsal. Lebih baik di bawa ke taman di rumah sakit. Cukup banyak rumah sakit yang memiliki taman. Jika tidak ada ya, di bawa ke halaman.

Bukan berarti pasti akan sakit atau tertular. Tetapi ini namanya risiko. Kemungkinan, atau peluang. Anak-anak memiliki daya tahan tubuh, sistem kekebalan yang relatif lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Apalagi anak-anak biasanya memiliki aktivitas lebih banyak, lari ke sana-kemari, pegang ini-itu.

Yang berikut, pegangan pintu, nurse station, itu merupakan tempat dengan "lalu-lintas padat", petugas kesehatan, pengunjung lalu lalang, dan bukan tidak mungkin kuman juga "ngikut". Jadi cuci tangan itu kebiasaan yang baik. Tidak hanya kalau mau makan dan sesudah makan, sesudah menengok pasien di rumah sakit pun, alangkah baiknya cuci tangan.

Senin, 12 Juli 2010

I'll just pretend..



..indah pada waktunya..

Rabu, 07 Juli 2010

Komen hilang ???

Komen2 untuk artikel sebelum ini ("Bersamamu..") kok tiba-tiba bisa hilang ya?
Cari "contact us", link tidak membawa ke staf di blogger, tetapi ke "help forum"
Ternyata cukup banyak yang mengalami.
Adakah sobat yang juga mengalami?
Untuk sementara langkah yang ada di situ baru melaporkan URL/link dari artikel. Untuk ditampung. Mungkin solusinya baru dipikirkan. Yang jelas mereka bilang tidak ada satu pun komen yang akan hilang (terima kasih buat sobat yang sudah memberi komen)..

..tidak ingin hari ini berkurang suasananya..

UPDATE :
Seperti yang aku tulis di atas, waktu itu aku langsung menyampaikan problem ini, kusertakan juga URL blogku, mulai terjadi (kisaran tanggal), dan link dari post yang komennya bermasalah. Dalam waktu sehari, komen-komen di situ sudah balek lagi sedangkan komen pada artikel sebelum dan sesudahnya tidak mengalami masalah.
Semoga permasalahan di blog sobat juga sudah teratasi, dalam arti bahwa Blogger tidak mengatasi ini satu per satu, namun telah berhasil memperbaikinya secara sistemik.

Minggu, 04 Juli 2010

Bersamamu..

Janganlah engkau memandangku seperti itu
Bening matamu
Diam tanpa katamu
Mencegahku menundukkan kepalaku

Haruskah terus ku menatap langit
Merasakan jatuhnya hujan yang tak henti basah mengalir

Hhh..
Aku pun tak tahu hari esok
Namun engkau tahu bagaimana tautan jemari kita saling mengungkap rasa
Bahwa kita akan menghadapi segalanya bersama

Rabu, 23 Juni 2010

Tiada yang sia-sia..

Jika waktu-waktu ini terasa sulit
Jika benturan-benturan untuk apa yang diperjuangkan begitu hebat
Jika baru jari ini yang mampu meraih, dan tangan ini belum mampu menggenggam erat
Apakah ini terasa gelap?
Apakah ini terasa sakit dan perih?
Haruskah mulut ini terkunci untuk berucap syukur?
ahh..
Selalu ada sinar untukku..

-----------------------------------------
Thanks to my friends...
atas doanya.

Ternyata waktu BW, ada yang juga memiliki hari yang memiliki arti khusus. Aku membuat sebatas yang aku bisa. Terlambat ya...




Selasa, 18 Mei 2010

Printerku

Printerku, printer lama. Sudah tidak diproduksi lagi. Canon BJC 2100 SP. Kemarin rusak, head pada tinta harus diganti. Kucari di toko, harganya 375 ribu. Padahal waktu itu lagi ada pameran printer baru, Canon Pixma dengan harga 400 ribu-an. Berat juga memutuskan. Selisih sedikit saja sudah dapat yang baru. Tetapi aku sudah hapal banget dengan printerku. Suaranya saat dihidupkan, suaranya saat akan nge-print, jedanya sebelum nge-print, lalu suaranya saat nge-print, sampai suara akhir sesudah print selesai, sudah terbiasa di telingaku. Soft, tidak garang-menghentak. Itulah mengapa aku tetap memakai printerku meskipun sudah sekian kali beredar printer-printer generasi baru. Itu adalah printer pertamaku.
Kubeli, head-nya.
Sekarang lagi banyak kerjaan, dan printerku banyak menolongku.

Jumat, 14 Mei 2010

Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru sudah dekat. Sekolah mulai sibuk, orang tua calon siswa juga sibuk. Dan kayaknya makin dekat harinya, aktivitasnya juga akan makin meningkat.

Aku sempat browsing data nilai untuk penerimaan tahun 2009 di SMA di Jogja. Kuambil 2 aja. Nilai tertinggi di kedua SMA itu adalah 9.988 dan 9.900. Nilai terendah adalah 8.838 dan 9.113. Nilai rata-rata adalah 9.16 dan 9.34. Di tengah kebanggaan, generasi penerus bangsa pintar-pintar, ada sedikit kekhawatiran juga dengan nilai-nilai itu. Nilai terendah dan juga rata-rata kok 9-an. Yang tertinggi saja hampir 10. Jika dalam satu sekolah, isinya hanya nilai 9-10 terus, kurasa dapat menjadi ajang kompetisi yang rentan berbagai efek samping. Nilai turun sedikit saja, mungkin memberi dampak besar bagi yang bersangkutan. Nilai terpaut sedikit saja, tapi yang bersangkutan bisa saja merasa kapasitasnya terpaut sangat jauh. Persaingan yang sehat saja tetap berpotensi meningkatkan angka depresi. Apalagi jika dalam perjalanannya, timbul persaingan tidak sehat. Ah, semoga saja tidak demikian.

Rabu, 12 Mei 2010

Hei..


(pas "perayaan")

Hei…
Makasih atas kerja sama kita dari awal sampai akhir. Thanks once again. Walaupun beberapa dari antara kita begitu bersemangat, “Kita harus menang !” sejujurnya itu begitu jauh, tinggi, dari harapan yang kuletakkan. Yah, akhirnya kita memang merebut kemenangan itu. Kita membawa pulang gelar tertinggi itu. Jika kegembiraan itu dirayakan, itu pun wajar menurutku. Namun jika kau tanya padaku, mungkin aku memiliki rasa yang berbeda. Aku ingin duduk saja. Aku ingin menonton saja. Dan jangan pula kau tanya kenapa, karena mungkin saat ini aku pun tak tahu. Mungkin besok.

Senin, 03 Mei 2010

Review Blog Sang Cerpenis Bercerita




Waktu aku BW ke blog Sang Cerpenis Bercerita tanggal 9 April 2010, di situ artikelnya tentang membuat riview tentang salah satu blog koleksinya menyambut postingan ke-1000. Wah, bayangkan, 1000 postingan..ck..ck..ck. Sebagai bentuk apresiasiku, kubikin review sebisaku.


So blog itu juga lah yang kupilih, di antara seabreg blog koleksinya, untuk review. Aku membaginya dalam beberapa segi :


Frekuensi : blogger ini sangat aktif, dalam update, BW, maupun memberi komentar. Hampir tiap hari update, kecuali kalau ada keperluan. Tingginya frekuensi BW dapat dilihat dari komentar-komentar yang ditinggalkannya. Tak jarang, pada blog yang mencantumkan ranking komentator, namanya nangkring di posisi atas. Dan sering kali kalau aku BW, komentar blogger ini sudah ada di atas, atau malah jauh di atas. Blog ini interaktif sekali, kalau misalnya nggak bisa BW, sering ngasih tau ke sobat-sobat lainnya. Biasanya kalau nggak BW, blogger ini sedang keluar ke kantor client-nya. Tapi kalau ada di kantor sendiri, hampir dipastikan BW. Dengan aktivitas dan kesibukan di kantornya, sebenarnya cukup mengherankan blogger ini masih bisa ngeblog, update terus lagi. Dan yang lebih mengherankan, bahkan bisa ternak blog. Padahal untuk update 1 blog saja, dengan kesibukannya itu saja sudah sulit lho. Bayanganku gitu. Kenyataannya, malah bisa update 2 atau lebih artikel dalam 1 hari! Contoh, pernah blogger ini nulis bahwa sebenarnya sudah nulis satu artikel, tapi karena ternyata ada adiknya yang ultah ke-20, maka dia langsung bikin artikel baru mengulas tentang special day ke-20 sedangkan artikel yang sudah siap tayang itu ditunda. Dari mana aja ya idenya? Eh, malah blogger ini nulis bahwa itu pun kadang masih kurang. Artinya ide-ide belum tercurah semua, bahkan dengan jumlah blog yang kayak gitu. Keheranan yang berlapis-lapis.


