Sabtu, 06 Maret 2010

5 ekor merak

Raja memerintahkan kedua putranya, Radit dan Raditya untuk membangun taman yang indah di dua tempat yang berbeda. Keduanya bersemangat sekali, dan tentu tak lupa membawa satwa kebanggaan kerajaan, yaitu merak untuk mengisi dan menambah keindahan taman. Masing-masing diminta membawa 5 ekor.

Pada hari keberangkatan, Radit dan Raditya menghadap sang raja untuk berpamitan.
Di belakang Radit telah terkumpul 5 ekor burung merak yang mengepakkan sayapnya dengan indahnya.

Sang raja bertanya kepada Radit, “ Mengapa engkau memilih yang itu anakku ?” sambil menunjuk kumpulan burung merak yang akan dibawa Radit.

“Ananda suka sekali dengan keindahan sayapnya, Ayah. Ananda sengaja menunggu waktu mereka mengepakkan sayap ekornya, dan Ananda memilih 5 ekor yang paling indah.”

Sang raja kemudian beralih pada Raditya. Di belakang Raditya hanya ada 2 burung merak yang mengepak dengan indah, yang 3 tampak kecil, ekornya pendek-pendek, tidak pernah dikepakkan. Melihat ekor begitu, kalaupun dikepakkan juga gak akan bagus mungkin.

Setelah melihat itu, sang raja menulis sesuatu di secarik kertas.
“Nah, anak-anakku, bekerjalah dengan giat. Untuk Radit, jika mengalami kesukaran, jangan buru-buru pulang untuk bertanya pada Ayah, melainkan bacalah surat ini terlebih dahulu”, kata sang raja sambil mengulurkan kertas yang ditulisnya tadi kepada Radit.

Dan benar, setahun kemudian Radit mulai susah, bingung dengan merak-meraknya.
Sobat, pasti sudah bisa menebak apa yang membuat Radit susah. Tak sabar, Radit mulai membuka surat tersebut, karena tergesa-gesa, dipegangnya terbalik.



Maaf sobat, repot ya membacanya :) Saya juga tadi sampai miring-miring, menjungkirkan kepala, karena ingin membaca ulang ini..


Gambar diambi dari sini.


Yang ini diambi dari sini.

**********************************************

Kemarin pas BW, ada sobat yang ultah. Dan juga mampir di sini, thanks sobat. Just a simple card to say happy birthday to you.

35 komentar:

Dimas mengatakan...

walah bacanya muter2 nih..
ternyata betina ya, pates si radit susah ga punya merak betina sih...

Unknown mengatakan...

"..anaku radit,temuilah saudaramu,raditya bawa satu ekor merakmu tukarkan dengan merak raditya yang bentuknya kecil,berekor pendek yang dulu kau tidak pernah liat mengepakan ekornya itu yang betina " walau harus susah payah sambil miring toh bisa juga,,ehehe tapi sy belum nemu pesan moral apa yang terkandung dalam cerita ini yah??

non inge mengatakan...

walah, baca na jungkir balik.. ^^

begitu baca comment, eh udah ada yg terjemahin :D

Qorianisme in the net mengatakan...

mayanlah buat senam leher,,,,

Unknown mengatakan...

Waduh ne..kepalaku ampe keplintir gitu baca pesannya hehe..

Hendriawanz mengatakan...

Pesan moralnya ada pada 5 ekor merak yang dipilih Radit. Memang ada beda antara merak jantan dan betina. Merak yang terkenal dengan keindahan bulu ekornya ketika dikepakkan, itu adalah merak jantan. Saya ambil kutipan dari

[http://spektrumku.wordpress.com/2009/06/27/yang-cowok-jantan-lebih-indah-dari-yang-cewek-betina]
Di situ dikatakan
" ...Dimorfisme yang paling kita kenal adalah dimorfisme pada burung merak (peafowl). Di mana kita semua sudah mengetahui bahwa burung merak jantan (peacock) mempunyai bulu ekor yang sangat indah sementara burung merak yang betina (peahen) bulu ekornya sama sekali tidak menarik..." Gambar ada di atas, bisa dilihat bedanya merak jantan dan betina.

Radit terburu-buru mengambil burung yang indah-indah saja, padahal yang indah adalah merak jantan. Merak jantan pun butuh merak betina. Dan merak berbulu indah ini pun berasal dari telur merak betina. Ini yang dilupakan Radit, dalam pandangan matanya pokoknya yang paling indah saja yang diambil.
Dengan 5 merak jantan semua, bagaimana RAdit bisa mewujudkan harapan membangun taman yang dilengkapi satwa indah kebanggan kerajaan, sebab tidak akan muncul lagi merak-merak muda.

