Minggu, 28 Februari 2010

Satu yang terlewat

Ibu guru mengajak murid-murid belajar di luar kelas. Semua menikmati pemandangan alam di desa, dan sampailah mereka di lapangan rumput yang hijau, milik pak Desa (begitulah Kepala Desa disebut). Di pojok lapangan ada rumah mungil, rumah pak Desa sedangkan agak jauh di sebelah kirinya ada kandang bebek. Rupanya bebeknya belum dikeluarkan dari kandang, jadi suaranya riuh rendah.

Ibu guru memberi tugas lapangan kepada murid-muridnya, dan ketua kelas nanti diminta melapor.
Ibu guru : “Nah, anak-anak, sekarang Ibu memberi tugas. Berapakah jumlah bebek di kandang itu? " tanya Ibu guru sambil menunjuk kandang bebek tanpa atap itu. "Satu per satu harus melaporkan jawabannya kepada ketua kelas, supaya dicatat. Lalu ketua kelas membawa catatannya ke Ibu. Ingat ya, tidak boleh mencontek jawaban temannya, harus yakin dengan jawaban sendiri. Baiklah, bisa dimulai sekarang.”

Anak-anak pun berhamburan menuju kandang bebek, dan mulai menghitung sendiri-sendiri, tak kalah ributnya dengan bebek dalam kandang. Ketua kelas mengawasi tiap-tiap anak, dan menunggu satu per satu melaporkan jawabannya. Tapi dia sejak tadi tidak melihat Andri ikut berkerumun di situ, malah menghilang. Wah, Andri nih! Agak jengkel juga ketua kelas melihat ada murid yang nggak mau berkerumun di kandang. Dimana gerangan dia? Dia menoleh ke kanan ke kiri, mencari-cari. Tak lama Andri muncul dari kebun di balik rumah pak Desa, dan berlari-lari ke arah ketua kelas. Ketua kelas sudah terlanjur kesal, dia langsung bilang.

Ketua kelas : “Ndri, mengapa kamu tidak mengerjakan tugas Ibu guru? Malah main-main. Lihat saja, Ibu guru pasti marah ntar sama kamu” katanya sambil mencoret nama Andri dari daftar. Andri memperlambat langkahnya, dan nggak jadi ngomong ke ketua kelas. Dengan pelan dia pun kembali ke tempat Ibu guru, di mana hampir semua murid sudah berkumpul.

Sesudah semua melapor ke ketua kelas, semua murid kembali duduk di tempat Ibu guru menunggu, membentuk lingkaran. Ketua kelas menyerahkan laporannya, dan ibu guru membacanya. Jawabannya bermacam-macam. Yah, memang susah menghitung bebek dalam kandang, apalagi bebeknya bingung dan berlari-lari dalam kandang karena dikelilingin banyak orang.
Ada yang menjawab 32, 47, 63, 25, dan lain-lain. Nggak tau lagi mana jawaban yang benar. Murid-murid juga ribut sendiri dan jadi ragu-ragu waktu saling menceritakan pengalaman masing-masing menghitung bebek.

Ibu guru yang bijaksana melihat nama Andri dicoret, lalu dengan lembut bertanya pada Andri.
Ibu guru : “Andri, apakah kamu sudah mengerjakan tugas yang Ibu berikan?”
Andri : “Sudah, Bu. Tadi saya ke rumah pak Desa. Saya ketok pintu nggak ada orang, lalu saya ke kebun di belakang. Ternyata pak Desa lagi mencangkul di situ. Lalu saya bilang ke pak Desa tentang tugas belajar dari Ibu, dan menanyakan jumlah bebeknya. Pak Desa menjawab, semua ada 56, yang besar-besar ada 40 sedangkan yang masih kecil ada 16. Saya ke pak Desa karena Ibu tidak menyuruh ke kandang untuk menghitung, tapi Ibu hanya menanyakan berapa jumlah bebek di situ.”

“Hm..” Ibu guru tersenyum dan mengangguk-angguk, “Lalu kenapa tidak kamu jelaskan hal itu ke ketua kelas?”
“Karena ketua kelas melewatkan 1 pertanyaan…” Andri menjawab dengan pelan.
“Maksudnya ?” Ibu guru sudah memahami dari awal dan ingin Andri yang menjelaskankannya karena Andri yang mengalami kesalahpahaman ini.
“Ibu memberi tugas. Jadi pertanyaan pertama adalah, apakah saya sudah mengerjakan tugas. Jika belum, barulah pertanyaan kedua, mengapa saya tidak mengerjakan tugas. Jika jawabannya sudah, berarti pertanyaan kedua ini tidak diperlukan. Tetapi tadi ketua kelas langsung pada pertanyaan kedua, jadi bagaimana saya bisa menjawabnya karena sebetulnya pertanyaan itu tidak perlu ada ?”
Semua menjadi paham dengan permasalahannya, dan ketua kelas maju menyalami Andri.
“Maafkan aku ya Ndri, aku yang salah, sekarang aku paham.”
“Tidak apa-apa”, Andri tertawa senang karena semua sudah selesai.

Weleh…weleh..Andri ni kok pemikirannya bisa seperti itu sh, seperti bukan anak kecil. Umur berapa sih? He..he..heh namanya juga dongeng, sekedar bacaan ringan di waktu senggang..:D

Sabtu, 27 Februari 2010

Menemaniku

Deburan ombak saling berkejaran menyapa karang
Melonjak melompat menemaniku sesaat
tuk kemudian kembali pulang
Berjalan beriringan melambai pelan
Menuju cakrawala

Kamis, 25 Februari 2010

Tingkatan respon

Ibu guru masuk kelas, membawa printer, untuk pengenalan pelajaran komputer, meletakkannya di meja guru, kemudian menuju papan tulis untuk menuliskan nama perangkat itu. Untuk memancing respon murid-murid, ibu guru bertanya.

Ibu guru : “Nah, anak-anak. Tahu, apa itu?”

Sebagian besar murid : “Tahuuu ..!”
Beberapa murid : “Apa itu?”
Seorang murid : “Apa?”

Dan ibu guru menjelaskan kepada murid yang tidak tahu, dengan sabar, tidak marah-marah, walaupun jumlahnya sedikit, lebih banyak murid yang tahu.
Hm, tidak gampang ya jadi guru itu?
************************************************
Dapat Award, Bikin Award

Beberapa hari lalu aku dapat award dari yaitu dari :
sobatku mb Reni, ini dia


Trus dari sobatku satunya, aisyah muna , ini dia

Makasih sekali, seneng dapat award dari sobat sekalian
Dan seandainya ada sobat yang berminat, boleh lho, silakan.. :)

Ohya, di comment kemarin, ada sobat yang minta dibikinkan award tentang Beautiful Friendship, mau dibagikan katanya. Ni aku buatkan, yah oleh karena segala keterbatasan, hanya seperti ini mb. For, REYGHA's mum :

Situs jejaring sosial untuk permusuhan ?

Masih hangat di telinga kita berita seorang pelajar yang menghina SMA Negeri melalui situs jejaring sosial. Apakah betul, situs jejaring sosial dibangun untuk mencari permusuhan?

Tulisan ini sekedar renungan, sesudah membaca berita di atas. Berbicara tentang permusuhan, itu bukan hal yang sederhana. Mudah berkembang kemana-mana dan makin kompleks.

Yang pertama, apakah tahu “apa” yang dimusuhi. Jika A, jangan B. Jika mau menembak rusa, harus tahu rusa itu seperti apa, jangan sampai sapi yang lagi lewat jadi sasaran. Ini bukan permusuhan yang jelas, tetapi mencari permusuhan baru.

Memaksakan pendapatnya. Berbeda pendapat itu biasa. Ada yang berkata Ya tentang A, ada juga yang berkata Tidak tentang A. Tetapi permusuhan tidak mau itu, jadi, orang lain harus sama dengan pendapatnya. Memaksa orang berkata “Ya” tentang A, padahal orang itu mau berkata “Tidak” tentang A. Jika masalahnya adalah “Ya vs Tidak tentang rusa”, maka jangan melibatkan sapi, karena “Ya vs Tidak tentang sapi” adalah masalah tersendiri. Apalagi jika Ya tentang rusa, kemudian juga memusuhi Tidak tentang sapi. Ini sudah campur aduk. Bukan permusuhan sudah tidak jelas lagi, tetapi sudah keruh. Mungkin lebih sering terjadi. Kasihan orang-orang yang berkata tentang sapi, tidak ada hubungan dengan rusa, tetapi tiba-tiba dimusuhi.

Siap menanggung resiko atas perbuatannya. Sudah tahu tentang A, memaksakan pendapatnya tentang A, dan siap menanggung risikonya. Jika tahu mana rusa, mana sapi, lalu menyadari bahwa orang bisa berbeda pendapat tentang rusa, ada yang Ya, ada yang Tidak, lalu tetap memaksa orang lain untuk berkata Ya, tetapi tidak siap menanggung resiko atas perbuatannya, jangan membuat permusuhan. Orang yang sudah dipaksa akan makin menderita melihat sikap seperti itu. Demikian juga jangan melibatkan orang yang berkata tentang sapi, karena itu menyusahkan orang yang seharusnya tidak terlibat masalah. Yang paling parah, membuat permusuhan tentang rusa, tetapi tidak tahu apa itu rusa. Yang seperti ini, semua orang jadi terlibat, tidak peduli Ya-Tidak tentang rusa ataupun Ya-Tidak tentang sapi. Menyusahkan semua orang.

Jangan memanfaatkan situs jejaring sosial untuk permusuhan. Blog ini tidak menerima permusuhan.

Rabu, 24 Februari 2010

berkawan malam

begitulah terang...
larik cahaya bintang-bintang saling berlari ceria
berkejaran sinari malam...bernyanyi dan menari
ajak ku untuk tersenyum dan tertawa
menjalani segala syukur karunia

Selasa, 23 Februari 2010

Permintaan sahabat

Buat sobatku, Reygha's mum , untuk permintaan yang kemarin tu, ini udah kubuatkan..



Oya, buat mas buwel boleh mas kalau berminat. Dan juga sobat-sobat semua, kalau ada yang berminat, silakan ambil juga. Kalau ucapannya selamatnya sh sudah kemarin-kemarin ya..:)
Yah, semoga sobat sekalian senantiasa mendapatkan kebaikan sepanjang perjalanan.

Senin, 22 Februari 2010

7 hal tentangku

Dapat tag dari mb Fanda, yaitu diminta menyebutkan 7 hal tentang diriku. Kenapa 7 ya, bukan 1… atau 9 …. ada apa ya dengan 7…Ahh kok malah mikir yang lain-lain, sementara, ini kan diminta, jadi tinggal nyebutin..:) Yah, kucoba sebisaku…

Suka warna biru

Kaos, kemeja, jeans warna biru. Beberapa kali pakai kemeja biru ke toko buku, dikira petugas toko oleh sesama pengunjung..:D Dulu aku suka warna biru, lalu bertambah, juga menyukai warna hijau. Mungkin bisa tambah lagi di lain waktu..

Ikut koor

Ini merupakan gabungan dari berbagai bagian, dan keikutsertaanku di sini mungkin lebih sebagai wujud partisipasi bagian, dalam aktivitas institusi. Yah, kalau dirunut-runut suaraku masuk bariton, jadi nggak pernah masuk di kelompok suara manapun dalam setiap lagu yang pernah dimainkan. Semua lagu hanya ada sopran, alto, tenor, bas. Tapi tetap diambil sisi senangnya.