Isi : untuk gampangnya, kutulis everything..everything..dan everything aja lah. Bisa tentang perjalanan atau kegiatan pada hari itu, contoh pas pindahan kantor. Bisa joke, cerita forward dari email, dan semua itu tidak sia-sia. Artinya, joke sekalipun hampir selalu dituliskan diakhir artikel, pesan atau nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Artikelnya kadang pendek, kadang panjang. Contoh yang panjang, yaitu cerpen yang di muat di satu media, atas permintaan sobat-sobat maya, diupload di blognya. Walaupun panjang, bagus ceritanya, jadi tetap terbaca habis. Lalu bisa juga isi artikelnya review blog sobat, blogger ini pernah menulis review blog seorang wanita yang intinya penuh dengan feminisme. Bisa jadi suatu saat salah satu dari sobat yang berkunjung ke blognya direview sama blogger ini. Tapi ada batas-batasnya sih, kalau tentang doa, tutorial bikin cerpen, nggak ditulis di sini, tapi di blog-nya yang lain.


Apresiasi : lihat aja sendiri deh, berapa yang follow (walau gak tertutup kemungkian ada yang asal follow, tapi bisa untuk gambaran umum dulu). Lalu berapa tuh yang ngasih komentar di tiap-tiap artikelnya. Lalu berapa award yang dia dapat. Kurasa banyak sobat yang merasa dihargai saat berinteraksi di blognya, lihat aja dia menyediakan dummy blog khusus award. Lihatlah juga, dari sekian label artikel, ada label “Award dan Peer”, jadi ini menunjukkan bahwa tag betul-betul diurus dan ditata.


Template : sepanjang aku mulai ngeblog aku baru liat 2 template. Yang gambar stroberi di bagian atas, warnanya merah-merah gimana ya itu, ya merah stroberi lah. Menyenangkan lihat warnanya. Lalu ganti yang sekarang ini. Gambar keyboard, mouse, pulpen. Kayaknya pernah sempat ada template baru, di antara kedua template itu, tetapi hanya ada dalam waktu sangat singkat. Aku nggak sempat lihat. Tapi bagi sobat yang sudah lama ngeblog mungkin lebih tahu berapa template yang pernah dipakai blogger ini. Salut bahwa blogger ini seperti tak pernah berhenti belajar, dari mungkin sangat awal, lalu belajar ini-itu, satu per satu, bagaimana memodifikasi template termasuk membuat roll di bagian komentar. Aku nggak tau sekarang sampai mana belajarnya, apa-apa aja yang dikuasai. Apa karena browser di tempatku atau karena internet lemot, kalau buka blog ini, yang keluar cepat bagian kepalanya, lalu body-nya masih warna hitam. Sejauh ini, template yang sekarang juga menarik.


Yah, review dengan gaya yang ngawur ya..hehehe.

Sabtu, 01 Mei 2010

Selalu ada hikmat dan kebaikan


Semua datang seolah bersamaan
Secara emosional mungkin ada rasa sedih, bak awan berarak yang bergerak naik dan menyelimuti bebatuan, karang dan hijau daun di puncak gunung.

Waktu, bukankah engkau ada bersamaku, seperti sebelum-sebelumnya?

Menemaniku tuk menemukan kebaikan dan kehangatan di hati, di sela-sela pekatnya awan

Kamis, 29 April 2010

Batas itu milik siapa ?

Ada dua bidang tanah yang dibatasi oleh pagar. Warga di masing-masing bidang tanah tersebut nggak akur. Mereka betul-betul tidak mau tanah mereka dirampas oleh warga sebelah, sejengkal pun. Untung ada pagar pembatas, berupa tembok setinggi dada.
Rasa memiliki tanah yang berlebihan membuat warga selalu curiga bahwa warga sebelah akan mencuri tanah mereka. Ketika aku berada di warga X, aku tanya sampai di mana tanah mereka. Maka aku diantar sampai ke dinding, dan sambil memegang dinding pagar, mereka bilang, “Ini tanah kami.” Begitu pula sebaliknya, ketika aku di warga sebelah yaitu di Y, mereka mengantar sampai di dinding, dan sambil memegang dinding pagar, warga Y bilang, “Ini tanah kami.”

Trus pagarnya milik siapa?

Kalau pagar itu adalah sungai kering yang kaya akan pasir, warga akan kembali berebut menambang pasir di situ. Akhirnya kembali ribut menentukan batasnya. Pasir yang menjadi pembatas, sekarang berusaha di mencari batas di situ. Mungkin maunya pasirnya dihitung dulu, bahkan sebutir pun dihitung, lalu dibagi dua. Seandainya pasirnya sudah berhasil disisihkan, apa yang menjadi batas ? Warga sudah puas, kedua belah pihak sudah dapat bagiannya. Tiba-tiba di tanah tempat pasir itu tersibak jadi dua bagian, tersembullah sebongkah besar berlian. Warga kembali ribut, berebut menentukan batas, mana berlian yang menjadi milik X, mana milik Y.

Seandainya bidang tanah itu adalah telur dadar yang sudah terbelah dua, dan diberikan masing-masing kepada X dan Y, maka terpisah sejauh apa pun ya tidak akan ribut lagi. Batas dalam arti yang sebenarnya adalah kekosongan, dan itu bukan milik X maupun Y.

Ini fiksi semua kok..hehehe.

Rabu, 28 April 2010

Kosong, materi, tiada

Kosong. Kata yang nggak asing di telinga. Mungkin ada teman yang mau mandi, tiba-tiba keluar lagi sambil berteriak, “Woeyy, sapa yang tadi malam ngabisin air. Kalau makai, tanggung jawab dong. Isi. Kosong nih bak mandinya.”
Atau ada tamu, kita nyuguhin air minum. Lalu kita masuk lagi untuk ambil kue. Waktu keluar mau menghidangkan kue, air minum di gelas tadi sudah habis. Lalu si tamu bilang sambil malu-malu,”Ehm..maap, gelasnya kosong. Habiiz..haus banget..ehehehe.”

Aku juga teringat di komik, waktu Jon meletakkan gelas berisi air, setengahnya, lalu bilang sama Garfield, “He Garfield, menurutmu gelas ini setengah kosong atau setengah isi ?”

Apakah memang kosong? Aku merenungkan ini sambil ngisi waktu dalam perjalanan pulang dari Solo. Menurutku tidak. Kalau melihat gelas yang tadi dibilang setengah kosong setengah isi, sebetulnya isi semua, di bawah berisi air, di atas isi udara. Aku membayangkan benda-benda yang kira-kira akan dibilang kosong. Botol softdrink, sesudah diminum, isinya, dibilang kosong, tapi tidak. Tetap isi, tapi udara. Air di galon habis, ya tetap isi, udara. Apa lagi ya.. Tanki bensin di motor, bensin habis, tampak kosong, tapi isi udara juga. Jadi kalau dipikir-pikir, ketika bilang kosong, ternyata tidak. Tetap isi, cuma diisi yang lain.

Kalau begitu di manakah letaknya, kosong itu ?

