Jumat, 08 Januari 2010

Hoii...muinggiirr...!!


Kembali berita tentang kecelakaan tertabrak kereta api (KA). Apakah KA harus dilarang? Angkutan massal yang rel-nya sudah malang melintang di kepulauan kita, dibangun sejak jaman penjajahan? Pertanyaan yang tidak perlu jawaban.

Sudah pasti, kecelakaan melibatkan yang menabrak, KA, dan korbannya, apakah jalan, atau naik angkot. Sekarang mau liat dari sisi mana? KA? Tabrakan memang tidak akan terjadi kalau KA bisa nge-rem secara ekstrem kayak sepeda onthel, atau dihentikan Superman kayak di film-film, misalnya. Tapi seandainya Superman ada pun, toh dia domisili di Amrik sono.

Gak ada palang pintu? Memank kalau ada palang pintu, nggak ada yang bernapsu menyeberang? Berapa kali kita liat orang nyelonong aja, menerobos palang, apalagi kalau antrian panjang seperti ular. Mungkin ada juga sopir angkot yang nggak sabaran, haruskah menunggu korban dari penumpangnya baru terucap kata sesal dan tobat?

Jadi, harus mulai dari mana..?

Maaf, ilustrasinya adanya pesawat di Gibraltar airport, anggap aja kereta api...

19 komentar:

elpa mengatakan...

pertama....

elpa mengatakan...

harus ada kesadaran para pengemudi,juga pemakai jalan lainnya.slalu berhati2 saat melintas,pastikan keadaan kendaraan baik,mc nya jua remnya smua deh.
klo smua mentaati peraturan pastinya korban kecelakaan yg tiap tahunnya meningkat bisa berkurang.

Hendriawanz mengatakan...

kalau pas pulang, kadang aku lewat jembatan layang, kadang lewat bawah. kalau pas lewat bawah dan KA pas lewat, ramenya. kayak start balap mobil. soalnya jalan sempit dan antrian panjang.

Hennyyarica mengatakan...

kalau sampai ada kereta api yang menabrak pengemudi mobil yang sedang menyebrang, sepertinya itu memang salah si pengemudi. tapi kalo kereta api itu sampai menabrak stasiun atau kelewat jalur baru salah masinis :p

Anonim mengatakan...

Kesabaran dan tanggung jawab kuncinya, tanggung jawab akan diri sendiri dan tanggung jawab terhadap yang menjadi tanggung jawabnya!

None mengatakan...

salah yang nabrak, ech salah kereta apinya, katanya yang gede thu selalu salah, wekekek..

gg tau dech, yang jelas bukan salahku, hehe
semoga selalu waspada dan "ngeman" diri sendiri serta orang lain, berhati-hatilah, klo aku dah jelas, gg berani nyetir kalo di jalan yang rame, wekekek

ali afif mengatakan...

wah, ntar ntar ada yang bisa bikin rem yang langsung bisa berhenti kek sepeda onthel nggak ya.... :-)

Unknown mengatakan...

sebaiknya memang KA yg di atas aja ya. jangan dibuat di bawah gitu. lebih rawan kecelakaan

DuoElly mengatakan...

Yah, sudah saatnya kita menata lagi perKeretaApian kita. Nice post sobat.

Hendriawanz mengatakan...

mb Henny
He?....Ahahahaha..!!

Hendriawanz mengatakan...

nuansa pena
terima kasih point-nya

Hendriawanz mengatakan...

mb Inuel
"..klo aku dah jelas, gg berani nyetir kalo di jalan yang rame, wekekek."

maksudnya nggak berani nyetir mobilnya atau KA-nya nih, lum jelas..:p

Hendriawanz mengatakan...

شين
hehe..njawabnya susah.

Hendriawanz mengatakan...

mb Fanny,
masuk program 100 hari kabinet nggak ya..

Hendriawanz mengatakan...

DuoElly
terima kasih. selamat atas blog barunya juga mb..

Amung mengatakan...

Mendingan mulai memikirkan gimana caranya bikin kereta api yg bisa terbang om :D

Hendriawanz mengatakan...

Wong Cerbon
Woh! Menarik nh..hahaha.

anazkia mengatakan...

Dimulai, dari individunya mas. Kalau gak githu, yah susah. Kesadaran diri, itu yang terpenting... Makasih, telah singgah di blog baru kami :)

Hendriawanz mengatakan...

Setuju mb. Makasih juga..:)