Sepatuku

Nggak pernah ganti. Maksudnya kalau beli ya dari dulu yang seperti itu. Hitam, tebal, pengin yang awet. Dari SMA sering jalan kaki. Jadi maunya di jalan berbatu, padang rumput (dulu pernah cukup lama tiap hari melewati padang rumput) tetap kuat. Sayang, sepatu yang di atas itu sudah dicuri. Tanggal 18 Agustus kemarin. Yah, mungkin dia lebih butuh. Lagipula nyurinya bukan tanggal 16 Agustus, jadi masih sempat dipakai dulu untuk upacara. Coba kalau nyurinya pas tanggal 16, kan susah, sudah pakai seragam tetapi tidak pakai sepatu.

Suka main gitar

Tidak pandai memainkan gitar, sekedar bisa menemaniku jika ingin nyanyi. Nyanyi pun sekedar ingin mencurahkan perasaan untuk aku sendiri. Oleh karena itu kord yang kupakai bisa asal, lari kemana semaunya. Kebanyakan memang sesuai dengan lagunya, tetapi memang kadang-kadang lari ke jalan lain. Yah, namanya juga hanya ingin menghibur diri-sendiri.
Yang di atas itu sudah jaman kapan ya…sekarang agak susah pegang gitar..ada yang harus dilakukan. Semoga tetap masih ada waktu.

Susah merapikan kamar

Aku tau tidak semua cowok kamarnya berantakan, tidak rapi, jadi ini untuk aku saja. Ada waktu aku merapikan kamar, tetapi yang terjadi berikutnya, berantakan lagi..:) Buku, pakaian, berhamburan di kamar. Misal pakaian, kadang rasanya lebih mudah diambil jika ada di kursi tidak perlu dicari di lemari..heheh. Yah, pasti ada waktu untuk pengin segala sesuatunya rapi.

Tidak tahan kehujanan terus-menerus

Waktu SMA aku menghitung, kehujanan terus-menerus 4-5 kali baru sakit. Sekarang kehujanan 1 kali sudah sakit. Aku yakin ini lebih pada banyaknya beban pikiran, apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan. Jika pas jalan malam-malam, cukup banyak kulihat bapak-bapak yang tidur di kursi, di bahkan ada yang di lantai, tanpa selimut, tanpa bantal sementara ini lagi musim hujan. Dan tidak sakit. Memang tekad dan keyakinan dapat mendukung kuatnya tubuh terhadap tekanan fisik. Di atas tu waktu di Gunungsitoli, pas ada waktu senggang diajak ke desa untuk mencari batu yang bisa diasah untuk cincin. Kehujanan. Mampir di satu keluarga di situ, kenalannya yang ngajak.

Suka bikin-bikin

Suka Adobe Photoshop, terutama yang CS3 Extended. Kemarin waktu tahun baru bikin yang di atas tu. Maunya sih dapat waktu cukup luang untuk juga yang lain seperti CorelDraw, terutama yang versi 12 saja, ringan. Pengin juga liat 3DS Max, wah, rasanya nggak cukup waktu. Sudahlah, semua ada waktu dan bagiannya sendiri. Mungkin suatu saat nanti.

Selanjutnya, diharapkan tag ini diteruskan kepada 10 sobat, so inilah dia
a-chen Blog
Aditya's Blogsphere
Belajar Dan Berukhuwah
berita untuk negri
BINTANG UTARA
Cerita Tugu
Deestination
ini coretanku
A CoLoR Of My LiFe
Think and Share
Yellow Life

Minggu, 21 Februari 2010

Tiga Perbedaan Besar

Tau – Tidak Tau
Ada gak yang belum pernah ke puskesmas? Yah, walaupun berbeda-beda, tetapi secara umum, gedungnya sederhana, dalam arti gak terlalu luas. Biasanya bagian depan, loket pendaftaran, ruang periksa, dan ruang obat. Laboratorium di belakang. Dari jauh pun sudah kelihatan jelas, ruangan-ruangan tersebut.
Tetapi coba di rumah sakit besar. Jangankan untuk ke bagian poli, ke loket pendaftaran pun harus tanya sini-situ. Sesudah di loket pendafataran mau ke poli penyakit kulit misalnya, harus tanya lagi. Lanjut lebih ke dalam, bagian bangsal. Sudah gedungnya bertingkat, banyak lagi. Lantai berapa sudah bener, tapi kalau salah gedung? Ada juga yang sudah berputar-putar, akhirnya bertanya lewat mana kalau mau keluar dari rumah sakit, padahal ternyata jalan raya hanya 20 m di sisi kiri.
Memang ada sh petunjuk2 di beberapa lorong. Tetapi kenyataannya lebih banyak pengunjung rumah sakit bertanya kepada siapa saja asal berbaju putih atau memakai seragam rumah sakit. Entah petunjuknya yang kurang, atau pengunjung merasa lebih mantap “potong kompas”, bertanya. Tetapi yang jelas semakin banyak lorong, semakin susah mencari tempat yang tepat untuk memasang petunjuk ruangan.
Ada rombongan ibu yang akan mengunjungi rekan yang mondok. Pintu bangsal sudah lama dibuka karena memang pas jam berkunjung. Mengumpulkan anggota rombongan butuh waktu lama. Ternyata tidak ada yang tau di mana bangsal D2. Sesudah jalan berputar-putar, akhirnya ketemu juga. Tetapi waktu berkunjung sudah sangat sempit, tidak semua sempat kamar pasien. Dari sisi pengunjung, tentu kecewa. Coba tau lokasinya.
Kasus lain, ada kan acara TV yang di dalamnya peserta duduk di “kursi panas” menjawab pertanyaan, jika benar dapat uang. Waktu itu ada seorang peserta yang sudah menjawab benar terus untuk tiap2 pertanyaan, sampai uang mencapai 500 juta rupiah. Tinggal 1 pertanyaan puncak, jika menjawab benar, dapat 1 M. Karena tidak tau jawabannya, pertanyaan dilepas. Coba seandainya tau jawabannya, enak, tinggal ngomong. Memang, mudah sekali kalau tau. Cuma, proses untuk menjadi tau ini yang susah. Butuh usaha.

Bisa – Tidak Bisa
Gitar. Ringan, mudah ditenteng, namun demikian dapat memperbaiki suasana hati. Cowok boleh berbesar hati karena gak sedikit cewek yang seneng ndengerin lagu diiringi gitar. Sering juga ikut nyanyi. Suasana jadi lebih akrab.
Seandainya nh, suka sama seseorang. Nanya sana-sini kesukaan cewek itu.. Akhirnya tau bahwa cewek itu suka nyanyi, suka ndengerin orang nyanyi juga. Trus pengin menyenangkan hati si cewek. Waktu pedekate, datang ke rumah si cewek, kebetulan pas di situ ada gitar nganggur. Modal tampang, gak bikin kecil hati. Modal suara, pede aja, bagus. Tapi gak bisa main gitar. Nah !? Dengan sangat terpaksa, keinginan yang sudah di ubun2, terpendam dalam2. Masa mau nyanyi tanpa iringan di depan cewek itu? Tapi, seandainya bisa main gitar, bulan bintang pun akan datang mendekat kali, meramaikan suasana. Dan kalau memang bisa, apa susahnya? Sangat mudah. Tapi untuk mencapai bisa ini yang butuh usaha.

Punya – Tidak Punya
Waktu tugas di Gunungsitoli, gak seperti sekarang, waktu itu susah mau cari warnet. Padahal cuma mau download 1 email aja. File-nya juga bukan multimedia, tapi teks, ringan kan? Keinginan yang sederhana. Sesudah melaju sekian kilo, dapatlah 1 warnet. Pakai dial-up. Ribet banget aturan di warnet tersebut. Komputer warnet gak boleh dicolokin USB Flashdisk. Disket, CD gak boleh masuk. Jadi harus langsung dicetak di situ. Nhah.. printer warnet rusak.! Tapi, mank ada pilihan lain? Jadilah kita sewa. Lambatnya minta ampun. Mau buka homepage nya aja gak mampu. Putus di tengah jalan. Mulai lagi dari awal. Putus lagi. Gitu terus. Nyampai 1 jam, gak bisa buka 1 halaman pun. Ya sudah. Cabut. Ee, sampai hampir lupa, langsung keluar warnet, gak bayar. Rp 12.000,- Kan bisa akses maupun tidak, tetap bayar kan.
Sampai di mess, ada rekan di sana yang punya akses internet. Jadi, di dekat mess ada hotspot, gak cuma 1 malah, tapi 3. Tau kecepatannya..? Wusss…wusss! Mau download file apa? Berapa mega? Musik? Video? Yaah, kalau Cuma file teks sh gak masuk itungan.
Tapi kita kan gak punya akses?

Sabtu, 20 Februari 2010

Nyanyian

Malam
Ujung jalan yang lengang
Sinar lampu jalanan yang temaram
Angin kering yang menyapu guguran dedaunan
Bulan yang mulai beranjak pulang
Turun tenggelam menembus batas
Menyisakan semburat sinar kehampaan

Berdiri jauh memandang
Terdiam tanpa suara
Tak kuasa menahan syair nyanyian terucap dalam dada
“Sepanjang hidupku hanya ingin bersamamu…di setiap waktu..di setiap waktu..”



==================================================

buat comment no 2&6 di bawah :
Sepanjang hidupku

Dengan dirimu kini ku bahagia
Tak henti kau berbagi canda tawa
Hilangkan gairah lelah hatiku
Hadirmu mengubah arti hidupku


Jadilah aku tawanan cintamu
Kuserahkan seluruhnya untukmu
Kupenuhi semua yang kau inginkan
Tiada yang penting selain dirimu

Sepanjang hidupku hanya ingin bersamamu
Di setiap waktu
Di setiap waktu
Sepanjang hidupku tak kurelakan dirimu
Tuk tinggalkan aku
Tuk tinggalkan aku

Sejuk kasihmu sampai ketulangku
Hingga detak jantungku kan berhenti
Senyum manismu sinari hatiku
Tulus setia cintaku hanya untukmu

by Pilot

Hape-ku sayang

"Duh, senangnya dapat hape baru, lengkap dengan tempat hape-nya lagi", Andi senyum-senyum sendiri. Hape-nya bagus. Tempat hape-nya cantik, berbentuk kursi panjang putih keperakan. Sebentar-sebentar ditaruh di tempatnya, dilihatnya lama-lama..lalu diambil lagi..diletakkan lagi..begitu berulang-ulang seolah tidak puas-puas memandangi hape di tempatnya. Hape di tempatnya tampak seperti patung orang yang lagi duduk santai.

"Ah, istriku memang baik banget. Emm..apa ya kira-kira yang bisa kulakukan untuk istriku....Oh iya! Kaset aja. Istriku kan suka ndengerin musik. Kebetulan ada satu lagu yang lagi nge-trend nh. Lagunya enak, syairnya juga pas kayaknya. Waduh, judulnya apa ya..lupa aku. Ha! Sms temenku aja, nanya.."

Andi pun nulis sms ke temennya.
"weyy rian, lagunya wali yg baru, apa tu? mw beli ksetny utk istriku nh."

"baik-baik sayang", sms balasan dah masuk inbox. Oh, iya! Betul. Andi pun kembali meletakkan hape barunya dengan hati-hati kembali ke tempatnya, lalu bergegas ke depan, mau beli kasetnya. Kebetulan toko kaset cuma di depan rumah, tinggal menyeberang.

Plettaaaaakkkkzzz..!!!
Bunyi hape baru dibanting sama istrinya...