Lalu aku membayangkan gelas yang setengah kosong tadi, kuisi dengan minyak goreng sampai penuh. Nah sekarang, yang bagian bawah isi air, yang atas isi minyak goreng. Minyak dan air nggak pernah mau bersatu. Jadi ada batas di antara mereka. Ada kehampaan di antara mereka. Nah, kosong menjadi batas di antara mereka. Hampa menjadi batas di antara mereka.

Akhirnya aku memikirkan, oh inikah maksud diciptakannya dimensi ruang? Jadi dimensi ruang mengandung isi materi dan kosong.

Mengapa aku memikirkan ini? Karena menurutku penting dan mendasar. Sekarang ilmu dan teknologi sudah begitu maju. Berusaha menjangkau luasnya semesta, berusaha menilik lebih jauh lagi apa yang bisa dilihat di luar bumi, di luar matahari, di luar Bimasakti, di luar Milky Way, tertarik menganalisis supernova, terus dan terus. Walaupun ‘hanya’ berupa titik-titik bercahaya di antara kegelapan, toh tetap berusaha terus melihat makin jauh. Di sisi lain, manusia juga bersemangat berusaha merambah dunia mikro. Dulu hanya bisa melihat dengan mata telanjang. Sekarang kita bisa mengatakan, tubuh kita terdiri atas sel-sel. Masuk ke dalam, di dalam sel ada inti sel. Masuk lagi, dalam ini sel ada DNA. Masuk lagi, DNA disusun oleh molekul. Molekul terdiri atas atom. Di dalam atom ada proton yang dikelilingi elektron. Elektron berputar terus di orbitnya, mengelilingi proton. Berputar? Jadi di antara elektron dan proton ada kekosongan. Nah, tuh? Ternyata tubuh manusia ini isinya itu dan kekosongan. Di dunia fisika, sudah merambah masuk lagi ke dalam proton, yang ternyata terusun dari quarks.

Mau ke arah mikro, mau ke arah makro, semua terdiri atas isi materi dan kosong. Di dalam dimensi ruang.

Lalu apakah kosong atau hampa ini sama dengan tiada? Nggak juga sh. Kalau kosong atau hampa itu empty. Masih, di dimensi ruang. Kalau tiada itu not exist, di luar dimensi ruang. Kalau empty, mungkin manusia masih tahu, tapi kalau not exist, manusia tidak tahu lah. Manusia tidak tahu dirinya sebelum hadir di dunia ini. Yang begini ini bukan empty, tapi not exist.

Lalu kalau kita mendengar ada orang yang nanya, “Eh, si X ada nggak di rumah ?” terus si Y menjawab, “Tidak ada”. Maksudnya bukan not exist. Kalimatnya saja sh yang kurang lengkap. Lengkapnya kan, “Tidak ada di situ, ada tapi di tempat lain.” Jadi masih tetap di dimensi ruang.

Kalau kita melihat berita di tv, mungkin ada berita wabah, atau korban perang, atau bencana alam, yang meninggal dimakamkan ataupun dikremasi, maka material/fisik orang tersebut terurai, makin kecil, kembali ke sel, molekul, atom, dan seterusnya, menjadi isi materi dan kekosongan di dimensi ruang. Tapi jiwa kembali pada Sang Pencipta.

Akhirnya, siapakah pemilik semesta dan segalanya ini, so pemilik dimensi ruang beserta isi materi dan kekosongannya? Sang Pencipta.

Jadi, kurenungkan, betapa agungnya Sang Pencipta, betapa tak terukurnya oleh manusia, ciptaan-Nya.

-------------------------------------

Ni pas BW ada artikel spesial di tempatnya mb Inuel, ada yang ulang tahun. Kebetulan ada kartu di sini.

Selasa, 27 April 2010

Dua hari ke Solo

Entah kenapa kadang-kadang kalau mau jalan ke mana, aku lebih suka tanyanya sedikit demi sedikit. Termasuk perjalanan dengan kereta api kemarin. Belum tahu bagaimana cara ke sana, yang penting ke stasiun dulu. Kalau pas pengin gini, ternyata sudah tahu lengkap dari A-Z, rasa-rasanya tidak menarik lagi, tidak bisa menikmati perjalanan. Tapi memang ada saatnya, dalam suatu kegiatan yang membutuhkan persiapan lengkap dari A-Z, kita harus mempersiapkannya demikian. Untuk yang kali ini, aku lebih suka tanya sedikit demi sedikit.

Di stasiun, yang namanya KA Prameks itu tiap jam ada. Toh aku juga tidak tahu apa jam bulat (jam sekian nol nol) atau jam menit-an. Sampai di peron, aku dikasih tahu, nanti kereta berangkat jam 14.30. Ok, aku duduk di tempat tunggu. Lama, kok nggak datang-datang nh kereta? Sekitar 10-15 menit menjelang keberangkatan, baru aku mikir jangan-jangan satu-satunya kereta api yang nongkrong dari tadi di depanku ini yang mau ke Solo? Aku naik, lalu tanya di satpam di KA, ternyata benar. Wah, untung. Habis, dari tadi kupikir keretanya mau datang dari arah Barat, dan biasanya kalau akan ada kereta datang, ada pemberitahuan, kereta X, dari Y, tujuan Z, akan segera tiba. Yang berikut, moncong kereta betul-betul di depanku (dari samping maksudnya, bukan di depan kereta). Dan moncongnya yang bagus itu, seperti siap-siap mau berlari itu, membuatku berpikir dia mau maju, berangkat ke Barat, padahal aku nyari kereta yang ke Timur. Ternyata moncong itu yang giliran jadi ekor. Yang berikut lagi, ya gini ini kalau jarang main ke stasiun :D

Keretanya bagus. Warnanya kuning kehijauan, kesanku bersih. Senang naik ini. Nah, nanti katanya turunnya di stasiun Purwosari. Nebak-nebak aja kalau kereta berhenti, stasiun ini bukan. Sampai akhirnya waktu tanya, betul. Ini Purwosari. Turun. Hujan. Duh, lapar lagi. Tanya ke mbak di situ,” Mbak, kalau ke Novotel pakai bis apa ya?”.
Mbak-nya menjawab, “Oh, pakai bis WP aja”, mbak-nya berlalu. Hujan agak reda. Aku berlari ke jalan raya, kebetulan bis WP itu lewat. Naik. Haiyaaa, mbak-nya yang tadi juga pakai bis itu. So, nggak perlu tanya kernet lagi, pas mau sampai Novotel, dikasih tahu mbak-nya. Kuucapkan terima kasih, terus aku turun. Di sana coffe break-nya sudah lewat. Untung ada teman dari Solo yang mencarikan sesuatu bagiku..hehe. Malam, pulang rame-rame.

Besoknya ke Solo lagi, kali ini aku sudah tahu keretanya. Pokoknya yang bagus itu, yang bersih itu, yang warnanya kuning kehijauan cerah itu. Aku duduk di tempat tunggu seperti kemarin. Kutunggu kereta itu nggak datang-datang. Hampir sama, kali ini mungkin sekitar 5 menit sebelum keberangkatan, baru aku mikir, jangan-jangan kereta jelek yang nongkrong dari tadi di depanku ini? Ternyata benar. Kubilang jelek, karena warna antar gerbong ada yang tidak sama, bahkan ada yang merah jambu kayaknya. Merah jambu nggak jelek, tapi kalau kesannya asal sambung dengan gerbong lain, nggak enak dilihat. Kesanku, keretanya model lama banget, jadi beda dengan bayanganku tentang kereta yang kemarin.

