Kamis, 29 April 2010

Batas itu milik siapa ?

Ada dua bidang tanah yang dibatasi oleh pagar. Warga di masing-masing bidang tanah tersebut nggak akur. Mereka betul-betul tidak mau tanah mereka dirampas oleh warga sebelah, sejengkal pun. Untung ada pagar pembatas, berupa tembok setinggi dada.
Rasa memiliki tanah yang berlebihan membuat warga selalu curiga bahwa warga sebelah akan mencuri tanah mereka. Ketika aku berada di warga X, aku tanya sampai di mana tanah mereka. Maka aku diantar sampai ke dinding, dan sambil memegang dinding pagar, mereka bilang, “Ini tanah kami.” Begitu pula sebaliknya, ketika aku di warga sebelah yaitu di Y, mereka mengantar sampai di dinding, dan sambil memegang dinding pagar, warga Y bilang, “Ini tanah kami.”

Trus pagarnya milik siapa?

Kalau pagar itu adalah sungai kering yang kaya akan pasir, warga akan kembali berebut menambang pasir di situ. Akhirnya kembali ribut menentukan batasnya. Pasir yang menjadi pembatas, sekarang berusaha di mencari batas di situ. Mungkin maunya pasirnya dihitung dulu, bahkan sebutir pun dihitung, lalu dibagi dua. Seandainya pasirnya sudah berhasil disisihkan, apa yang menjadi batas ? Warga sudah puas, kedua belah pihak sudah dapat bagiannya. Tiba-tiba di tanah tempat pasir itu tersibak jadi dua bagian, tersembullah sebongkah besar berlian. Warga kembali ribut, berebut menentukan batas, mana berlian yang menjadi milik X, mana milik Y.

Seandainya bidang tanah itu adalah telur dadar yang sudah terbelah dua, dan diberikan masing-masing kepada X dan Y, maka terpisah sejauh apa pun ya tidak akan ribut lagi. Batas dalam arti yang sebenarnya adalah kekosongan, dan itu bukan milik X maupun Y.

Ini fiksi semua kok..hehehe.

17 komentar:

non inge mengatakan...

memperebutkan itu krn merasa itu haknya atau krn ada keuntungan yg nanti akan didapatkan??
tp dng berebut sendiri kan g ada untungnya yah -.-a

Annur Shah mengatakan...

hmm sedang rebutan yah??

btas ITu milik KU ajA WES BEN RA REBUTAN HEHEHE

None mengatakan...

heheh.. mana ada berlian berserakan kalo ngga' fiksi, haha, batas itu milikku
:D *ngaso haha

Unknown mengatakan...

pinter juga nih nulis fiksinya.

fanny dan fanda mengatakan...

mestinya dibuatin sertifikatnya tuh biar gak ribut

Unknown mengatakan...

mata hati sudah rabun....


setuju sama mbak fanny dan fanda...

catatan kecilku mengatakan...

Oalah..., kok yg diributkan dan diperebutkan gak habis2 to Mas..? hehehe

the others mengatakan...

Kekosongan itu menurutku milik semua orang... hehehe

abiy mengatakan...

bicara masalah batas ya??? saya teringat tentang hadits Nabi tentang batasan-batasan,:"......setiap Raja memiliki batasan-batasan, dan batasan Allah adalah apa yang diharamkanNya"... dst.

cari teman ngeblog mas,,,salam kenal ya

abiy mengatakan...

eh.eh ada yang ketinggalan.... aku melu pean mas..

Anonim mengatakan...

Wah yg namanya rebutan batas itu akan berdampak pd sepanjang hidup kita, tdk nyaman, tdk tentram dsb...

Pemuda Internet mengatakan...

kunjungan pertama nih
visit back ya

ceritatugu mengatakan...

menghitung pasir, susah ngga ya

Ninda Rahadi mengatakan...

entah kenapa jadi inget matematika jaman SD EHEHE

Moh. Kholil Aziz SN mengatakan...

kayak milik Tuhan deh.... :)

vany mengatakan...

oh, jd terakhirnya rebutan berlian ya, mas?
hehehhe
endingnya gmn nih? :D

Elsa mengatakan...

batas adalah kekosongan?
bisa jadi...

mungkin karena kosong itu ya, banyak orang "melampaui" batas