Jumat, 19 Februari 2010

Buku yang kubaca

Weeww…! Rupanya aku nggak ngasih tau ke berita untuk negeri kalau aku nggak punya banyak buku. Lhoh..fhefhaangnya szudah ngasih tafuw ke siafhaa aja kalau nggak fhuunya fhaanyak fhuuku? Kok kami nggak denger? Trusszz, fhefhangnya kalau nggak fhuunya fhaanyak, terus nggak dapat tag…:D

Aku senyum-senyum sendiri membayangkan, seandainya…sobat-sobat lagi kumpul-kumpul di api unggun, bakar-bakar ayam, lalu makan bersama, lalu spontan menyahut begitu dengan mulut yang masih penuh dengan nasi, sambil membalikkan badannya ke arahku dan tangan masih memegang ayam paanggang siap dilemparkan ke arahku untuk menjawab celetukanku itu…hahaha. Aku membayangkan, tag itu berupa undian untuk ngisi acara sesudah makan malam di situ. Dan undian itu jatuh kepadaku. Jadi ceritanya kita ngadain acara kemah bersama di pegunungan. Masing-masing bawa ayam untuk makan malam. Sialnya…ayamku lepas di tengah perjalanan naik gunung. Sudah kukejar-kejar rupanya tetap kalah cepat dengan larinya si ayam itu..Weh, sudah! Kok berandai-andai..hahaha. Oke Bro, kucoba semampuku :)

Buku-buku yang di lemariku lebih merupakan buku yang ‘harus’ aku punya, padahal penginnya banyak :)

1.Inferensi Kausal
Editor Kenneth J. Rothman, diterbitkan oleh Yayasan Essentia Medica bekerja sama dengan penerbit ANDI. Diterjemahkan oleh Dr. Rossi Sanusi, PhD. Buku setebal 228 halaman ini adalah buku yang memang pengin aku beli. Buku ini mengungkapkan bagaimana ilmu pengetahuan empirik maju dan berkembang. Berbeda dengan pengetahuan lengkap-diri seperti matematika yang bertambah melalui suatu himpunan prinsip-prinsip yang dinamakan logika deduktif yang merupakan himpunan peraturan-peraturan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan yang benar berdasarkan premis-premis yang benar, maka pengetahuan empirik tampaknya bertambah melalui metode yang berbeda. Ni ku tulis sambil melihat bukunya, karena menyangkut poin yang penting.
Di luar ilmu-ilmu fisika, banyak pengetahuan ilmiah terdiri atas sekumpulan pernyataan kausal, yang dengan pernyataan-pernyataan itulah pengetahuan ilmiah tersebut bertambah. Validitas proses inferensi yang melahirkan pernyataan baru untuk menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah yang sudah ada memang sudah sejak jaman dahulu kala menjadi perbebatan. Dalam menginferensi, harus diingat post hoc ergo propter hoc, “setelah ini dengan demikian disebabkan ini”. Walaupun ayam jantan berkokok sebelum matahari terbit, adalah keliru menginferensi ayam jantan yang menyebabkan matahari terbit. Diulang 1000 kali pun tetap keliru. Oleh karena itu pengulangan tidak menambah pengetahuan, demikian yang disampaikan oleh ahli-ahli dari kalangan falsifikasionist. Namun demikian ahli-ahli dari kalangan induktivist percaya bahwa pernyataan-pernyataan berguna bisa ditarik dari pengamatan yang berulang-ulang (istilah falsifikasionist, induktivist kuambil dari buku ini).
Terjadi perdebatan mengenai bagaimana pengetahuan ilmiah bertambah, tetap terjadi sampai jaman sekarang, bahkan bisa sangat tajam. Dan itu yang terjadi dalam satu simposium tentang inferensi kausal, suatu topik yang walaupun dari sekian pembicara, hanya 1 yang dari departemen filsafat (University of North Carolina) namun topik simposium ini adalah murni filsafat. Perdebatan antara induvitist dan falsifikasionist sangat tajam, dan beberapa sejawat dari editor berpendapat bahwa simposium ini memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang begitu penting bagi para ilmuwan, sehingga makalah tentang inferensi kausal oleh para pembicara, kritikan terhadap makalah oleh para ahli, dan tanggapan balik pembicara atas kritikan tersebut disusun menjadi buku ini.
Buku ini sampai sekarang masih sering kubaca-baca, bacanya lompat-lompat, sekenanya. Kubaca ulang-ulang karena tidak jarang ada pemikiran di situ yang walaupun dikritik secara tajam, menurutku belum tentu salah. Dan sebaliknya ada pemikiran yang didukung, tapi aku susah memahaminya..sampai mengantuk :).

2.Molecular Biology of The Cell
Ini buku yang “harus” kupunya. Oleh Bruce Alberts et al., edisi keempat, penerbit Garland Science. Yang ini tebal deh, kalau susah untuk disebut sangat tebal, 1463 halaman. Berat, jadi males bawanya. Dijamin tidak baik untuk kesehatan badan kalau dipukulkan di kepala. Bab I (Introduction to the Cell) sampai Bab 25 (Pathogen, infcction, and innate imunity). Di sini bisa mbaca tentang sel, DNA, bagaimana replikasi, reparasinya, ekpresi gen, kultur, kloning…nggak lah kalau kubaca dari huruf pertama sampai terakhir. Kucomot-comot aja, mana yang kira-kira lagi nyangkut di kepala, dan memang “harus” dibaca. Tapi yang cukup banyak kubaca ulang, cukup kusuka di bagian sistem imun, terutama tentang limfosit B dan T. Mengikuti “kisah”-nya, nggak habis-habis. Apalagi terus-menerus berkembang. Kecilnya kita manusia, nggak tau apa-apa.

3.TIETZ textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics
Ini juga buku yang “harus” kupunya. Oleh Carl A. Burtis et al., edisi keempat, penerbit Elsevier Saunders. Dulu kupikir buku no. 2 itu yang paling tebal yang kumiliki, eeh ini ternyata lebih lagi. Sampai ke Section VII. Appendix, 2318 halaman. Ni bener-bener nggak usah dilempar deh, cukup dijatuhkan aja ke kepala. Isinya macam-macam sh, termasuk prinsip-prinsip penggandaan DNA, prinsip pengukuran analit misal dengan chromatography, spectrometry, immunoassay, tumor marker. Yang ini juga sama, comot aja yang perlu dibaca. Tapi yang sering kubaca ulang tu tentang spectrophotometry. Menurutku buku yang tidak tebal pun tetap bisa dibaca. Idenya sama, cuma makin tebal karena makin spesifik yang dibahas. Seperti anatomi fisiologi organ-organ tubuh, dibahas di buku ini, lalu secara spesifik dikaitkan dengan parameter pemeriksaan. Weh…nggak lah kalau baca semuanya. Kalau muntah kan pengin minuman hangat. Nah, itu yang susah nyarinya. So, kalau pas presentasi ilmiah, dibaca aja yang terkait.

4.Practical Diagnosis of Hematologic Disorders
Oleh Carl Kjeldsberg et al., edisi kedua. Ini buku yang “harus” juga. Baru-baru ini keluar edisi keempat, malah 2 jilid. Mana ukurannya lagi, lebih besar. Tapi ya gimana lagi, namanya juga “harus” (uhfff..kantongku..dompetku..!!). Kalau yang edisi kedua seperti buku saku tapi lebih besar dikit, tebalnya 774 halaman. Ini yang cukup sering kubaca di bagian leukemia, karena harus bener-bener lihat morfologi sel darah. Kalau pas melihat sel-sel nya, tidak jarang buku ini di samping kita.

5.How to Prepare for the TOEFL
Oleh Pamela J. Sharpe, PhD, edisi ketujuh, penerbit Binarupa Aksara. Kalau ini sh bukan mau persiapan TOEFL, cuma kadang ada yang pengin dibaca. Yang sering kubaca ulang tu Problems with Wishes, Factual Conditionals, Would Rather, Would Rather That, Know and Know How. Tebalnya 306 halaman. Jadi ini buku yang punyanya bukan karena disuruh. Sekedar baca, semaunya aja.

6.Garfield
By Jim Davis, penerbit Nexx Media. Komik nih, aku seneng. Ada 3 buku, Garfield goes to waist, Garfield takes his licks, dan Garfield takes up space. Menurutku tidak semuanya lucu sh, tapi namanya juga seneng komik..hehehe. Dah pokoknya untuk hiburan deh.

Huhhff…huhhff..ini aja yang dah. Ada sh sebenarnya di lemari, tapi harus bongkar-bongkar lagi.

Istirahat ahh..! Hm, sambil istirahat, mau majang award dari dik Shasa, masih SD tapi sudah pandai bikin-bikin award. Tapi kemarin sakit demam. Istirahat yang banyak dik, semoga cepat membaik dan sembuh ya..
Di situ ada 5 award, aku suka yang Forever Friends. Silakan diambil,ini dia …..



Oya, dibilang tag ini supaya diwariskan ke 10 teman. Mula-mula aku nggak gitu berminat..pastilah sobat di sini sudah terlebih dulu dapat daripada aku. Tapi begitu kubaca kelanjutannya, bahwa tag ini tidak berlaku lagi bagi yang sudah pernah dapat, maka semangatlah aku…heheh. Ini dia…

1. Aku anak Indonesia
2. Curhatan iseng
3. Yellow Life
4. Tulisanku, kata hatiku
5. Sang Cerpenis bercerita
6. Nindalicious blog
7. Curhat Fanda
8. Catatan kecilku
9. Simple life
10. Nuranuraniku

Mohon maaf sekali lagi, buku-buku yang kusebut di atas adalah yang "harus" dan smpai sekarang kudu dipegang juga, jadi nggak menarik ya. Ah..kapan ya aku bisa beli buku yang memang aku "pengin"..

Jadi tag ini, diharapkan sobat sekalian membagi/share buku yang pernah dan masih menjadi referensi hingga saat ini. Lalu diharapkan juga tag ini diestafetkan ke 10 yang lain, kalau sudah pernah dapat tidak perlu membuat dua kali.

Kamis, 18 Februari 2010

“K” di pipi


Duit..duitt..duittt..!!

Siapa mau..siapa mau..Mau? Mau?

Grubyakkk…Gubraggg..!!
Dan orang-orang yang mula-mula duduk tenang, atau berdiri tenang, dengan muka tenang pula, sesekali toleh kanan-kiri dengan senyum yang mengembang (bahkan terlalu lebar) ramah kepada setiap orang, dikenal ataupun tidak, walaupun kadang timbul garis-garis kekakuan di wajah karena otot-otot dinaikkan dan terkancing lupa diturunkan, dalam sekejab mata berubah beringas, dengan gerakan secepat kilat melompat, melesat terbang ke arah orang yang melambai-lambaikan amplop tak bertuan, sikut kanan-sikut kiri, sepak depan-sepak belakang, tidak peduli meja, kursi atau orang yang terjungkal atau terbang, semua diterjangnya! Libas habis..!!
Nanti begitu amplop sudah disambar ...cciiiiitttt....!! Kembali tenang seperti semula..:)

Mungkin gitu ya ekstremnya tingkah laku orang korupsi. Tampak tak bersalah, memasang muka innocent, walaupun di dalamnya tersimpan hasrat yang bergejolak, menyala-nyala, kemaruk, dan tak pernah terpuaskan nafsunya untuk menguasai sejuta kenikmatan dunia. Selalu bergetarrr tangan dan jari-jarinya jika mencium bau duit. Mungkin juga gigi-giginya gemeretakk, saling beradu, yang berusaha untuk ditahan-tahan supaya tidak ketahuan orang, yang jika dibiarkan dan tidak ditahan, mulutnya akan menjadi berbusa-busa. Dan ketika bau itu semakin tajam, ketika duit itu benar-benar lewat di depan hidungnya, maka tak terkontrol tangannya terangkat dan jari-jarinya mencabut beberapa lembar, lalu otot-otot tangannya menjadi kaku keras menggenggam lembaran-lembaran itu, seperti tak bisa dibuka lagi, dicongkel sekalipun!