Aku duduk di dekat pintu. Karena sesuatu hal, tak lama aku berdiri. Stasiun-stasiun sudah terlewati, lalu di depanku ada yang mau turun. Aku mau duduk, iseng sambil nanya yang nggak turun, “Mbak, ini stasiun mana ya?”
Mbaknya menjawab, “Ini stasiun Purwosari”. Nah :D

Singkatnya, nyampai di Novotel. Karena masih ada waktu, jalan-jalan dulu di ruang pameran di situ. Cukup lama di situ, lalu aku ke ruang ganti. He? Ternyata di tasku hanya ada batik + celana panjang training. Batiknya malah 2. Padahal celana panjang yang kupakai sekarang, jeans belel. Wah, nggak masuk nih. Sudah mikir gitu, tapi tetep juga kucoba pakai. Batik + training olah raga….brrbrbrbrlplpl. Udah dh, bisa merusak mata. Inilah kalau asal masukin pakaian ke tas. Aku tanya ke panitia, wah para peserta sudah masuk semua. Whaa..larilah aku ke seberang. Untung ada supermarket (atau dept. store ya?) di situ. Dapat celana panjang kain. Just 15 minutes before presentation ! Untunglah. Itung-itung, di salah satu tag, aku nulis yang belum tercapai, beli baju. Sekarang sudah tercapai. Wah, panjang banget kayaknya nulisnya.
Sampai sini aja lah.

Oh, ada award dari The Others, terima kasih mb, langsung kupajang nh.

Sabtu, 24 April 2010

Tag tentang blog

Ini dapat tag dari Seiri, yang punya blog bagus, A CoLoR Of My LiFe.

1. Apakah nama profile blog-mu? Apa artinya?
Hendriawanz. Kalau ditanya artinya, aku tidak tahu. Karena, itu diambil dari namaku (dengan sedikit perubahan), dan dari nama panjangku, bagian itu yang aku tidak tahu artinya. Kalau sejarahnya,aku tahu. Bagian-bagian nama lainnya, aku tahu artinya, hanya itu yang aku tidak tahu.

2. Apakah nama blog-mu, apa artinya dan mengapa dinamakan seperti itu?
Hendriawanz . Sepertinya, terjadinya seiring dengan jari yang memencet keyboard saat awal pembuatan blog ini. Dulu sempat akan menulis “Mengalirlah di jalanmu”. Tapi, ya itu tadi. Mencetnya jadinya begitu.

3. Sejak kapan mulai tertarik untuk membuat karya tulisan?
Dulu kalau pas pengin nulis, nulis. Di kertas. Habis itu kertasnya nggak tahu kemana, karena memang nggak disimpan. Sekedar sudah nulis saja. Pas SMA mungkin. Lalu pas di situs pertemanan, juga nulis. Tapi loading-nya lama, sepertinya berat sekali. Tapi mungkin dasarnya, memang dari hal-hal yang di benak, tidak banyak yang kepikir untuk dituliskan.
Sampai kemudian, awal tahun ini, di hari pertama, so 1 Januari 2010, there’s something inside here..was it a trigger for writing on this blog? I don’t know.

4. Apa motifasimu membuat blog ini?
Apa yang ada di benakku, yang ingin kuekspresikan.

5.Siapa yang menginspirasimu untuk membuat blog?
Wah..siapa ya? Jadi mikir.

6. Siapa(-siapa) teman bloger yang mengajari dan membantumu membuat blog? (say something for apreciation)
Sepertinya waktu nulis artikel di blog situs pertemanan itu, tinggal nulis aja. Sebelum nulis di blog itu, dulu-dulu sering cari-cari layanan website gratisan, cuma untuk ngumpulin link-link free journals. Kadang-kadang beli buku. Jadi kalau dirunut dari awal-awal, artinya dari kenal internet, website, browsing dan selanjutnya..jadi nggak tau gimana proses pastinya. Dari pengalaman seperti inilah maka dari sekian tahun yang terlewati, tidak banyak yang kuketahui, sekedar aku bisa menyampaikan apa yang kuperlu di dunia maya.

7. Sekarang sudah punya berapa blog? Apa aja?
Ya sekarang media utamanya ya di sini. Nggak banyak juga kayaknya bahannya.

Itu ya kayaknya pertanyaannya. Habis itu dikasih award, thanks Seiri. Kupajang di sini nh.



Trus dapat juga award dari mb Reni . Terima kasih ya mb, kupajang di sini juga.


Dan tak lupa buat sobat-sobat lainnya..semuanya..thanks.

Oh, pas BW ternyata mb Reni ultah, selamat ya mb.

Minggu, 11 April 2010

Seekor semut coklat

Ceritanya pas aku masuk kamar mandi, menoleh ke bak mandi, tak sengaja aku melihat semut. Yang agak besar dan warnanya coklat itu, apa namanya. Seekor. Dia lagi berjalan di air. Kok aku jadi tertarik ya. Jadi kuamati terus. Kudekatkan wajahku ke dekat permukaan air, dan melihat dengan seperti ini, terasa hamparan air yang tenang. Sesekali tetesan air, satu tetes, jatuh dari bibir keran, dan mengakibatkan gelombang di permukaan. Tapi tetap tidak mengacaukan, perlahan-lahan permukaan yang bergoyang kembali tenang. Aku lihat semut itu berjalan, menapak di air, tidak tenggelam. Setelah kuamati, kepalanya mematuk-matuk ke air. Berkali-kali. Seperti anak ayam mencari makanan. Kenapa ya, apa karena dia melihat bayangannya di air, lalu berusaha berkomunikasi. Alasan itu aja yang ada di benakku. Aku ingat kalau semut-semut berbaris di dinding, lalu saling bertemu, biasanya ‘tabrakan kepala’ dulu kan, untuk beberapa waktu. Seperti berkomunikasi. Lalu saling melewati. Kalau memang demikian, ya dia kena ilusi optik. Masa nanti dia mau nembus air untuk saling melewati dengan bayangannya, karena seolah-olah bayangannya kan mau jalan keluar dari air. Sepertinya kulihat lama-kelamaan dia capek, karena seperti mau jatuh dan mengambang. Ya sudah kuulurkan jariku, dia merambat, terus kupindahkan, karena aku juga mau keluar rumah. Ada-ada saja ya kalau nggak ada hiburan, melihat permukaan air yang tenang dari dekat saja sudah terhibur..:)

Jumat, 09 April 2010

Dua tulisan

Terima kasih sobat atas masukannya terhadap gambar kemarin. Demikianlah, setiap kita memiliki kesan tertentu, dan itu melengkapi nilai-nilai kehidupan kita. Kalau dari awalnya, gambar itu ada karena banyak hal di benakku, salah satunya terkait dengan apa yang menyita pikiranku saat ini, beban yang kurasakan di tahun kelima di sini. Lihatlah, cahaya lilin itu masih ada, lilin itu masih menyala. Walaupun hanyalah lilin kecil, tetaplah itu cahaya. Walaupun makin memendek dan akan segera padam, lihatlah, tetaplah itu belum berakhir. Tetaplah,harapan itu belum terbungkus oleh gelapnya malam. Jangan bilang, ah cahaya akan segera padam, tetapi bilanglah, aku masih memiliki cahaya. Ya. Aku masih memiliki cahaya.

--------------------------------------------------------------

Bentuk PErhatian

Kemarin ada garis darah di mukaku. Tidak mencolok. Tapi aku, yang punya muka, ya tahu. Kubersihkan, ku kasih antiseptik. Waktu aku ke kampus, tidak ada hal yang berbeda juga, bertemu dengan teman-teman, seperti biasa. Tapi waktu kebetulan pulang ke rumah, ibuku bertanya.
“Hend, kenapa itu di muka?”. Heran, padahal aku ke rumah sudah petang. Di tempat yang sinar lampunya temaram. Padahal yang di kampus tadi, ketemu teman-teman di siang hari, terang benderang, biasa saja. Dan memang menurutku wajar seperti itu. Yang luar biasa itu, ibuku.
“Kena pagar”, jawabku. Tetapi ternyata ibuku masih bertanya.
“Kena pagar..maksudnya..?”, mungkin ibuku belum percaya dengan jawaban singkat seperti itu.
“ Ini lho, tadi kan hujan. Payung nggak ada. Jadi lari-lari, jas kuangkat ke atas kepala. Nah, sebagian ujungnya menutupi pandangan mata. Tapi memang mata lebih melihat ke bawah daripada lurus ke depan. Maunya lihat-lihat dan milih jalan yang tidak becek. Nah, ternyata di depan ada pagar. Ya sudah, mukanya kena pagar..”
“Ooh..”, jawab ibuku singkat. Begitulah, bentuk perhatian ibuku. Kalau robekan besar, ya pasti orang juga bertanya-tanya. Ini, teman-teman saja tidak melihatnya. Padahal juga, kalau ibuku mau memasukkan benang ke jarum, aku yang memasukkan. Jadi, kupikir ini bukan masalah mata atau penglihatan (visus), tapi ya itu, kekuatan yang tak terlihat oleh mata, perhatian ibu kepada anak.

