Rabu, 28 Juli 2010

Dengan aturan sederhana, jadi lebih lancar

Sudah pernah naik TJ? Trans Jogja nih, bisnya cukup besar, relatif baru dibandingkan dengan bis-bis kota di tempatku.

Ketika bis datang, mendekati shelter, kubayangkan seperti kapal yang akan bersandar di dermaga. Tidak terlalu jauh, tidak pula terlalu dekat dengan pintu shelter. Jika terlalu dekat, badan bis akan bersenggolan dengan ‘bibir’ shelter, dan jika terlalu jauh, penumpang tidak bisa turun ke shelter.

Yang aku suka, petugas shelter akan mengatur, penumpang di dalam bis keluar dulu, baru calon penumpang di shelter masuk bis.

Jadi teringat masih banyaknya angkutan umum, ketika datang, yang mau masuk sudah berebut pintu dulu, berdesak-desakan, sedangkan yang di dalam juga ingin keluar. Sederhananya sih, kalau yang di dalam belum dikeluarkan, maka yang di luar belum bisa dimasukkan.


------------------------

Ah, pas BW ada sobat yang ultah, cyber dreamer. Hanya bisa mengucapkan dari sini mb.

Senin, 26 Juli 2010

Hanya 1 hari

Untuk kesekian kalinya aku pergi naik KA tanpa tahu turunnya nanti di mana. Jika beberapa waktu sebelumnya aku ke Bandung tetapi tidak tahu dimana itu stasiun Bandung, maka yang kemarin aku ke Cimahi tetapi tahunya stasiun Bandung. Cimahi? Aku tidak tahu itu dimana, malah kupikir sebelum stasiun Bandung (yang akhirnya aku tahu, dari stasiun Bandung masih terus).

Yah, ada kolega di Bandung yang menikah. Ketemu juga belum pernah. Hanya lewat situs pertemanan. Dari situ jadi tahu buah-buah pemikirannya, menyangkut kasus/ilmu/profesi. Dalam satu kesempatan, aku bilang iya, untuk datang ke pernikahannya. Jadi begitulah, aku datang.

Di Bandung, aku juga punya kolega, temenan dengan dia sudah lama, dari dia aku dikasih info, nanti di stasiun Bandung ambil kereta turun di stasiun Cimahi, terus tempat resepsinya tinggal jalan kaki, nyeberang aja. Jadi, pagi-pagi sekali begitu sampai Bandung, aku jalan cari hotel buat naruh ransel. Sesudah itu, cari kereta.

Sampailah di Cimahi. Kesanku kota kecil, walaupun kendaraan ramai, tetap masih bisa menikmati pagi yang sejuk. Keluar dari stasiun Cimahi, nggak tahu mau jalan ke kanan atau ke kiri. Ngikut aja penginnya ke mana. Tapi beberapa saat kemudian ada cukup banyak mobil yang diparkir di tepi jalan, dengan plat yang berbeda-beda. Kuikuti saja sampai ke “hulu”. Beberapa kali juga ada sepeda motor dengan arah yang sama dengan arah jalanku, pengendaranya memakai batik/kebaya. Untuk lebih mengkonfirmasi, aku tanya ke satu ibu yang berjualan di pinggir jalan. Dia bilang, betul ada pernikahan, sambil menunjuk ke satu gedung di kejauhan. Sampai di sana, untuk memastikan, aku tanya pada tamu yang baru keluar sambil menyebut nama yang menikah (aku ingat ada yang pernah salah, sudah terlanjur masuk ternyata pengantinnya bukan itu). Dijawab betul, jadi aku masuk.