Ini aja kalau duit itu cuma lewat, masih bisa ditahan supaya nafsunya tidak ketahuan. Itu pun menahan dirinya sudah susah-payah, setengah mati. Nah, apalagi kalau itu ditawarkan! Amplopnya dilambai-lambaikan, sambil berteriak duit..duit..siapa mau..siapa mau…whoaah, sudah, tidak bisa dikontrol lagi deh!
Yah, duit, yang seharusnya dicetak untuk kita, kita yang mengendalikan, tapi bagi orang-orang ini duit lah yang mengendalikan mereka. Jangankan melihat masyarakat di sekelilingnya yang kekurangan, melihat orang yang lewat di dekatnya saja seperti melihat duit berjalan. Jangankan mendengar jeritan orang-orang kelaparan, mendengar orang berucap salam saja, yang masuk ke telinga terdengarnya “duit..duit..duit”.

Dengan mental yang sudah sedemikian parah seperti ini, apakah mungkin untuk menyelamatkan aliran uang dari tangan-tangan brutal ini ?? Apakah mungkin, uang selamat sampai di tempatnya, di tangan orang yang memang semestinya menerimanya? Apakah mungkin korupsi ini ditanggulangi ??

Kita lihat mereka-mereka yang telah tertangkap dan masuk penjara…apakah sesudah dimasukkan penjara, angka kejadian korupsi menurun? Tidak ada lagi kejadian korupsi di luar sana, di tempat yang telah mereka tinggalkan, karena mereka telah masuk penjara? Sepintas mungkin demikian. Dan bisa juga memang demikian. Tetapi mari kita coba kemungkinan lain. Seandainya…diibaratkan…itu kue yang sejak lama dinikmati oleh dua orang, lalu yang satu tertangkap dan masuk penjara, maka akhirnya kue yang harusnya jatahnya setengah-setengah itu menjadi utuh. Apakah tidak ada kemungkinan itu? Lhoo…harusnya nggak seperti itu. Dengan adanya satu yang tertangkap, pasti yang satunya jera dan tidak akan korupsi lagi. Haruskah seperti itu? Dua hal. Pertama, ini masalah mental. Bodoh sekali para koruptor ini kalau mereka tidak tau bahwa melakukan korupsi itu salah, dan bisa tertangkap, dan sesudah tertangkap, ada hukumannya. Jadi jika seseorang tertangkap, orang itu sudah tau bahwa itu bisa terjadi. Nah, sudah tau itu salah, sudah tau melakukan itu bisa ditangkap, kok melakukan juga…ya inilah kalau masalah mental. Rasa “kebelet”-nya mengalahkan bayangan risiko masuk penjara. Yang kedua, apakah bener, penjara itu mereka takutkan? Lah, ternyata malah diberitakan di tv, para koruptor ini hidup mewah melebihi penghuni lainnya. Mendapat fasilitasi berbeda untuk tidak mengatakannya istimewa. Pada waktu diberitakan di salah satu tv swasta, di situ ditayangkan kamar yang mewah, televisi, kulkas, meja kantor, disebut penjara berbintang lima. Waktu masih mahasiswa dan mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, beberapa kali kami pernah mendapat fasilitas akomodasi di hotel kelas melati. Satu kamar dihuni rame-rame. Di situ ada tv, tapi bukan LCD. Saluran tv? Belum tentu bisa kita kendalikan. Ada yang salurannya ngikut yang punya hotel. Jadi, bisa saja kita mula-mula nggak suka acara yang lagi berlangsung, tapi karena tidak ada pilihan lain, ya ditonton juga. Dari pada nggak ada? Lama-lama asik juga. Larut ngikutin ceritanya. Ee, tiba-tiba diubah. Jengkelnya, seperti meletup-letup di dalam sini, tapi mau dilampiaskan pada siapa, orang yang punya hotel juga sembunyinya dimana, nggak jelas. Ini kayak kita lagi dipantai, panas-panas, haus-haus, dapat es krim, lalu tiba pada potongan terakhir…plaaassszz !! Kesenggol tangan orang yang lari di depan kita, es krim jatuh ke pasir. Dah, pengin mukulin jidat yang punya hotel dengan sandal kita rame-rame! Uuhhff…kita bayangkan LCD di kamar tahanan itu..besar..jernih..lengkap dengan remote-nya :( Eitzz, bahkan di hotel di tempat kita ada yang tidak pakai tv :( Lalu tentang kamar mandinya, di tempat kami tidak seindah dibandingkan dengan yang disiarkan di situ. Dah, singkatnya yang disiarkan di tv itu penjara, tapi jauh lebih mewah dari hotel. Apa nggak pengin nanti orang-orang yang mau cari penginapan, malah milih penjara? Nah, koruptor dimasukkan…tinggal disitu. Apanya yang akan bikin jera ?? Terlebih lagi, apakah tidak terpikir kemungkinan, justru mereka mengembangkan budaya korupsi di tempat baru mereka? Jadi bukan lagi dapat kue setengah-setengah, tapi malah masing-masing mendapat utuh, karena yang ditangkap malah seperti mendapat lahan baru untuk mengembangkan “ajaran”-nya. Ujung-ujungnya, penjara sekian lama bukan hal yang menakutkan bagi mereka, bukan ancaman…Untuk menggapai angan membuat mereka jera bagaikan menggapai Timur dari Barat.

Jadi, gimana dong solusinya…?

Jika penjara pun belum cukup bagi mereka, maka dengan terpaksa…sangat terpaksa..ditempuh cara yang “kejam” (disebut kejam nggak ya, bukan penyiksaan atau dijemur di bawah pisau guillotine tuh? Artinya ada sesuatu yang baru in addition to hukuman penjara).
Kita lihat gambaran di atas, di awal-awal tadi. Pertama tenang..lalu tiba-tiba beringas..lalu tenang lagi. Yak. Walaupun korupsi, mereka malu disebut koruptor. Inilah kuncinya. Untuk membuat jera. Jadi, hukuman bagi para koruptor, di pipi mereka dibuat tatto huruf “K”. Aku sudah membuat huruf “K” di kertas, lalu kupotong. Pada ukuran tinggi huruf 2 cm dan tebal huruf 0,25 cm hasilnya tidak terlalu besar, tetapi masih dapat dilihat jelas. Cukupan mengisi area pipi. Pengerjaan oleh ahli yang kompeten dan ditunjuk oleh pihak yang berwenang, karena berkaitan dengan ketepatan ukuran dan kedalaman tatto. Warna diisi hitam, bukan merah atau hijau. Hal ini terkait dengan penghapusan tatto nantinya. Penghapusan tatto berhasil baik jika tatto tidak terlalu dalam. Demikian juga warna hitam lebih mudah dihapus dibandingkan dengan warna merah atau hijau. Pengerjaan ini juga oleh yang berkompeten, misalnya tim dokter ahli kulit dan kelamin yang ditunjuk pihak yang berwenang.
Selanjutnya, pada kartu identitas, KTP dan SIM, ada penambahan keterangan khusus. Kita tahu pada KTP dan SIM ada isian untuk “Pekerjaan : …. “ Nah, di bawah pekerjaan dia, ditulis “Koruptor” sehingga dia memiliki dua pekerjaan. Mengapa harus demikian ?

Seperti sudah ditulis di atas, mereka malu disebut koruptor. Oleh karena itu jika seorang koruptor tampil dengan huruf “K” di pipi, ini menjadi pukulan berat. Kemana pun dia pergi, semua mata akan memandangnya, mengetahui bahwa “K” itu singkatan dari “Koruptor”, semua orang jadi tahu siapa dia, apa yang telah dia lakukan, keberingasannya pada duit, dan segala kegilaan yang berusaha dia sembunyikan dibalik ketenangan dan senyum kaku, seolah terbongkar. Mau bicara semanis madu tetaplah kerasa kering-kerontang. Dah, ditelanjangi habis-habisan dalam keseluruhan aktivitas dan hari-harinya. Apalagi kalau informasi tentang “K” di pipi ini rutin disebarluaskan melalui berbagai media, menjadi iklan layanan masyarakat untuk mengangkat moral, bahwa “K” di pipi itu adalah hukuman bagi koruptor, bahwa itu mencerminkan perbuatan yang amat rendah…dsb.
Tidak usah di forum resmi, di kantor, tempat orang-orang yang giat mengikuti news, what’ up, updates, berita-berita terkini, bahkan sekedar jalan kaki pakai sandal dan sarung untuk ke warung pun, atau ikut arisan di kampung, warga sekitar, tetangga sudah mahfum dengan tanda “K” di pipi itu.
Yah, pukulan ini luar biasa. Rasa malu ini luar biasa. Dan memang itulah obat bagi penyakit mental ini. Rasa malu. Dari kehidupan sehari-hari yang berskala kecil, pergaulan dengan tetangga sekitar, sampai aktivitas penting berskala luas sesuai pekerjaannya, yang bahkan mungkin merambah wilayah nasional atau internasional, selalu disertai, didampingi huruf “K” di pipinya.
Bagaimana kalau dia ingin menghapus “K” di pipinya tadi secara diam-diam, tanpa menghadap pihak yang berwenang, tanpa melalui dokter ahli kulit dan kelamin yang sudah ditunjuk secara hukum? Kan mudah, apalagi duit banyak, nggak masalah nyari dokter ahli yang jauh, misalnya di luar negeri yang tidak tau peraturan “K”, lalu berlaku seolah pasien biasa yang pengin dihapus tattonya? Bisa aja.
Untuk mengantisipasi itu lah dibuat keterangan tambahan di KTP dan SIM. Dalam berbagai urusan dia yang melibatkan kartu identitas, selama keterangan “Koruptor” di KTP dan SIM belum dihapus, maka segera diketahui bahwa dia menghapus tatto secara ilegal. Dia harus segera dikembalikan ke pihak yang berwenang, lalu dibuat tatto lagi. Mengenai apakah masa hukuman juga harus dimulai dari awal atau bagaimana, mungkin bisa disusun aturan yang lebih detil. Jadi, selain iklan layanan masyarakat tentang “K” di pipi tadi, juga disiarkan melalui berbagai media tentang pengembalian ke pihak yang berwenang bagi mereka yang KTP dan SIM nya masih berstatus “Koruptor” tetapi di pipinya sudah tidak ada tanda “K”. Tanda di KTP sangat ampuh untuk urusan-urusan di kampung, kelurahan, kecamatan, kotamadya, dan seterusnya. Demikian juga di institusi pendidikan, organisasi swasta, bisnis, dan lembaga lain yang memerlukan KTP dalam pengurusan aktivitasnya. Sedangkan SIM sangat ampuh untuk urusan kepolisian, terutama lalu lintas. Dengan giatnya operasi ketertiban berlalu-lintas, berapa kali nanti dia memperlihatkan SIM nya dalam pemeriksaan. Jadi bagaimana kalau polisi mengenali di SIM-nya ada tambahan khusus “Koruptor” sedangkan pipinya mulus-mulus saja?

Pada akhirnya dengan mekanisme penjagaan ini, tidak ada minat untuk melarikan diri dari statusnya, berusaha melepas tanda “K” tidak melalui prosedur yang benar alias ilegal.

Lalu kapan akan melepasnya ?