--------------------------------------------------------------
Barusan BW, ada sobat yang sedang mengingat kelahirannya. Jadi kumuat di sini saja, ucapannya.

Kamis, 08 April 2010

Flame..




That the candle still flames...

Selasa, 06 April 2010

Garis lurus dan lengkung

TErima kasih buat sobat2 atas support-nya, rasa demam sudah turun, dan sudah relatif lebih baik dari kemarin. KEmarin memang kubilang ada beberapa yang kupikirkan. Trus kutulis tentang garis dan titik. Aku membayangkan tentang bagaimana keterbatasan manusia, bahwa kadang manusia tergoda untuk merasa sempurna, memiliki logika di otak yang begitu dahsyat dan dapat mengetahui segalanya di semesta, ketika aku menggambar garis dan titik.
Sekarang aku merenungkan tentang garis lurus dan garis lengkung yang kembali mengingatkanku bahwa sebenarnya begitu banyak yang tidak diketahui manusia dan ada saat-saat tertentu merasa tidak dapat memilah-milah benang kusut di hadapannya. Dan jika pada saat merasa banyak ketidaktahuan tentang di sekelilingnya, paling tidak manusia menyadari posisinya, dimana dia berpijak, dan bukannya patah arang. Dalam segala permasalahan, apakah itu urusan pekerjaan di kantor, sekolah, bertengkar dengan teman, atau apa pun itu.

Jarak terpendek dihubungkan oleh garis lurus atau lengkung?

Garis lurus lah. Masa..lengkung? Aku sedang memikirkan dan mendekati si garis lengkung karena sudah sekian lama aku bersahabat dengan si garis lurus. Ya, si garis lurus memang mengatakan bahwa dirinya menghubungkan jarak terpendek. Lalu aku tanya pada si garis lengkung, bagaimana kalau menurut dirimu ? Dia menjawab, iya sih, kalau aku boleh berpendapat, aku melengkung ini kan berusaha memendekkan jarak dibandingkan jika aku lurus…Coba kalau ada tiang besi tertancap di tanah, tinggi 1 meter. Lalu dia melengkung, kan jadi jaraknya jadi lebih pendek.

Lalu si garis lurus bilang, lho kan waktu kamu melengkung sehingga jaraknya jadi memendek, kan tetap di situ ada temanku lainnya, si garis lurus yang lebih pendek dariku yang bertugas? Jadi misalnya tiang besi itu melengkung sehingga jaraknya jadi 0,75 meter, kan tinggi seperti itu menjadi tugas temanku si garis lurus yang tingginya 0,75 meter?
Nah, si garis lengkung juga kembali bilang, itu kan karena kamu memikirkan dari sisi kamu. Kalau aku memikirkan dari sisi aku, ya aku punya teman juga, bahwa besi yang 0,75 meter itu kalau di lengkungkan…akan jadi lebih pendek lagi.

Jadi mau sampai mana nh? Setiap bilang lurus, dibilang lagi bisa dilengkungkan. Akhirnya lurus-lengkung-lurus-lengkung…dst. Di mana ujungnya? Dan siapa yang di ujung, lurus atau lengkung?

Akhirnya kembali lagi ke suatu jawaban, lah itu tergantung bagaimana kita melihatnya. Yah. Itulah kita. Hanya bisa sampai di situ. Ini bukan jawaban atas pertanyaan itu, tetapi bahwa ini lah kita. Hanya sampai di sini saja. Kita yang memang penuh keterbatasan. Dan hanya semata-mata oleh anugerah saja kita mengetahui sesuatu.

Senin, 05 April 2010

Titik dan Garis

Gi nggak enak badan nh..tapi memang sudah beberapa hari belakangan, ada beberapa yang pengin ditulis, jadi ditulis sekarang. Yang sebenarnya sudah lama menjadi bahan perenunganku. Kadang kita dihadapkan pada persoalan yang rumit, bak benang kusut, begitu sulit memilah-milah mana benar, mana salah. Jika di hadapan kita berserakan beberapa barang milik adik-kakak kita, kita bisa dengan sabar memisahkan, yang ini punya adik, yang ini punya kakak. Namun kadang di hadapan kita tidak sesederhana itu. Kadang ada batas-batas tertentu kemampuan manusia dalam mengetahui sesuatu. Dalam hal ini maka setidaknya kita bisa bersikap di atas tempat kita berpijak, dan tidak terpancing untuk menjadi serakah, harus bisa mengetahui semua di hadapan kita (sementara belum tentu juga yang ada di hadapan kita adalah untuk kita).

Manakah yang lebih panjang, titik atau garis ?

Garis lah. Atau...titik? Yah, iseng-iseng, aku berandai-andai. Seandainya aku di luar angkasa, aku melihat titik kecil yang ternyata adalah bumi. Lalu aku lebih mendekat lagi, aku melihat lapangan sepak bola, sebuah empat persegi panjang, dengan titik di tengahnya. Ternyata ketika aku lebih mendekat lagi, titik itu ternyata sebuah lingkaran, dan di dalam lingkaran itu ada garis tengah. Lalu aku terbang lagi, beralih ke lapangan golf. Ada titik di dekat bendera. Ketika aku mendekat hampir menyentuh tanah, ternyata titik itu lubang bola, yang tentu memiliki garis tengah yang tidak boleh lebih kecil dari bola golf, supaya bola bisa masuk.
Ternyata bahwa setiap aku melihat sebuah titik, maka titik itu memiliki garis tengah. Kembali ke lapangan bola tadi. Ketika dari ketinggian aku melihat di tengah lapangan itu sebagai titik, ternyata seorang pemain bola membutuhkan beberapa langkah untuk menyusuri garis tengahnya. Ketika kububuhkan titik dengan ballpoint-ku di atas kertas, aku berpikir tentu dibutuhkan beberapa saat bagi “seekor” kuman untuk menyeberangi titik yang kubuat tadi. Ketika kukatakan bahwa garis merupakan titik-titik yang berderet, maka bisa kuambil satu titik saja. Dan ternyata titik itu pun memiliki garis tengah. Demikian seterusnya. Singkatnya, dalam perjalananku dari luar angkasa, sampai ke dunia kuman, titik-garis-titik-garis..itu juga menyertaiku. Sampai di manakah ujungnya ?

Kemudian aku menjawab, ya tergantung di mana kita berpijak, di mana dunia kita. Ya, tapi itu tetap tidak menjawab pertanyaannya kan? Yah, betul. Dan inilah perenungan yang kudapat. Keterbatasan manusia. Yang kadang tergoda bahwa logika yang diolah di otak bisa mengetahui segalanya.

Ketika kita berada dalam satu persoalan yang kusut, dan merasa tidak mengetahui banyak, setidaknya kita tetap mengetahui dimana kita berpijak. Begitulah perenunganku tentang manusia. Sebetulnya ada satu lagi analogi yang ada di benakku, tapi ini sudah panjang ya.. Di tulisan berikutnya aja lah cerita yang satunya.

Sabtu, 03 April 2010

Tag lama

Dapat tag ini dari mas Buwel, mb Inuel, Seiri, duhh…sudah lama banget..basi nggak ya..Ohya juga dari mb Fanny. Trus, pertanyaannya ada yang berbeda-beda, jadi yang berbeda kuambi satu saja. Selamat siang sobat sekalian ..

1. Siapakah diri anda di rumah?
Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Punya kakak perempuan 1, adik laki-laki 1. Sepertinya dari dulu lebih banyak di luar rumah daripada di rumah.