Senang juga bisa ketemu dan datang ke acara istimewanya dia. Sambil duduk mendengarkan musik di pesta itu, aku sempat senyum-senyum sendiri, mencoba merasakan suasana. Merasa menjadi orang asing, karena cuma datang sendiri, tidak kenal kanan-kiri, tidak ada juga saudara di situ, apalagi baru pertama kali menginjakkan kaki di kota itu. Tapi juga tidak canggung dengan suasananya, kenal baik dengan yang menikah, walaupun baru ketemu satu kali tetapi serasa sudah kenal lama. Dan walaupun tidak berjanji, artinya aku sekedar bilang ya, tapi bener-bener bisa nyampai, aku senang sekali.

Pulang ke Bandung, rasanya pengin nginap. Coba kalau esoknya aku nggak pas kena jadwal jaga, tentu aku nggak langsung pulang hari itu, paling tidak bisa istirahat lebih banyak. Tapi karena jaga, ya sudah aku ambil tiket malam, supaya bisa jalan-jalan dulu. Dari stasiun Bandung, jalan muter, naik jembatan layang, menyusuri pasar, liat-liat barang2 kaki lima, sampai ke tempat yang sering untuk pentas seni akhir tahunan di Bandung. Sampai situ beli kaset Yanni The Concert Event. Yah, pengetahuanku sudah sedikit bertambah, daripada sebelum-sebelumnya yang tidak tahu jalan sama sekali..:)

.......

E, lupa, dapat award dari Espoir , ini dia :

Award ini sebenarnya ada PR-nya, diminta menyertakan backlink. Aku minta maaf karena 1 dan lain hal, aku belum bisa ikut award dengan backlink seperti ini. Ada 2 orang sobat yang memberi perhatian melalui ini juga. Tapi aku merasa senang atas perhatian dari sahabat seperti ini, dan aku sangat mengapresiasi ini. Ini aku sertakan informasinya bagi sobat-sobat sekalian yang tertarik, bisa ke "Hai ... Hai ... 2 award lagi nih ..."

Terima kasih buat sahabat-sahabat semua.. :D

Sabtu, 24 Juli 2010

Permainan konyol

Ada 1 tali karet panjang, warna hitam, terbuat dari ban dalam mobil. Di tengahnya ditandai dengan gunting, cukup dalam, tetapi tidak sampai putus.

Aturannya, ujung kiri diam, ujung kanan yang akan menarik ulur, bergerak menjauh.
Kebetulan Aldi kebagian memegang sisi kiri, Roni kebagian memegang sisi kanan. Jadi Aldi memegang erat-erat ujung karet dengan tetap diam ditempat, sedangkan Roni menarik ujung kanan. Roni bergerak mundur, makin menjauh…karet makin meregang…. Memanjaaang …. makin menipiiis. Apalagi titik tengah karet yang sudah tergunting sebagian. Aldi sudah bekeringat, ketakutan, kalau-kalau karet putusss. Dia sudah berteriak-teriak, “Stopp..stooppp..!!!” Tapi Roni terus saja menarik karet kuat-kuat sambil berjalan mundur. Roni tenang-tenang saja, karena dia pakai tameng pelindung ala polisi anti huru-hara.

Aldi makin ketakutan, “Whooyyy…stooooppp..!!! Nanti putusss..!!!
Karet makin memanjaaaang…dan…Thhuuaaarrrrr!!!
Betul. Bagian tengah yang sudah tergunting sebagian tadi, putus! Tak ayal lagi, karet membalik, menghantam muka Aldi keras-keras. Sedangkan Roni tidak masalah, karet menghantam tameng pelindung.

Adduuhhhh!! Muka Aldi panas, merah, perih, sakiitt sekali kena tamparan karet. Aldi yang mula-mula ketakutan, langsung berubah menjadi marah. Dia lari kuat-kuat ke arah Roni, dan terjadilah perkelahian antara keduanya.
---------------------------------------
Kenapa dibilang konyol?
Yah, siapa pula yang mau melakukan permainan seperti itu..heheheh ..:)