Hukuman bagaimana pun tetaplah bertujuan untuk mengembalikan manusia ke jalan yang benar. Ketika penyakit mentalnya telah mendapat terapi yang hebat seperti itu,..…hasrat, keberingasannya, keserakahannya, ketamakannya, kegilaannya ketika melihat dan mendengar kata “duit” tergerus oleh situasi dan kondisi yang terus-menerus menekannya bahwa dia melakukan hal yang tidak benar, dan berada di situ terus bukanlah suatu kenyamanan,….ketika kesombongannya bahwa dia tidak akan pernah terkalahkan dan berkuasa atas kata “jera” itu luruh tergilas oleh deraan rasa malu, ketika dia bertobat, menyesali perbuatannya…itulah saat baginya untuk kembali ke masyarakat, menjadi bagian dari masyarakat lagi, tidak lagi terasing secara mental.
Tentunya peraturan secara detil bisa dirumuskan.
Mekanismenya, dia membuat surat pernyataan penyesalan, kemudian menghadap RT, RW, hingga lurah, tempat pemberian label “Koruptor” pada KTP. Untuk SIM sampai ke kepolisian. Selanjutnya dilakukan upacara adat, dipimpin tetua adat, yang dihadiri oleh pejabat dari pemerintahan dan kepolisian, yang dalam upacara tersebut dia membacakan surat penyesalannya, kemudian penyerahan KTP dan SIM yang telah "dibersihkan" kembali oleh pejabat yang berwenang, diakhiri dengan penyambutan tetua adat, bahwa dia diterima kembali sebagai bagian dari warga. Hak-haknya, kewajibannya, keberadaannya, adalah sama, tidak berbeda sedikit pun dengan warga lain. Ya. Menyatu kembali dengan warga. Untuk selanjutnya penghapusan tatto tinggal masalah teknis.

Mengapa diakhiri oleh penyambutan secara adat? Karena kita bangsa Timur. Bangsa yang berbudaya luhur. Sebenarnyalah kita bangsa yang ramah, penuh perhatian pada sesama kita. Jika ada saudara kita yang sakit, kita juga turut merasakan sakitnya. Jika ada saudara yang tersesat, kita juga akan berusaha bersama-sama menolong dia keluar dari kesesatannya. Sesungguhnya ketika kita memalingkan muka terhadap dia, batin kita teriris dan turut menangis…tak henti-hentinya memanjatkan doa agar masa pengasingannya cepat berakhir…

………………Kita bangsa yang penuh kasih sayang………..

Inilah kita, bangsa Indonesia.

Selasa, 16 Februari 2010

Allah pasti memberi

Bahwa Allah pasti menolong umat yang selalu berpegang kepada-Nya dalam kekalutan hidupnya.

“Sayanggg anak..!! Sayanggg anakk…!! Mari, mari …murah…murah. Pakaian anak, celana panjang, rok, kemeja…mari…mari”, teriakku di tengah debu dan lalu-lalang kaki di depanku. Aku menggelar daganganku di dekat stan kuda putar, di sebelah kiri. Pagarnya kujadikan tempat bersandar punggungku. Kuamati lagi pakaian-pakaian anak daganganku.
Tidak banyak, cukuplah. Semua bukan milikku, bayar belakangan. Satu pakaian tidak bisa untung banyak. Orang-orang yang pandai menawar, atau aku yang tidak bisa jualan? Dua-duanya mungkin. Aku mencoba tersenyum sambil mengipasi keringat di leherku dengan topi bambuku. Rejeki tidak serta merta bisa didapat...

“Ya Allah, berilah kami rejeki..”, gumamku. Allah pasti memberi. Mungkin agak lambat datangnya. Tetapi tidak pernah terlambat.

“Bapak..bapak..! Kudanya jalan…kudanya jalan..!” teriak anak semata wayangku kegirangan sambil menepuk-nepuk bahuku, tanpa beralih pandangannya ke kuda putar.

“Iya”, jawabku sambil tersenyum memandangnya.
Nanti kalau laku, beli beras atau beli obat ya…desahku. Pikiranku kembali melayang ke rumah. Kuatkan dirimu sayang, pasti kita bisa ke rumah sakit…
Akh..Ya Allah, kuatkanlah hamba-Mu ini. Rasanya kering bibir ini.

Kuda putar sudah berhenti, namun dia masih diam mematung, memandang anak sebayanya yang baru turun dari kuda putar bersama ibunya. Mereka berdua membeli kue donat. Kuperhatikan wajah anakku. Mulutnya sedikit menganga, dan tak lama kemudian ada sedikit air liur yang keluar dari samping.
Segera kupeluk dia, kududukkan di pangkuanku.
“Sayanggg anakkk…sayanggg anakkkk..!!” teriakku.

Senin, 15 Februari 2010

Sok

Kisah si Jacky yang suka cari pujian dan sering cepat “melambung” kalau menerima keberhasilan

Whuuaaahhh…!! Bangganya. Senengnya. Whiiyy…merinding sendiri membayangkan tadi siang. Aku diterima kerja!! Jadi petugas serabutan di salah satu sekolah swasta..hehehe.
Kepada siapa lagi aku harus menunjukkan keberhasilanku ini ya? Hmm..kalau cerita ke tetangga, dia guru..wah kalah jauh! Mommy (begitulah dia memanggil. Sok kebarat-baratan-red)? Berkali-kali dia yang nyuruh aku cari kerja, tereak-tereak sambil mengacungkan sapu lidi segala, emank aku ayam..wekkk! Berkali-kali pula jadi saksi cengar-cengirku karena tertolak. Satu kali ini berhasil karena yang punya sekolah teman-nya mommy waktu kecil, teman main gundu. Daddy? Apalagi. Takutlah aku. Berkali-kali aku ngambil uang di dompetnya, sambil bilang, “Besok Jacky ganti, Dad..:P” Ntar gaji pertama, langsung ditagih gimana? Uuuuww…sori dimori..Dad..wekekekek.

Nhhaaa..ponakan aja! Hehehe. Mereka masih kecil-kecil, boleh dong membual dikit. Biar kuajak jalan-jalan mereka. Tapi kalau mereka nanya aku kerja apa, gimana ya njawabnya? Hm..staf! Yak, staf ..wuihh keren! Hehehe. Kalau mereka minta dibeli’in makan-minum? Hohoho..kubilang aja..gajinya masih nunggu ditransfer. Karena dalam dollar, jadi nunggu kurs bagus. Emm..apa pula itu kurs..aah masa bodo!

Maka jadilah Jacky ngajak ponakan-ponakannya jalan-jalan di mall. Sepanjang jalan, bahkan sambil naik eskalator, cerita ngalor-ngidul, ngecipris sampai berbusa, dikerumuni bocah-bocah yang asyik ndengerin “kisah kepahlawanan” Jacky, bak seorang superstar. Tak lupa dia ngasih nasehat kayak orang-orang tua, nasehat yang nggak pernah dia turutin, anggap angin lalu. Tapi entah kenapa, kata-kata bijak bisa nongol lagi di mulutnya.. Wajahnya jadi kayak kakek-kakek yang baru selesai bertapa, serius. Lantang lagi suaranya.

“…jadi, kita tu harus hati-hati..berbuat apapun harus hati-hati. Om, waktu dites wawancara, menjawab dengan hati-hati. Om perhatikan pertanyaannya baik-baik, sehingga jawabnya tepat. Karena itu om bisa berhasil, menyisihkan ribuan orang. Sekarang om jadi staf! Om tugasnya mengantar dokumen rahasia! Harus waspada. Bisa-bisa dijambret mata-mata. Cepat, tapi tidak boleh tergesa-gesa. Sudah yakin, baru jalan. Kalau jalan liat-liat…..”

Dhhueerrrr…rrr...!!!
“Ehh, kaca to”, Jacky merintih sambil memegangi jidatnya..kunang-kunangnya makin banyak..

Dan bocah-bocah pun lari berhamburan ketakutan ngeliat satpam berdatangan.



------------------------------------------------------------

Maaf Mb, terlambat...tapi doa kupikir tidak terlambat..

Di mata seorang office boy

Uhhfff…menjadi office boy (OB) itu memang menyenangkan (disamping menyusahkan juga hehe..:D). Apalagi hotel berbintang! Pengalamannya macam-macam.

Kemarin aku sudah melepas 3 tamu hotel yang istimewa. Yang pertama Mr. Gong. Orangnya kocak, kalau nggak boleh disebut periang. Sukanya yang merah-merah. Baju merah, topi merah, payung merah. Bajunya sering sering kedodoran, tapi dia enjoy aja, dan lebih sering dikeluarkan daripada disisipkan. Dia tuh punya cerita banyak banget. Dan memang hobinya bercerita. Apa aja bisa dibikin rame ama dia. Dan dia tu mudah bergaul sama siapa saja. Sering banget kalau aku disapanya. Mpe heran, aku tu OB atau temannya sh..hehehe. Tapi kebiasaannya yang suka ngagetin orang tu lho. Tiba-tiba muncul dari belakang, lalu menepuk pundak keras-keras sambil teriak kenceng,”Hhooyyy…!!” bikin jantung kayak mau copot. Ni belum lho. Dia suka nyimpen petasan di sakunya !

“Thhuooorrrr…!!!!”
“Krompyaaanggg…”, kaget aku dan langsung loncat di meja dapur hotel kayak kucing, waktu mendengar bunyi petasan deket banget di belakangku. Piring, gelas pecah, dan teko logam, sendok, garpu berhamburan.

“Ahahhaha…gimana kabarnya sobat,” gelak tawanya pecah dan kegirangan liat keterkejutanku. Dia muncul tiba-tiba aja di dapur (jangan-jangan memang sengaja nyari aku).
“Nih, makasih ya..heheheh,” katanya sambil mengeluarkan lembaran-lembaran merah ratusan ribu.

Aku tersenyum senang :) Begitulah cara dia ngasih rejeki. Walaupun nggak ngomong dan seperti sambil lalu, aku tau dia tu selalu ngitung yang pecah, dan yang dia kasih jauh…jauuhhh…lebih dari cukup. Dia seolah ngerti kalau aku pas sedih, dan dia pengin aku nggak sedih, dan itulah cara dia membikin aku supaya nggak terlarut-larut. Herannya, dia tu tau batas-batasnya untuk bikin kaget. Ibarat terapi kejut di jantung, kalau pas “dosis”nya, jantung bangun dan jadi hidup, tapi kalau berlebihan, bablas..lewat. Dia tu tau bener “dosis”nya. Dan ya itu tadi…rejeki tadi, lembaran-lembaran tadi, bener-bener membuat aku bersyukur. Kadang-kadang aku berharap kalau dia ada dia, ada barang yang pecah..:P

Tamu yang kedua Mr. Malming. Dia lebih sering datang ke sini. Orangnya nyantai, suka hal-hal yang berbau seni. Rambutnya panjang sebahu, tapi rapi. Laki, tapi kulitnya nggak kalah putih dari perempuan. Seringnya pakai baju hitam atau warna-warna gelap lainnya. Heran juga ni orang. Rumah dekat, mobil ada, tapi malah lebih sering mampir ke sini, pakai motor butut lagi. Tapi butut yang dimodifikasi. Walaupun ndaftar di depan, tapi hampir nggak pernah dipakai tu kamarnya. Lebih banyak kosongnya. Dia lebih sering duduk di resto yang jadi satu dengan panggung musik. Kalau musik sudah main, dijamin dh, nggak akan beranjak dari tempat duduknya. Mula-mula aku mikir, ah ni orang nggak jauh-jauh beda pasti dengan tamu-tamu lain. Dengan penampilan keren kayak gitu, pasti gandeng cewek ganti-ganti, kalau perlu 3 kali sehari. Tapi ternyata dia nggaaakk…Aku tau, pacarnya tu tetangganya juga, cantik. Dan kalau jalan, ya hanya dengan itu. Meskipun mereka berdua kaya, nggak sombong.