2. Siapakah diri anda menurut teman-teman anda?
Wah, yang ini tanya sama teman-temanku dh. Jadi ingat dulu waktu SMP dipanggil sebagai wakil kelas untuk menjalani uji IQ dan psikologis. Lalu aku dapat kopi-an hasil deskripsi tentang diriku. Itu penilaian luar tentang siapakah diri anda. Tetapi kalau yang lain, aku nggak gitu tahu sh.

3. Sebutkan 5 benda yang diidamkan tetapi belum tercapai!
Pengin punya kursi yang pas untuk duduk. Tidak perlu yang bisa diputar-putar, tetapi tinggi kursi sesuai. Ada sh di ruang pertemuan pertemuan, kerangka dari besi, terus ‘spon’nya warna hijau.
Pengin beli string gitar. Yang sekarang,string 4-6 mati.
Pengin beli pakaian 1. Sudah sekian bulan tidak beli, pakainya itu-itu saja, teman-teman sudah bosan, mungkin..
Pengin ganti frame kacamata. Beberapa kali ganti kacamata. Dulu ganti karena pecah waktu ikut sepak bola. Frame yang cocok itu yang hilang kemarin.
Pengin beli payung. Kalau ke kampus jalan kaki. Sekarang sudah mulai sering hujan. Kalau rintik-rintk, biasanya lari. Tapi kalau deras harus nunggu reda.

4. Siapakah nama pasangan anda?
Kalau pertanyaan ini diajukan bukan sekarang,t etapi dulu, mungkin dengan lancar menggerakkan pensil menulis nama. Tetap sekarang sepertinya pensil di tanganku berubah menjadi tombak besar yang menancap kuat di tanah.

5. Ceritakan 5 hal yang paling anda suka tentang pasangan anda
Aku membayangkan berjalan dengan seseorang yang memang telah ditentukan untukku, mengerti bagaimana aku, demikian pula sebaliknya. Dan dia berjalan di sampingku. Saling menguatkan. Sudah lima belum ya.. : )

6. Kapan anda menikah?
Menunggu waktu dari-Nya

7. Apa kenangan pahit anda bersama pasangan anda?
Maksudnya kesempatan untuk mengucap syukur ya bahwa Yang Di Atas begitu memperhatikan kita? Waktu ditinggalkan..

8. Lagu cinta tema anda ?
Akhirnya ku menemukanmu (Naff)
Bahwa semuanya akan bertemu pada waktunya, bahwa Yang Di Atas telah menyediakan segala sesuatunya.

9. Apa Prinsip Hidup anda ?
Mengalirlah di jalanmu
Jangan menyerah

10. Tag beberapa teman yang lain
Ini tag yang sudah terlambat dikerjakan, sepertinya semua sudah dapat ya..

Sekalian majang award dari Lifestye Inspiration, Catatan Sederhana Reviewed, dan dReaM b0x In tHe cYbeR wORLd. Maaf sobat2, baru dipajang sekarang, ada yang bilang award dengan deretan backlink kayak gunungan masih dikaji masuk TOS-nya blogger jadi saya pajang awardnya aja. Terima kasih buat sobat2 sekalian.

Rabu, 24 Maret 2010

Waktu dan tempat duduk

Membaca comment yang kemarin, cukup banyak variasi. Tapi apapun itu, terima kasih sobat, telah berkunjung dan membaca hingga selesai. Perenungan itu memang ada, dan aku benar-benar mengalaminya. Sungguh sangat berat waktu itu. Tapi bersyukur atas semua yang kudapat.

Perenungan untuk hari ini, kudapat dari kejadian barusan. Tadi ada kuliah tamu dari Dr Jeike Biewenga dari Vrije Universiteit Amsterdam. Waktunya jam 13.30 WIB. Kupastikan, datang sebelum jam itu. Sampai di sana, kok sepi? Jangan-jangan salah informasi? Ternyata tidak, memang ada kuliah di situ, cuma belum mulai.
Singkat cerita, akhirnya kuliah dimulai. Aku tidak tahu apakah tepat waktu atau tidak, tetapi yang jelas, di tengah-tengah kuliah, yang datang terus mengalir. Dalam beberapa kesempatan moderator mempersilakan hadirin pindah tempat duduk di muka.
Jadi, 2 hal itu. Waktu kedatangan dan lokasi duduk di belakang.
Sebetulnya, ini satu kesalahan, atau memang seharusnya begitu?
Yang berpendapat ini kesalahan, tentu berpikir bahwa di undangan sudah ditulis waktu, dan itu untuk ditepati. Lalu duduk di muka dengan tujuan supaya bisa lebih jelas mendengarkan. Tetapi bagi yang berpendapat lain, tentu berpikir, memang betul di undangan dituliskan waktunya, tetapi harus menjaga sopan-santun, tidak baik kalau langsung datang, nanti dikira rakus. Juga tidak sopan duduk di depan, itu jatah bagi orang-orang penting, yang mungkin datang sesudah kita.
Bagaimanakah sebaiknya?

Apakah di sekeliling sobat sering terjadi acara atau kegiatan yang waktu mulainya juga "molor"?

Mengapa-Karena

Mengapa ada kata"mengapa"? Karena untuk menindaklanjuti kata "karena".
Mengapa ada kata "karena"? Karena untuk menjawab kata "mengapa".
Di antara 2 pertanyaan di atas, manakah yang dipilih? Manakah yang lebih dulu?

Agak rumit kah :)
Sekedar perenungan sederhana dari kejadian yang kita jumpai, bahkan sering, dalam kehidupan sehari-hari.
Berapa kali kita melihat seorang anak kecil bertanya kepada ibunya, "Mengapa...,Ma?". Lalu ibunya menjawab, "Karena...,sayang." Si anak mengangguk-angguk. Beberapa saat kemudian, si anak bertanya lagi berdasarkan jawaban ibunya, "Mengapa...,Ma?". Lalu si ibu menjawab lagi, "Karena...,sayang." Demikian seterusnya, aliran pertanyaan yang seperti tak pernah berhenti meluncur dari bibir si anak. Dan makin lama, si ibu menjadi kerepotan menjawab. Mungkin sampai tidak tahu jawabannya. Ada kan di acara tv, orang tua dan anak diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan, yang dalam beberapa kesempatan justru anak yang bisa menjawab. Kembali ke tadi, berapa kali mungkin menjadi topik ngobrol ketika para ibu sedang berkumpul dan saling curhat tentang anaknya, "Wah, gimana ya anakku aktif banget, apa-apa ditanyakan. Dan kalau bertanya seperti tak pernah habis." LEbih rumit lagi kalau anak bertanya tentang hal-hal tertentu yang membuat orang tua berpikir, pantas nggak ya dijawab sekarang atau nunggu dia besar nanti?

Yang kadang tidak disadari adalah, pertanyaan "mengapa" yang terus-menerus itu juga dialami oleh orang dewasa, tentunya tentang hal-hal yang lebih kompleks lagi. Apalagi ketika sedang mengalami sesuatu. MEngapa..mengapa..dan mengapa..?
Rangkaian kata "karena..karena..dan karena.." telah meluncur dari bibir para sahabat yang berusaha menghibur. Namun belum tentu itu memuaskan. Akan timbul lagi "mengapa".

"Mengapa-Karena" terus terlintas bagaikan roda yang berputar makin cepat, makin panas, berasap...mungkinkah terlupa untuk menarik napas ?
"Mengapa-Karena" merupakan bagian dari udara kehidupan yang kita hirup, pemicu semangat untuk mencari makna...dan dalam perputaran roda ini, di titik akhir kehidupan aku ingin memegang "karena". Dan itu milikku.

---------------------------------
Maaf ya teman-teman, jika ada yang berkomentar, "bingung..." yang jelas tidak bermaksud membuat bingung kok. Anyway, terima kasih buat mb inuel, yang telah membantu menambah artikel ini, ketika aku membaca komentarnya :

"aku juga ingin memegang karena saat akhir hidupku, karena itu milikku, aku ngerti mas, kalo aku masih megaqng mengapa, mungkin aku akan terus bertanya dan bertanya :) "

Terima kasih buat sobat semua yang telah mampir dan membubuhkan komentar.