-------------- substitusi--------------
Posisi Aldi tadi bisa diganti dengan orang bekerja untuk mendapatkan Rp 1.000,- saja susah setengah mati. Posisi Roni tadi, orang yang, Rp 1 juta tuh sudah bawaan sehari-hari di dompet. Titik tengah tadi, harga telur.
Boleh juga kalau mau diganti apa…
--------------------------------------
Inspirasi : Sekarang kata-kata ‘milyar’ saja sudah begitu akrab di telinga, termasuk sering muncul di tv, perorangan memiliki “milyar” rupiah, dalam berita korupsi. Sementara, orang-orang yang berjuang masuk-keluar hutan , mencari hasil hutan (para pencari madu hutan), bahkan tidak jarang bertaruh nyawa, dengan imbalan beberapa lembar ribuan, masih banyak di negeri ini.
--------------------------------------
Harapan : Semoga kesenjangan perekonomian yang sudah ada tidak semakin memanjang, melainkan semakin memendek, dan kesejahteraan rakyat negeri ini meningkat.

Kamis, 22 Juli 2010

Hampir terlupakan

“Hmm……………Loh..?”
“Dek, hari ini papa udah bilang belum ya kalau papa sayang sama adek?”

“Bee…luuuuummm..!!” jawab gadis kecil itu lincah

“Ahh…!! Maafkan papa….mari sini sayang”

Dan gadis kecil itupun berlari-lari ke pelukan ayahnya.
“Mmmuuuaaaaahhh….”

(…hehehe..kebiasaan yang hampir terlupakan karena hampir menjadi rutinitas biasa)

Rabu, 21 Juli 2010

Thank sang cerpenis bercerita




Ketika membaca postingan review tanggal 20 Juli 2010, yang terlintas pertama-tama di benakku adalah..Siapakah aku ini?
Jarang aku mendapat tempat dalam dereten tema-tema artikel di blog. Jika blog diibaratkan berbagai macam karya yang dipajang dalam suatu pameran, maka blogku mungkin adalah karya yang berada di pojok agak temaram, kecil, dan hampir tertutup dengan karya-karya bagus lainnya.

Tetapi hari ini karya yang kecil ini dipindahkan, walau hanya untuk sedikit waktu, tetapi dipindahkannya di tempat yang terang, berdampingan dengan karya besar, yaitu sang cerpenis bercerita, yang telah sering kali menjadi pusat perhatian pengunjung pameran.
Blog sang cerpenis bercerita, blog yang sudah kelihatan berbobotnya, toh masih menyempatkan mengulas blog sahabat-sahabatnya, sehingga sahabat-sahabatnya mampu merasakan “turut hadir” dalam bentuk-bentuk ekpresi keberhasilan-keberhasilan yang diraihnya.

Dalam pijakan langkah sang cerpenis bercerita ke depan, semoga apa yang ditorehkan makin memancar, meresap, turut menyejukkan tanah menjadi subur bagi tumbuhnya karya-karya di sekelilingnya.

Minggu, 18 Juli 2010

Nggak ndaftar kok

Beberapa waktu lalu ada sms masuk, dari operator hp, memberi tahu bahwa pendaftaran ring tone berhasil. Bingung juga. Perasaan tidak pernah pakai ring tone. Setiap ada iklan atau promosi lewat sms, rasa-rasanya selalu ku-delete. Jangankan iklan berlangganan, iklan undian berhadiah saja nggak pernah ikut. Apalagi mendaftarkan nomorku.
Apalagi aku terimanya 2 sms dengan bahasa (template) yang berbeda, pesannya sama, pendaftaran berhasil. Nah, masa seandainya aku mendaftar, aku mendaftarnya 2 kali?

Yang susah, ada tambahan info bahwa pendaftaran akan diperpanjang secara otomatis dan langsung potong pulsa sekian. Yaelah…!

Nggak pernah juga aku nelpon operator. Pertama dulu sering nada sibuk. Kedua, sekarang nggak atau lagi nomor operator itu berapa. So, datang langsung malah cepat selesai.
Nyampai di sana, ternyata malah sudah disediakan list, tinggal masukin nomor. Dan ketika kutuliskan nomorku, itu sudah menempati urutan kesekian. Berarti problem yang sama dialami oleh cukup banyak orang ya, pikirku.