“Dik, ntar tolong dibersihkan ya..” , Mr. Malming selalu nyari aku kalau check out kamar yang nggak pernah ditinggalinya. Dan selalu, kamar itu bersih. Tapi ada beras, kopi, teh, di atas meja. Rupanya itu yang dia maksud dengan “dibersihkan”.
Bbrrr…..dinginnya ketika mereka manggil aku “Dik”. Lah, mereka orang kaya, tamu, aku OB..kok seperti nggak ada jarak. Sungguh, keserasian mereka, kesetiaan mereka, bak bumi dan langit denganku. Inginnya aku mendapat kekasih dan mengalami kebersamaan, saling bertukar kata hati, seperti mereka. Ada rasa berdesir ketika mendapati perbedaan kenyataan ini. Tapi entah, rasa-rasa seperti itu seolah tertutupi dengan rasa bahagia jika melihat mereka berdua. Mungkin karena di atas semua perbedaan ini, mereka menganggapku ada, dan bahkan memberi perhatian padaku. Ahh..:)

Tamu istimewa yang terakhir namanya Mr. Valentin. Walah, ni orangnya seneng banget yang namanya pink. Apa-apa pink. Kata orang sih dia romantis tapi suka humor. Ramah dan mudah bergaul juga. Kata-kata sayang, I love you, nggak pernah sepi dari mulutnya, nggak peduli itu dikenalnya atau tidak, direktur atau pelayan, tiba-tiba aja sering nyosor kalimat, “Gimana kabarnya sayang,” dengan gayanya yang kocak. Makanya pernah kena sambit tas perempuan waktu bilang gitu pada satu perempuan muda yang nggak dia kenal tapi lewat didepan dia. Ternyata yang ngelempar tas itu seorang nenek, mertua perempuan itu. Padahal udah keliatan kalau ucapan itu cuma bercanda.
Entah kenapa kalau aku pas dekat dan mendengar ucapan atau cerita-ceritanya, ada sedikit sesak merayap di dada. Seolah-olah cinta dan dan sayang, kata-kata yang harusnya aku juga memilikinya..terbang bersamanya. Jika aku tak memiliki kata-kata itu lagi, bagaimana aku akan menikmati suasana itu. Cerita kocaknya sering menghibur. Namun ketika tiba di suasana yang serius kata-kata dari hati yang dia sisipkan diantara humor-humornya..serasa terbang lah semua angan itu, meninggalkanku kandas di sini. Dia tidak tau bahwa itu terjadi padaku, bahwa aku sering merasa sesak dan tersentak, luruh tak ada tenaga, dan merasa benar-benar tersendiri ketika mendengar cerita-ceritanya. Karena juga dia tidak bermaksud begitu.

Hhaaahh…kemarin mereka sudah pergi. Hari sudah lewat. Mr. Gong, Mr. Malming, Mr. Valentin sudah berlalu dariku. Sepertinya beban yang di dalam sini sudah terangkat…tapi apa benar aku merasa lega dengan kepergian mereka..?

Entahlah..

Minggu, 14 Februari 2010

Antara kita

Ketika kulihat sinar matamu
Seperti kupahami makna keabadian
Betapa lemah diriku tanpamu

Di sini kita berdua
Tanpa kata
Dari hati ke hati
Bersama saling mengerti … meyakini
Bahwa kita akan selalu bersama
Tak kan terpisah
Hingga akhir waktu
Dan cinta kita tak akan pernah sirna

Ada saatnya ketika tiba
Kupercaya adanya harapan yang dapat menjadi kenyataan
Ketika ku tilik tiap sisi hatiku
Dan kudapati semuanya adalah anugerah …
tentang dirimu

Ketika kulihat sinar matamu
Dapat kutau, kualami, dan kusadari
betapa besar ku mencintaimu

Sabtu, 13 Februari 2010

Mas sayang Adek..

Teruntuk
Istriku tersayang
....

Sayang...bagaimana keadaanmu dan calon bayi kita..? Baik-baik kan? Sudah diperiksa mbah Sinem lagi belum? Sudah berapa kali diperiksa? Mbah Sinem bilang apa saja? Yang Mbah Sinem bilang, diturutin ya Dek...dia dukun bayi yang paling baik di desa kita. Apalagi sangat baik sama kita. Jadi ingat yang diceritain Simbok, Simbok aja dulu waktu ngelahirin Mas, Mbah Sinem juga yang nolong. Waktu itu sudah datang hujan-hujan, jalan kaki karena sepeda onthel nya Bapak masuk sawah karena Bapak mboncengin Mbah Sinem sambil ngebut, cemas banget kalau Simbok ngelahirin duluan, eh pulangnya nggak mau terima duit dari Bapak. Mbah Sinem bilang dipakai aja untuk beli beras, dijadikan bubur untuk Simbok. Hhhh...Mbah Sinem tu duit juga punyanya seadanya, tapi masih bisa seperti itu sama kita. Tapi kali ini, Mas nggak mau kalau Mbah Sinem menolak lagi, sudah cukuplah kebaikan yang kita terima. Waktu itu, sebelum Mas pergi, Mas hitung-hitung duit tabungan di lemari kita, masih kurang dikit. Ini Mas nulis surat sehabis menghitung uang yang sudah Mas dapat, Mas perkirakan sekitar 1 bulan lagi sudah cukup...pas dengan perkiraan lahir anak kita. Tapi pasti Mas pulang sebelum itu.

Sayang..nanti kalau baca surat ini, yang nganter ni namanya Didik, teman Mas di sini. Ternyata dia tinggalnya nggak jauh dari kita, tetangga desa. Dia pulang karena istrinya mau melahirkan. Mas sebenarnya mau nitip sekalian uang ini, tapi dia tidak mau, takut ada apa-apa di jalan nanti tidak bisa ngganti. Ya sudah nggak apa-apa, mas ngerti. Nganter surat ini saja Mas sudah senang sekali.

Mas nulis ini supaya Adek tidak khawatir. Mas baik-baik saja di sini :) Mungkin agak kurusan dikit, dan badan Mas jadi hitam..maklum di sini lebih panas. Tapi nggak apa-apa, coba bayangkan kalau Mas cuma nyari sampahnya di desa kita saja, pasti tidak cukup untuk persiapan bayi kita. Di kota di sini, Mas sudah pindah-pindah di 4 komplek perumahan, dan 1 tempat pengumpulan sampah. Lumayan Dek..! Sampahnya bagus-bagus, banyak lagi. Gerobak kita sampai hampir penuh. Dihargai mahal! Yah,sayangnya pemilik rumahnya galak-galak, masa Mas gantengnya kayak gini diteriakin maling sambil dilempar ember isi air cucian. Mana anjingnya ikut ngejar lagi! Ini sekarang roda gerobak yang sebelah kiri bengkok dikit. Menghantam tiang listrik...
Emm..Adek jangan marah ya..emm..topi jeraminya yang dijahit Adek waktu itu…dirampas sama hansip perumahan situ, karena Mas pakai untuk nangkis waktu dia mau ngetok kepala Mas dengan pentungannya! Maafkan Mas, Dek...nanti kalau Mas pulang, Adek pengin apa Mas belikan. Jangan marah…senyum dong sayang..:)

Ini sekarang Mas sudah dapat tempat yang bagus, tempat pembuangan sampah yang besar! Mas nggak perlu keliling, karena truk sampah yang akan datang ke sini. Di sini banyak yang nunggu, seperti Mas. Tempat untuk tidur juga ada. Jadi pakai 4 kayu yang ditanam, terus pakai kardus-kardus untuk penutupnya. Atapnya pakai kantong-kantong bekas beras. Sudah kenal semua. Kalau malam ngobrol-ngobrol. Makanya jadi kenal si Didik ini. Teman-teman di sini baik-baik semua, saling bantu.

Ini lagi nunggu truk. Tumben ..panass banget hari ini! Kulit kayak gosong! Tuh, teman-teman lagi padha berteduh di gubug. Mas sih pengin di situ juga, tapi Mas di sini aja, di balik gerobak kita. Gerobaknya Mas dorong dekat tempat sampah. Soalnya, walaupun kita saling bantu, tapi kita harus berebut dulu pas truknya datang! Cepet-cepetan ngambil sampah yang bagus-bagus, masukin ke gerobak masing-masing. Nah, nanti kalau sudah selesai, semua sudah ada yang punya, baru kita saling bantu ngepak, menata mengikat, gitu. Nah, Masmu ini kan kecil, agak kurus, sedangkan teman-temannya Mas besar-besar, tinggi-tinggi! Hanya masalah hitam aja Mas nggak kalah…hehehe! Jadi nanti kalau Mas nggak nunggu di dekat-dekat sini, bisa-bisa Mas nggak dapat.

Hmm…nyandar di gerobak gini, Mas jadi ingat Adek. Mas kangen Adek nyandar di Mas. Sayang…anak kita nanti kira-kira seperti apa ya..:) Wah, sudah jelas pasti nanti ganteng ngikut bapaknya, rambutnya hitam mengkilat, matanya bening, pipinya empuk, tapi kulitnya putih ngikut emaknya…iya kan…hehehe. Eh? Itu kalau laki. Kalau perempuan ya, pasti cantik kayak emaknya…:) Pokoknya nanti, kalau duitnya masih sisa, kita tabung... Dah pokoknya Mas akan kerja terus. Kok rasanya Mas makin semangat ya..:) Hmm…pasti Adek gi sembahyang buat Mas juga di sini ya..:) Mas nggak akan puas dengan yang sekarang, pasti anak kita nanti makin besar juga makannya makin banyak, trus susu... apa lagi ya...emm.....

Aduhh...truknya dah datang..! Mas kejar dulu truknya ya sayang!

....Mas Sayang Adekk..!!!

-------------------* Surat ini saya titipkan ke mb Idana dan mb Julie

Kamis, 11 Februari 2010

Aku tidak buta


Tthhgggkkk…tthhgggkkk..tthhgggkkk..seorang remaja berkaos hitam dengan celana jeans biru gelap tampak santai mengendarai sepedanya, sambil mengeluarkan suara aneh dari mulutnya. Permukaan lidahnya menyentuh ke langit-langit dengan tekanan kuat sehingga mengeluarkan bunyi seperti itu. Sesekali bibirnya yang cukup tebal menyunggingkan senyum lucunya. Gembira sekali dia, menuruni jalan conblock di kompleks perumahannya, kakinya mengayuh pelan sekehendak hatinya, tangan kanannya menjinjing tas plastik hitam berisi sampah dapur. Ruben namanya (aku lupa sih, tapi anggap ja itu namanya), rupanya disuruh ibunya membuang sampah dapur di tempat sampah umum di ujung perumahan.

Nggak beda dengan anak-anak lainnya, pemandangan yang wajar kalau seorang anak disuruh ibunya membuang sampah ke tempat sampah itu. Jadi biasa aja ngeliat ruben bersepeda ke situ. Sama dengan anak-anak lainnya, kecuali bahwa dia tidak bisa melihat. Ya, itu bedanya. Dia tidak bisa melihat.

Ruben menderita retinoblastoma (tumor mata) sejak kecil yang mengharuskan dia dioperasi, diambil matanya saat umur 2 tahun (ini juga aku lupa, tapi sekitar umur itulah). Kubayangkan, ibunya, yang pasti sangat menyayanginya putranya itu, tidak akan tega meninggalkan Ruben barang sedetik pun. Pasti banyak lah yang dibutuhkannya dan tidak bisa dilakukannya. Pokoknya harus di dekat dia setiap saat. Tapi rupanya tidak begitu. Ibunya mengajar Ruben untuk mandiri.