Senin, 22 Maret 2010

Saat yang baik

Sepertinya ini adalah hari-hari dimana banyak yang mendapat kegembiraan. Pas BW, ada sobat menapaki tahun ke-3 pernikahanku, yang punya blog Mencoba menulis (tebak, siapa tuh..hehe).Demikian juga ternyata Pak Eka, beliau juga sedang bergembira. Rasanya jadi turut gembira. Kok ya pas juga gi seneng bikin-bikin. Hanya ini yang bisa kubuat.


Kemudian buat Pak Guru di Cerita Tugu




Yang berikut, aku malahan yang dpt award..hehe. Dari mb Fanda. Trims mb, ini sudah langsung kupajang .

Gado-gado..

Belum lama bagian di tempatku ikut berpartisipasi lomba koor dalam rangka dies. Kalau ditanya satu per satu orangnya, “Ada waktu nggak buat latihan ?” mungkin semua akan menjawab “Nggak”. Tapi inilah dinamika berada di institusi. Memang semua ada urusan, dan tentu bukan tidak penting. Tetapi dengan adanya peran dari para dosen senior, bisa terkumpul. Pas lomba, segala aspek yang dinilai juri, kita nggak tahu. Pokoknya maju, selesai. Ada hasilnya juga :)

---------------------------------------------
Buat Anyin, met ultah ya, blog-nya. Terlambat mbaca postingan di situ, terlambat bikin kartunya. .hehehe. Dari susunan template-nya menunjukkan pemiliknya care sama blog-nya. Nggak ada tu di template standar, menu di antara judul blog dan postingan. Header, Body, udah modif banget, jadi ni yang punya udah mahir XHTML- CSS. Trus kalimat-kalimat di postingannya mengalir. Jalan untuk apa yang diimpikan sudah makin terbuka bukan?

---------------------------------------------------

Ohya untuk postingan kemarin, tentang “Sehat itu..”, itu sudah agak lama. Tepatnya di Sangatta, nggak nyampai Tenggarong. Salam buat sobat blogger di Tenggarong.
Kalau yang kemarin nggak kelihatan, karena ada yang harus dilewati. Gado-gado yang postingan kali ini :) Apapun itu yg ingin ku-share-kan adalah dengan bersyukur, yg terasa berat jadi lebih ringan, dan akan menjadi makin baik. Buat sobat-sobat sekalian, thanks.

--------------------------------------------------
Eh, pas BW ada lagi sobat yang ultah, Kamilla. kebetulan pas bikin-bikin, jadi sekalian.

Jumat, 19 Maret 2010

Sehat itu...

Sehat tu sangat berharga. Tul nggak. Ini pas tugas di Kalimantan, di ruang ini tim kumpul pertama kali begitu menginjakkan kaki di bumi Kalimantan. Waktu di bandara di Balikpapan sih masih siang, tapi nunggu rekan dari Makasar. Trus perjalanan darat sampai di Kutai. Nyampai di sana sudah tengah malam, langsung kumpul di ruang itu. Disambut nasi kotak. Aku masuk agak akhir, teman2 sudah makan, aku langsung ambil nasi kotak. Makan malam. Sambil mendengarkan teman kiri-kanan ngobrol kesana-kemari.
Di akhir-akhir makan malam, sesudah kurasa-rasakan kok agak lain ya makanannya.

“Eh, kok rasanya agak asam ? Memang masakan khas di sini gitu ya?” aku nyeletuk. Lah kok sepertinya teman2 di situ kompak menjawab.
“Iya mas, memang rasanya kayak gitu…”
Ya udah, istirahat malam sesudah pertemuan singkat.

Paginya, ada nasi kotak lagi untuk makan pagi. Lah! Ternyata rasanya nggak asam kayak yang tadi malam. Berarti memang yang tadi malam tu sudah agak kadaluarsa ya! Dan aku pun ‘mengumumkan’ perbedaan itu pada mereka-mereka yang tadi malam. Lho…? Jadi..? Kok..? dan pertanyaan sejenisnya meluncur dari mulutku.

“Habis, kan sudah terlanjur dimakan mas. Jadi mau menjawab gimana lagi..” kata mereka seakan tak ada pilihan. Heheh..ngerti..ngerti jalan pikiran teman2. Fffiuuhh..! Nhah..tau nggak kejadiannya terulang lagi. Hari keberapa ya itu aku lupa. Pagi-pagi ambil kotak, dan rame-rame makan pagi. Sudah hampir habis, tiba-tiba temenku Steve (yang di foto tu)..ya..kalau nggak salah Steve yang bilang.
“Lhoh mas, kok itu yang dimakan? Itu kan kotak tadi malam..”
“Hhah! Kok nggak bilang-bilang??”
“Wah, sori mas aku juga nggak memperhatikan , tadi kupikir semua makanan sama. Dan memang harus sama karena 1 menu. Tapi waktu kulihat tempatnya mas kok beda. Dan aku ingat itu menu malam.”
Ternyata kotak makan malam ditempatkan di dekat kotak makan pagi, padahal sama-sama putih.

Apakah karena makanannya yang belum begitu basi, daya tahan tubuhku lebih kuat, atau aku tidak tahu semua itu dan dalam pikiranku makanannya baik-baik saja….entahlah, tapi yang jelas aku bersyukur karena aku pun juga baik-baik saja. Apakah makanan, tubuh, pikiran yang lebih berpengaruh waktu itu, yang jelas tetap tak lepas dari perlindungan-Nya.

Jika pernah sakit, apalagi mpe beberapa hari, pasti merasakan betapa berharganya sehat itu…heheh.

------------------------------------------
Ohya buat Elsa, tksh sekali udah bikin tag-nya, dua sekaligus lagi..nggak nyangka. Ini sebagai apresiasi, maaf sederhana banget.

Thanks once again :D

Buat Ajeng's blog, tksh sudah membagi-bagi award, mengucapkan selamat, semoga blognya makin berkembang dan makin banyak orang yang mendapat kebaikan.

Rabu, 10 Maret 2010

Sesama tukang potong

Sudah sekian lama tidak potong rambut. Sudah gondrong. Dan sudah ada yang 'berteriak'. Masih jadi murid tidak boleh nakal..heheh.
Sore sudah agak petang ke tukang potong. Rambut lagi dipotong, cuaca mendung. Makin gelap. Hujan tercurah. Tukang potongnya harap-harap cemas. Akhirnya selesai juga. Giliran terakhir adalah sesama tukang potong. Pas di tengah-tengah, yang dikhawatirkan terjadilah. Pettt! Lampu mati.
"Waaaa...." hampir serentak yang ada di dalam situ.
"Dah, yang samping kiri besok aja ya," kata tukang potong nyantai. Yang dipotong ngomel2 sebentar, masa' potong rambut sisi kanan dulu, yang kiri besok. Tapi apa daya, gelap dan pakai cukur listrik lagi. Lagian sesama teman, besok juga kerja, ketemu lagi.
Lama belum reda, sudah mulai meriang, nggak enak badan, ya sudah, dikuatkan menembus hujan.

Selasa, 09 Maret 2010

grasp



i wanna grasp your hand...

Senin, 08 Maret 2010

Aturannya berbeda-beda

Indra melamar kerja di "Doni's Restaurant". Untuk seleksi, mengerjakan soal pilihan. Kalau di soal-soal ujian biasanya pilihan jawaban A, B, C, D, E, maka di sini hanya A, B.
Ada 10 soal, dan Indra yakin sekali dapat nilai sempurna, karena dia tahu semua jawabannya.
Pada hari pengumuman, dia pergi ke papan pengumuman di resto tersebut.