Sekedar dongeng, betapa banyaknya hal-hal yang dapat menyilaukan mata dan akhirnya mata mengabaikan sekelilingnya. Sekelilingnya tidak dianggap sama sekali.

Begitulah sobat :)

Unknown mengatakan...

ooo...gitu ceritanya heheh...unik juga

Ninda Rahadi mengatakan...

oh gitu ya mas.. paham paham....

fai_cong mengatakan...

tapi saia tidak mengabaikan komentar pada pagi ini..
hehehe...
bagus banget ceritana

a-chen mengatakan...

mantab mas, merak yang penuh pelajaran yak...
dan selamat ultah juga tuk lia nya yak... :-)

buwel mengatakan...

eSsip maz ceritanya, moga bisa diambil hikmahnya kisah radit dan raditya beserta merak jantan dan betina

emmy mengatakan...

nice post! bikin kita utk lebih teliti dalam memilih! :)
btw udah msk blogroll juga.. gonna be a regular visitor hahaha :D

marmut mengatakan...

O. . . Gt, td sih q jg mikrnya gt, ambil yg indh2 tok, tp q ga mkr ama ceweknya, qeqeqe, bukan merak aja yg ga bs hdp tnp betinanya, semuanya, termasuk manusia, keren ni mas, seneng deh bcnya :D

Seiri Hanako mengatakan...

oooo
jadi kelemahan dan kekurangan orang lain ternyata juga melengkapi kelebihan kita
demikian sebaliknya..
hidup memang untuk saling melengkapi
gitu, kan mas...
he4

Elsa mengatakan...

yah, merak jantan memang ekornya lebih bagus, wrna warni. gunanya untuk memikat merak betina.
mungkin merak itu kategori pejantan metrosexual ya... heheheheh suka dandan maksudku. biar memikat betina nyaa

Agung Aritanto mengatakan...

saya mengerti rupanya kadang kala kita dikecohkan penampilan luar sehingga tak tau manfaat untuk kedepannya

ellysuryani mengatakan...

Ternyata Raditya lebih bijak ya memilih merak. Wahai para burung Merak jantan (Rendra kali), bahkan untuk mnegepakkan sayap saja kalian tergantung para merak betina. Hehe, itulah gunanya mengepakkan sayap indah, untuk merayu si betnia.

richo mengatakan...

wah pake acara kebalik sagala tulisannya ...... cerita yang keren bro.....

Unknown mengatakan...

he he he puyeng bacanya nih.

NURA mengatakan...

salam sobat
walah perlu dibalik nich laptopnya mas,,biar ngga miring2 bacanya,,tetap ngga kebaca apa sih tulisan suratnya Radit mas?

Unknown mengatakan...

Makasih ya untuk kartunya..izin lia pajang ya

Anazkia mengatakan...

weh, saya ampe terbalikan laptop :D hehehehe

Btw, Insya Allah, saya menulis tidak akan menghujat sesiapa. hanya saja, kemarin ada sedikit salah paham dengan sahabat terdekat. Mungkin ia merasa tersinggung dengan tulisan2 saya aja. Emang sih, kadang dia yang jadi inspirasinya. Jadi, aku juga tidak suka menghujat sesiapa :)

Makasih, masih mau menjalin persahabatan :)

Fei mengatakan...

Ampe nungging2 bacanya ^•^

Dek Yusron mengatakan...

artikel sobat keren banget sangat berguna lagi... please komen balik ya... di:
Kegiatan Sholat Dhuha Di Sekolah Ku

kalau berkenan sekalian di follow blognya

catatan kecilku mengatakan...

Kalau tahu mas Aan dg sukarela 'menulis ulang' pesan sang raja, aku tak perlu jungkir balik membacanya hehehe..

the others mengatakan...

Ceritanya bagus mas..., akhirnya ketemu juga pesan moral yg disampaikan dalam cerita itu.
^_^

bintang mengatakan...

jiaaaaa ini gimana mbacanyaaaa

hanya penulislah yang mengetahuinya. hihihi

meraknya cakep yah

UMS EDUKASI RSBI mengatakan...

Merakknya indah dan punya amanah...

Dimas mengatakan...

waaa, itu gambarnya baru dipasang y?? perasaan kemaren2 ga ada..

Ajeng mengatakan...

Sempat bingung, tapi terjawab juga. Nice.. 'Pesan'nya sampai juga..

richo mengatakan...

Wah masa kecil dulu nih, suka nyabutin bulu merak

Kodoy|Net|Blog mengatakan...

hahaha,,..... bagus juga ceritanya....

Nyun's mengatakan...

blom nulis lagi ya :D

Thariq mengatakan...

hahaha..ni miring2 juga mbacanya...hahaha..jadi radit dan raditya tu sodara kembar..hahaha..gak nyambung...

Unknown mengatakan...

bawakn cincau hijau selusin gelas. hehhee