“Nak, kamu pasti bisa. Ayo lakukan sekali lagi. Pelan-pelan dulu. Ibu masih disampingmu. Ibu mempercayaimu. Ibu menyayangimu, “ mungkin gitu ya cara ibu Ruben mendidik…

Yah, Ruben bener-bener tumbuh menjadi seorang anak dengan pribadi yang mandiri. Banyak yang dikerjakannya tidak berbeda dengan anak-anak lain yang bisa melihat. Kemampuan alaminya berkembang pesat. Suara yang keluar dari mulutnya waktu bersepeda itu rupanya ditangkap kembali pantulannya oleh telinganya yang sangat tajam, melebihi orang-orang kebanyakan. Dengan suara pantulan itu, dia bisa menyusun gambar di otaknya, bagaimana bentuknya, posisinya, besar-kecilnya, melihat sekelilingnya dengan cara lain. Keadilan yang mentakjubkan, ketika ada kekurangan, ada kelebihan di indera lain.

Ciaaatt..trang..trangg..!!! Itu bunyi video game pertarungan, yang dimainkan Ruben, melawan temannya. Seru sekali mereka berdua, duduk di lantai karpet. Temannya serius banget, badannya sudah membungkuk, condong ke depan mendekati layar, pandangannya nggak mau lepas dari layar sementara jarinya memainkan stick game dengan cepat. Sementara si Ruben duduk menyandarkan punggungnya di kaki sofa, memasang telinganya baik-baik, dan memainkan stick tak kalah cepatnya.

“Horreee…!! Aku menang…ahahaha..!!!” Ruben berteriak kegirangan ketika dia menang.

Ya, gitu. Main game adalah salah satu hobinya. Dari suara juga lah, dia bisa melihat gerakan-gerakan di layar. Dan nggak jarang dia menang..:)

Sudah nggak terhitung deh orang yang heran, kagum, dan lain-lain ekpresi muka melihat Ruben. Maklum kalau orang tergelitik, bahkan sampai nggak kuat untuk menahan pertanyaan, “Kok bisa, Ben? Kok bisa..? Kok bisa sihh…??”

“Ada yang aneh, kah? Aku sama dengan kalian. Aku tidak buta, aku hanya tidak bisa melihat, “ jawab Ruben.

(Satu jawaban yang sebetulnya sangat mendalam. Betapa banyak sekarang sosok yang bisa melihat, tapi “buta”. Bagaimana tuh orang yang sibuk ngumpulin harta, kalau perlu dengan cara korupsi, lalu menghamburkannya, foya-foya sementara di sekelilingnya banyak orang kelaparan. “ Buta…” dengan penderitaa rakyat. Loh, kok jadi nyampae ke korupsi? Kok jadi mirip-mirip dengan tema yang lagi dilombakan ? Tapi hanya mirip, tetap nggak masuk di temanya…hehehe.)

Rabu, 10 Februari 2010

In Your mighty hand

God
You teaches me how life is so much worth
Just thank and thank
This how we should see the world

I am very grateful

Lord
Make me sure that I am not alone
That I am sitting with you
That I am standing with Your mighty hand on my shoulder
That I am facing forward under Your smile

I am very fragile
Unstable in hard situation
I wish nothing but Your accompanying me
No one but You

You and only You that makes me strong
Teach me how to much more rely my life on You.

Only in Your Name I get all I need.
Only You, the Mighty and Glorious Lord

Bercerita tentang A-Z

Eekkkkhhhhhh…rasanya enak menegakkan punggungku dan merentangkan tanganku sesudah sekian lama mengerjakan A-Z , estafet dari mb Inuel. Katanya A-Z ini listing kalimat-kalimat motivasi, lalu disortir menurut abjad. Tapi kumodifikasi sedikit, maksudnya kususun kalimat yang coba bersambung tapi kalau dicomot, tetap bisa berdiri sendiri.

A-ku ? Aku tidak ingin hal-hal yang berlebihan.
B-isakah aku melihat kuman di seberang lautan jika aku tak bisa melihat gajah di pelupuk mata?
C-arilah, periksalah apa yang kurang pada dirimu, perbaikilah sebelum memperbaiki orang lain
D-an jangan lupa, introspeksi diri menunjukkan betapa kita menghargai hidup kita.
E-ntah di manapun kau berada, jangan lupa mengucapkan salam
F-asih dalam berbicara, mengucap salam, hendaknya diimbangi dengan fasih dalam berbuat.
G-unakan hati dan akal sehat dalam berucap.
H-ati tak pernah berbohong menyampaikan kebenaran.
I-tikad baik tak pernah hilang kemuliaannya di tengah badai hinaan dan caci-maki
J-adi, janganlah jemu beritikad dan berbuat baik.
K-alau dirimu tak pernah jemu menanam kebaikan, maka kebaikan pulalah yang akan kau tuai.
L-angkahkan kakimu, walau hanya setapak, itu merupakan satu kemajuan
M-ulailah dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu
N-anti ada saatnya kau mendapatkan apa yang kau perjuangkan
O-leh karena itu janganlah menyerah
P-anjatkanlah doa, itulah awal kesejukan yang menyirami dan menghapus segala yang menggelisahkan hatimu.
Q-ueen ataupun king yang berkuasa di negerimu, tetaplah God yang berkuasa di hatimu
R-asakanlah tuntunan-Nya, maka akan dapat kau lihat kebaikan di depan mata
S-ampai akhir waktu, jangan padamkan semangat dalam dirimu
T-ak terhitung dan tak terkira ujian di depan kita, namun selalu ada jalan keluar, karena Sang Penyayang selalu menyertai kita.
U-sahakan, kerjakan dengan sebaik-baiknya, maka hasil akan mengikuti.
V-ariasi masalah dalam hidup kita makin menguatkan kita ketika kita menghadapinya dengan penuh syukur.
W-ajar dan apa adanya membuatku tenang
X- dapat berarti “Sudah berada di antrian ke-10” tetapi dapat juga berarti “Masih berada di antrian ke-10” tergantung seberapa besar kesabaran kita.
Y-ang kutahu, ketika seseorang merasa paling di atas, maka ia sudah menutup pintu untuk berkembang.
Z-arah pun tak pernah terlepas dari pengawasan dan cinta-Nya, apalagi kita manusia.

Selesai juga yah .. :)
Aku nggak tau mau diteruskan kemana. Atau sementara, kalau ada yang sesudah ini pengin bikin A-Z, berarti dapat estafet dari aku ya. Daripada ngetok pintu satu per satu..hehe

Senin, 08 Februari 2010

8 Februari



Tumben aku ingat tanggal..heheh. Biasanya nggak gitu tertarik dengan hari ini tanggal berapa, besok tanggal berapa, besok hari apa…hm kebiasaan jelek kah :) Yah, semoga suatu saat terbangun keinginanku, ketertarikankan tentang hari dan tanggal.
Pagi-pagi sudah berangkat ke Gedung Diklit, ngikutin acara tanggal 8 Februari. Ya, ceritanya tempatku menuntut ilmu ini lagi ultah, dan diperingati dengan orasi ilmiah. Rangkaian acaranya banyak sih sebenarnya, dan berlangsungnya bisa sebulan-an. Ada ziarah, pertandingan olah raga, tirakatan, dan lain-lain. Ada satu acara yang gi diperjuangkan, yaitu Classic and Jazz Night. Menyangkut dana. Katanya panitia sudah kehabisan dana. Kayaknya sudah problem dimana-mana ya, kalau ada yang gi punya gawe, masalah dana jadi kendala besar. Tapi ada beberapa yang bertekad, ada atau tidak ada dana, pokoknya tetap jalan! So, menurutku, semangat dan optimisme seperti itu sudah merupakan langkah awal keberhasilan. Berusaha. Semoga ini juga menular kepadaku di sisi-sisi lain di hidupku.

Yang berikut, ada yang ingin kutuangkan di sini, orasi ilmiah yang tadi. Ini semata-mata karena topiknya yang bikin aku “ketar-ketir” : stem cell. Seperti kita tau, kita jauh sebelum lahir merupakan perpaduan dari sel orang tua. Sel yang mula-mula terbentuk tersebut kemudian membelah diri, makin banyak. Bentuk-nya juga mula-mula sama lah, tapi dalam perjalanannya ada yang berkembang menjadi tangan, kaki, jantung, hati, penkreas, dan sebagainya. Nah, penelitian mutakhir sudah bergerak ke stem cell, yaitu sel yang masih yang masih tahap awal, artinya dapat berkembang menjadi anggota gerak atau organ tadi. Trus, dampaknya? Satu contoh, orang DM (penyakit gula), saat ini nggak bisa disembuhkan. Artinya hidup berdampingan dengan DM terus. Penyebabnya? Ada organ di daerah ulu hati, yang namanya pankreas, organ ini tidak mampu bekerja dengan baik. Padahal produknya sangat diperlukan untuk mengolah apa-apa yang sudah kita makan. Karena sel-sel pankreas tidak mampu produksi, maka pasien harus mengandalkan produk itu, namanya insulin, dari luar. Jadi pasien DM sudah terbiasa menyuntikkan insulin ke tubuhnya. Ke depannya, DM ini bisa disembuhkan. Dengan terapi stem cell, nantinya sel itu akan berkembang, menggantikan pankreas yang rusak. Apa lagi…oya penyakit jantung koroner. Di situ aliran darah ke otot jantung tersumbat, otot jantung kekurangan darah, lalu rusak. Ada harapan, jaringan jantung yang rusak dapat diganti. Trus juga, kasus yang lagi marak diberitakan akhir-akhir ini, atresia biliaris. Organ ini harusnya ada di bawah hati kita, tapi tidak terbentuk. Dengan terapi stem cell, itu bisa diperbaiki.

Ok, apa yang bikin aku “ketar-ketir” ? Entah kenapa, perkembangan ilmu pengetahuan yang bagus ini, kukhawatirkan berubah menjadi “terlalu bagus” jika tidak diiringi dengan moral dan etika. Di orasi ilmiah tadi lega, karena person-person yang menguasai bidangnya adalah orang-orang yang memiliki moral dan etika, memiliki kesalehan dalam kehidupan, takut pada Yang Di Atas. Yah, Indonesia, bangsa yang lagi merangkak di tengah-tengah kemajuan di sekelilingnya ini, pada dasarnya adalah bangsa yang religius. Tapi kalau kita lihat di film, dramatisasi penyelewengan teknologi, “pengobralan dan perakitan jaringan tubuh”, kloning secara liar, memberi gambaran tidak semua orang pandai itu baik dan berakhlak. Padahal, apa yang digambarkan di film, bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Sebagaimana disampaikan tadi di awal orasi, bahwa kita di sini memiliki orang-orang dengan kemampuan dan ketrampilan memadai, tetapi tentu harus tunduk pada undang-undang di negara kita. Indonesia tercinta.

Sudah sampai dimana sih kenyataan kita dibanding dengan imajinasi di film? Di laboratorium, menumbuhkan daun telinga di punggung tikus sudah bisa dilakukan. Di Indonesia, jaringan otot sudah bisa ditumbuhkan untuk mengganti otot yang rusak. Banyak kok, yang sudah bisa dilakukan di sini. Teknologinya ada. Jadi, kedepannya, pengin gimana? Immortal? Kalau aku sih ingin menjalani hidup apa adanya.

Minggu, 07 Februari 2010

Toko buku yang kuinginkan



Kalau sudah di toko buku, yang buku-bukunya bisa dibaca, bukannya dipajang di rak dan disegel dengan plastik, rasanya seneng. Kayak kemarin, walaupun berdiri tetep asik-asik aja tuh bacanya. Jadi ingat, katanya ada toko buku yang bener-bener “memanjakan” pengunjung, dengan menyediakan ruang baca cukup luas lengkap dengan meja kursi empuk. Jadi pengunjung bener-bener bisa memilih buku yang diinginkan di rak, untuk kemudian membacanya dengan nyaman di ruang baca. Wah, bisa betah kalau di situ. Di mana ya itu, di Jakarta apa ya?