Terkejut dia, namanya ada di urutan terakhir dari 6 pelamar, dan disitu tertulis nilainya 0 (nol). Dia pun menghadap pemiliki resto, pak Doni, dan protes, jangan2 salah cetak.
" Pak, saya merasa bisa menjawab semua soal di situ, kenapa malah nilainya 0, padahal seharusnya 10. Bahkan soalnya cukup mudah bagi saya, sehingga saya keluar paling cepat di antara semua pelamar."

Pak Doni pun mengulurkan kembali berkas soal kepada Indra.
"Nah, coba Saudara baca salah satu soal saja, mana kira-kira jawaban yang menurut menurut Saudara benar, tetapi disalahkan."

Indra pun membaca salah satu soal, nomor 8.
"Siapakah pemilik restoran ini? Jawaban, A. Pak Dona. B. Pak Doni. Saya yakin, seyakin-yakinnya bahwa saya menjawab B. Apakah ini salah, Pak? Saya yakin ini benar. Bahkan kalaupun ini salah, setidaknya saya dapat nilai 9."

Pak Doni pun menjawab dengan tenang.
"Iya, memang benar. Pemilik restoran ini saya. Nah, sekarang sudahkah Saudara baca petunjuk menjawab soal sebelum mengerjakannya?"

Indra terdiam sejenak, lalu dia mulai membaca di bagian atas: Bacalah baik-baik. Dalam tiap soal tersedia 2 jawaban, A dan B. Coretlah A atau B, jawaban yang salah.
"Ahh!" Indra tertegun. Dia memang tidak membaca aturan itu, karena disangkanya mengerjakan soal ya seperti soal-soal yang biasa dikerjakannya, memberi tanda (X) jawaban yang benar. Tidak di sangka aturannya beda. Yah, sesuatu nampak sama, tetapi aturannya bisa berbeda. Ternyata selain tahu barangnya, ada baiknya tahu aturan pakainya.

Terinspirasi oleh kebiasaan minum obat yang salah, asal 3x1 sehari.


Berita lengkap diambil dari sini.

Sabtu, 06 Maret 2010

5 ekor merak

Raja memerintahkan kedua putranya, Radit dan Raditya untuk membangun taman yang indah di dua tempat yang berbeda. Keduanya bersemangat sekali, dan tentu tak lupa membawa satwa kebanggaan kerajaan, yaitu merak untuk mengisi dan menambah keindahan taman. Masing-masing diminta membawa 5 ekor.

Pada hari keberangkatan, Radit dan Raditya menghadap sang raja untuk berpamitan.
Di belakang Radit telah terkumpul 5 ekor burung merak yang mengepakkan sayapnya dengan indahnya.

Sang raja bertanya kepada Radit, “ Mengapa engkau memilih yang itu anakku ?” sambil menunjuk kumpulan burung merak yang akan dibawa Radit.

“Ananda suka sekali dengan keindahan sayapnya, Ayah. Ananda sengaja menunggu waktu mereka mengepakkan sayap ekornya, dan Ananda memilih 5 ekor yang paling indah.”

Sang raja kemudian beralih pada Raditya. Di belakang Raditya hanya ada 2 burung merak yang mengepak dengan indah, yang 3 tampak kecil, ekornya pendek-pendek, tidak pernah dikepakkan. Melihat ekor begitu, kalaupun dikepakkan juga gak akan bagus mungkin.

Setelah melihat itu, sang raja menulis sesuatu di secarik kertas.
“Nah, anak-anakku, bekerjalah dengan giat. Untuk Radit, jika mengalami kesukaran, jangan buru-buru pulang untuk bertanya pada Ayah, melainkan bacalah surat ini terlebih dahulu”, kata sang raja sambil mengulurkan kertas yang ditulisnya tadi kepada Radit.

Dan benar, setahun kemudian Radit mulai susah, bingung dengan merak-meraknya.
Sobat, pasti sudah bisa menebak apa yang membuat Radit susah. Tak sabar, Radit mulai membuka surat tersebut, karena tergesa-gesa, dipegangnya terbalik.



Maaf sobat, repot ya membacanya :) Saya juga tadi sampai miring-miring, menjungkirkan kepala, karena ingin membaca ulang ini..


Gambar diambi dari sini.


Yang ini diambi dari sini.

**********************************************

Kemarin pas BW, ada sobat yang ultah. Dan juga mampir di sini, thanks sobat. Just a simple card to say happy birthday to you.

Jumat, 05 Maret 2010

Beda dikit

Cerita sangat disederhanakan, pura-puranya harga berlian hanya ditentukan oleh berat, dan bukannya 5C .

Alkisah harga berlian lagi turun, 1 gram = Rp 10 juta. Si Anton sedang berbisnis dengan rekannya, Sugi, dia mau menukar mobilnya yang berharga Rp 100 juta dengan berlian kepunyaan Sugi.
Anton lagi di makan siang di resto cepat saji ketika melihat berita bahwa harga berlian turun. Buru-buru dia mengirim sms ke supirnya, Budi.

"Bud, tolong bawa mobil ke toko berliannya Sugi, tukar mobil dengan berlian. Minta berlian 10 gr. Jangan kurang!Awas, nanti pulang, aku timbang lagi di rumah. Jangan lupa mampir dulu ke kantor polisi, minta pengawalan".

"Baik, Pak", balasan sms dari Budi.

Tak lama kemudian, sesudah makan, Anton segera meluncur, pulang. Di rumah, Budi sudah menunggu dengan kotak berisi berlian di atas meja. Anton segera menimbang berlian tersebut dengan timbangan di rumah.

"He!! Kok cuma 0.6 gram?? Buddiii..!! Sini!! Tadi kubilang berapa??" Anton berteriak-teriak memanggil Budi.

Budi cepat-cepat menghadap. Begitu menghadap, Anton langsung menjitak Budi keras-keras, sambil memperlihatkan sms yang tadi dia ketik.
"Wheyy, Bodoh..Dungu!! Ku bilang berapa tadi?! Mobil ditukar dengan SEPULUH gram berlian. Kenapa ini cuma 0,6 gram, hah?! Gak bisa baca sms ya, nih, lihat lagi baik-baik, BERAPA??" Anton makin mengamuk, dan mau menjitak kepala Budi lagi lebih keras.

"Iyy..iyya Pak," Budi menjawab ketakutan, "Itu angkanya 10 gr pak, jadi sepuluh grain kan pak ?" suaranya pelan sambil menaruh tangannya di atas kepala supaya tidak kena jitak.

"Apa? grain? Apa itu grain?" Anton bingung.

"gr=grain, g=gram. 1 g = 15.43 gr atau 1 gr = 0.06 g. Jadi kalau 10 gr= 0.6 g, berarti betul kan yang bapak timbang tadi.." suara Budi makin melirih ketakutan."

"Waduh.." kini si Anton garuk-garuk kepala.

**************************************************************
Sehubungan dengan beberapa comment dari sobat, yah memang demikianlah yang sering kita dengar. Adapun simbol atau lambag "g" untuk gram ini saya ambil menurut the International System sebagaimana direkomendasikan oleh the International Bureau of Weights and Measures. Kepastian aturan sebagai dasar atau pedoman terasa makin penting pada kegiatan yang rutin dan interpretasinya berhubungan dengan tindakan lanjut demi pasien.
Sistem SI ini banyak dipakai sebagai satuan parameter-parameter pemeriksaan laboratorium di sini :

Kepustakaan lain juga saya ambil dari Wikipedia :



Ada juga di Simetric :




Lalu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia :


Antara gram dan grain ini terpaut 15 kali lipat. Di beberapa tempat lain ada yang terbiasa melambangkan gram dengan "gm", hal ini sering berdampak serius pada saat terjadi kesalahan pengetikan menjadi "mg" yang mengubah nilai sebesar 1000 kali lipatnya.

Dampak sangat besar dapat terjadi pada beberapa kegiatan penting seperti peracikan obat, karena dosis obat ada perhitungan khusus.
Yah, di dalam segala hal yang kita jumpai dan beredar di masyarakat, semoga kita selalu dibekali awareness untuk terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.