Lain dengan toko buku di sini, ya itu tadi. Ada yang disegel, ada juga yang bisa dibaca, tetapi sambil berdiri. Ini masih untung. Ada toko buku yang semua bukunya disegel, jadi kalau mau baca, beli dulu. Kesan pertama jadi “tidak ramah”. Tapi namanya kesan, subyektif. Berbeda-beda.

Pastinya ada alasan buku disegel. Waktu aku baca 1 buku di situ, tentang kode-kode HTML yang sering dipakai para blogger, aku sempat terhenyak waktu sampai di halaman tengah. Hilang 1 lembar ! Ada bekas sobekan di situ. Hhhffff…beginikah cara untuk mendapat ilmu? Tentang yang nyobek, apakah orangnya buta huruf, kalau yang disobek adalah halaman tentang kode HTML?

Yaah, sekarang gimana? Pengin banget bisa membaca di toko buku yang menyediakan ruang baca yang nyaman. Tapi di sisi lain, pantaskah ?
--------------------------------------------------- link gambar

Jumat, 05 Februari 2010

Tidak selalu

Tadi pagi aku ke kantin. Pesen soto. Pesenan datang, ya udah, dinikmati. Nggak ada yang istimewa. Hanya kegiatan rutin. Makan pagi karena memang harus begitu. Lapar tidak lapar ya perut tetap diisi. Dan kalau memang rasa lapar itu ada, ya berarti bisa menghilangkan lapar kan, sesudah makan.

Habis makan, aku masih duduk di meja kantin. Tidak begitu di pojok, tetapi tetap bisa leluasa melihat ruangan kantin…masih belum banyak yang datang. Masih pagi.

Kutangkupkan kedua tanganku, sela-sela jari saling mengisi, kupakai untuk menyangga daguku. Terdiam. Kenapa ya…menikmati soto terasa biasa saja. Sekedar bahwa aku sudah makan. Hm..sudah sekitar 5 tahun aku ada di sini. Hari-hariku di sini. Dan tiap kali makan pagi juga nggak jauh-jauh…cari yang dekat..ya di kantin ini. Mau gimana lagi, kalau teman-teman terutama perempuan sudah jelas, masak di rumah. Lah, aku?
Memang, soto bukan makanan favoritku. Nggak gitu berminat, tapi juga nggak anti atau menjauhi. Dan sudah sekian tahun aku sering pesen itu. Sekian tahun pula menu di kantin ini nggak berubah..:(
Kadang-kadang terpikir juga siapa tau dengan makin lama, jadi “jatuh cinta” sama soto. Ternyata nggak juga. Bahkan aku yang seneng sayur asem, walaupun di menu kantin tidak ada, tetep aja seneng, kalau pas makan dengan sayur itu di mana gitu.

Aku jadi ingat ada peribahasa “Cinta karena terbiasa”.
Ternyata tidak selalu…

Kamis, 04 Februari 2010

He?

Aku berimajinasi…
Aku sedang berjalan santai memanggul tasku di pundak kanan, ketika aku melewati ruang pertemuan ilmiah, aku melihat hp Nokia E90 tergeletak di meja. Masih baru, hitam mengkilat dan aku tau ini punya temanku, Lidia. Tapi mana orangnya, pikirku. Barusan ada karyawan yang kehilangan hp. Sebelumnya pihak fakultas kehilangan laptop. Akhir-akhir ini pencurian marak, dan salah satunya karena yang punya barang terlalu percaya lingkungannya aman. Ah, pastilah orangnya lagi konsul di sebelah karena percakapannya terdengar sampai ruang ini. Baiklah, biarlah kujagakan sebentar, toh aku gak buru-buru pulang.

Maka mampirlah aku, masuk ke ruang pertemuan, duduk-duduk dan gak henti-hentinya ngeliat hp itu. Selagi pikiranku melayang, membandingkan hp itu dengan N73 ME, tiba-tiba Lidia masuk dan langsung menyambar hp nya.
“Hm.. gitu ya, baru ditinggal sebentar sudah mulai..Untung segera aku masuk. Gak nyangka berita lingkungan sini gak aman bener juga,” dan dia pergi, berlalu begitu saja.
Aku terbengong.

Teringat

Sudah agak lama, waktu aku BW ke Catatan Kecilku, di situ pas cerita tentang durian. Lalu, belum lama ini, aku BW ke Maybe, juga cerita tentang durian.
Jadi teringat waktu tugas di Nias, bersama-sama teman-teman…:)
Lalu kubukalah albumku, pas di tepi pantai, pas makan durian… (iya itu yang motret membelakangi pantai)


Hhh…gimana kabar kalian?
Masih ingatkah, kita poco-poco jam 12 malam…kayak orang gila..hahaha
Di malam yang lain bernyanyi, untung masih ada 1 gitar. Dan galon pun berubah menjadi ketipung..

Hehh...kok bisa ya kita mikirin dan mbikin acara ini, itu, dengan segala keterbatasan yang ada di situ..pokoknya bagaimana mengubah penat menjadi semangat..:D
Untuk kembali berangkat ke bidang kita masing-masing keesokan harinya dengan segar.

Seandainya kalian menengok kembali ke sana, sudah banyak berubah! Perkembangan begitu cepat. Megah. Lab juga sudah pindah, menempati ruang yang besar. Yah mereka memang orang-orang hebat!

Tapi aku pun juga pengin bilang hal yang sama pada kalian,

Kalian orang-orang hebat !”

Rabu, 03 Februari 2010

Antara empati dan simpati



Mendengarkan keluhan seseorang, menjadi teman bicara ketika dia mengalami tekanan berat, menjadi tempat pelampiasan kekesalan hati, lengkap dengan segala bentuk umpatan dan caci-maki…..hm, itu sangat berharga bagi dia, dia yang tadinya merasa buntu, tidak ada jalan keluar, frustasi, sekarang merasakan mendapat sedikit angin segar, semilirnya yang terus-menerus menyingkirkan debu-debu kekusutan, memperbarui semangat dan harapan yang sudah mulai layu di dalam.

Hanya diam, mendengar semuanya melalui telinga kiri, mengalir deras langsung keluar lewat telinga kanan..pun tetap berguna bagi dia, apalagi kalau juga memahami, berusaha mengerti suasana hati dia, apa yang dia alami, apa yang dia rasakan, seberapa berat semua itu. Masuk di tahap ini akan membuka pikiran kita juga, jalan keluar apa saja yang dapat ditempuh, mana yang sebaiknya dipilih, bagaimana menyikapi dan hikmat apa yang tumbuh melalui peristiwa itu.

Di sini ada titik persimpangan yang kadang tak kita sadari kita lalui, yaitu kita tetap tidak melampaui batas, mengetahui batas diri, posisi kita yang sebenarnya, yang seharusnya, di mana. Inilah empati. Ataukah kita turut menyertakan perasaan, pikiran dan emosi kita. Inilah simpati. Jika kita hanyalah teman kerja, yang mendengar permasalahan ketidak adilan pembagian kerja yang menimpa teman kita, kita memilih jalan yang pertama. Mungkin kita bisa membela bahkan turut adu argumentasi melawan sang pembuat keonaran, namun tetap jalan pertama lah milik kita. Empati. Lain jika seorang istri yang mendengarkan kesedihan suaminya yang terkena PHK. Apakah cukup mendengar dan memahami, tanpa kesediaan untuk turut menjalani ujian hidup bersama-sama? Bukankah mereka satu? Belahan hati yang telah dipertemukan? Menjalani semuanya, suka-duka, bersama-sama. Simpati-lah milik mereka. Bukan empati.

Bagaimana dengan batas diri rekan kerja, tetapi ikut melibatkan perasaan dan emosi diri? Memilih simpati dan bukannya empati? Lama-lama timbul perasaan yang tidak semestinya? Salah jalan.

Tempatkanlah diri kita pada tempat yang semestinya.


=========================================
Nah, kemarin ada tag dari mb Fanda, maaf mb bisaku cuma gini..mohon maklum.

1.Where is your cell phone?
Kadang kutaruh di atas meja. Kadang kubawa di saku jasku.
2. Relationship?
Dengan yang baik-baik. Hm, jadi ingat postinganku yang Antara salah paham dan fitnah..hehe.

3. Your hair?
Hitam. lurus.
4. Work?
Yaalahh..masih butuh guru. Gi ngambil S2 di UGM. Panjangnya apa ya, ah gini aja, Program Pasca Sarjana Prodi IKK Minat Patologi Klinik UGM.

5. Your sisters?
Satu kakak perempuan. Nggak nanya yang laki-laki?

6. Your favorit thing?
Musik. Main-main gitar, nyanyi, bukan untuk tampil. Yang penting bisa ngisi perasaan. Ndengerin musik, atau video musik, tentu, ya sebatas yang kusuka.
Baca. Yang cukup lama kubaca, dari dulu mpe sekarang, Inferensi Kausal. Ada bagian-bagian yang kubaca ulang-ulang. Lalu komik.

7. Your dream last night?
Gi banyak kerjaan. Kadang mpe dini hari. Tapi kalau keinginan, pengin terbang.

8. Your favorit drink?
Air putih. Kalau nggak ada, juice guava (nggak terbalik pa ya..hehe)

9. Your dream car?
Nggak. Nggak gitu tertarik.

10. Your shoes?
Warna hitam. Model tentara. Awet.

11. Your fears?
Hmm..biarlah hanya aku dan Dia yang selalu menyertaiku.
12. What do you want to be in 10 years?
Nggak kepikiran pakai tahun-tahun segala. Siapa yang tau esok? Tapi hari ke hari aku pengin lebih memahami, mendapatkan hikmat, bersyukur, dan ngerasain bener lingkup cinta-Nya dalam segala keluh-kesahku.

13. Who did you hang out with last week?
Ruang gerakku nggak luas. Kalau ke Gramed berarti ketemu dengan pengunjung dan petugas di situ. Ujian2 di akhir ni, cari refernsi2, cukup nyita waktu.

14. What are you not good at?
Walaupun seneng, tapi nggak bisa volley.

15. One of your wish list item?
Ibu, ayah, kakak, adik, keponakan, dalam keadaan sehat.

16. Where you grew up?
Jogja.

17. Last thing you did?
Beli table hisap vit C.

18. What are you wearing?
Sekarang? Kaos hitam, celana adventure wear coklat, jas, sepatu boot hitam.

19. Your computer?
PC. Rakitan. Prosesor cuma yang dual core E2140, RAM baru 1G, Hard disk baru 320 G.

20. Your pet?
Nggak ada.

21. Your life?
Ya..ini.
22. Missing ?
Hmm….

23. What are you thinking right now?
Ada beberapa..
24. Your car?
Jalan kaki aja. Orang dekat.
25. Your kitchen?
Nggak punya.
26. Your favorit color?
Dulu biru, terus tambah hijau.
27. Last time you laugh?
Kapan ya..kemarin pas nonton film
28. Last time you cried?
Waktu lahir jelas. Sesudah itu ada beberapa peristiwa..

29. Love?
He’em?
30. So who wants to share their ONEs? how about?
No. 1-29. That’s all. Now, it’s your turn.
31. Person elected to the tag (tag ini saya wariskan kepada)
=========================================
Trus kemarin dapat award dari mb Fanny , aku ambilnya di Gudang Award . Kupajang di sini ..hehe. Terima kasih mb.