Coba kalau tidak dibilang otomatis diperpanjang dan langsung potong pulsa, mungkin kucuekin, gak perlu lah mampir-mampir. Sisi baiknya, responnya mereka cukup cepat. Sekitar 1 jam kemudian, ada sms pemberitahuan stop berlangganan.

Mungkin untuk orang yang suka nggak apa-apa ya. Tapi aku nggak ada rencana ndaftar, jadi yah..gitu.

Jumat, 16 Juli 2010

Awareness for us..

Entertainment yang menggugah rasa penasaran atau ingin tahu sering disiarkan di tv. Mungkin ada yang dikemas dengan label “sulap”, “magic” atau nama lain. Cukup menghibur. Akan menjadi baik ketika entertainment tersebut memberi pesan-pesan mendidik, penonton menyadari sebagai sesama manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan dan dengan menyadari itu timbul awareness. Tetapi akan menjadi berlebihan jika keterbatasan-keterbatasan tersebut diekspoitasi kemudian penonton justru diarahkan menjauh dari awareness.

Dapat dianalogikan sebagai berikut : Ada sebuah gudang berisi barang berharga. Ada 2 orang yang mengetahui bahwa ternyata gudang itu tidak hanya memiki pintu depan, tetapi juga memiliki pintu belakang. Orang pertama memberi tahu pemiliki gudang bahwa sebetulnya gudang tersebut memiliki 2 pintu, sehingga timbullah awareness si pemilik untuk menjaga apa yang berharga bagi dia, baik depan maupun belakang. Skenario lain, bukan orang pertama yang datang, tetapi orang kedua. Orang kedua, dengan sikap menakut-nakuti, justru mengatakan, “Saya bisa menghilang atau menembus tembok gudang, jadi betapa baiknya Anda menjaga gudang, itu tidak ada artinya sama sekali bagi saya”. Pada akhirnya, si pemiliki gudang tetap tidak mengetahui adanya pintu belakang, tidak timbul awarness untuk pintu belakang, bahkan diarahkan pada pemahaman bahwa orang kedua itu betul-betul dapat menghilang atau menembus tembok, dan efek akhirnya si pemiliki gudang menjadi tidak percaya diri, khawatir, takut baik akan keamanan gudangnya maupun terhadap orang kedua itu.

Indera penglihatan sangat berhubungan dengan persepsi di otak. Melihat dengan terburu-buru bisa saja menimbulkan persepsi yang salah terhadap apa yang dilihat. Maka mungkin ada orang yang bertengkar karena yang satu menuduh tidak setia, jalan dengan orang lain di mall pada hari Senin malam. Padahal yang dituduh tidak merasa pergi kemana-mana. Itu karena melihat dengan terburu-buru.
Gambar di bawah ini, melihat tidak dengan terburu-buru pun, mungkin masih ada kesan bahwa lingkaran coklat di kiri lebih kecil daripada yang di kanan. Padahal sama besar.



................................Sumber di sini.

Demikian juga garis-garis mendatar di gambar di bawah ini, mungkin ada kesan “mencong-mencong”. Padalah sejajar.


...........................................Sumber di sini.

Gambar tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga persepsi otak bisa salah jika itu tidak dilihat baik-baik.

Mungkin gambarnya di-print lalu dipotong-potong terus didekatkan, baru kelihatan.

Kedua gambar tersebut hanya sedikit contoh dari banyak kondisi yang bisa direkayasa. Sekali lagi, bahwa manusia penuh keterbatasan, itu memang sudah demikian adanya. Alangkah indahnya ketika kita saling mengingatkan sehingga awareness terpelihara, dan bukannya menganggapnya sebagai peluang untuk menghancurkan orang lain.

Selasa, 13 Juli 2010

Kalau ke rumah sakit..

Sudah sering dibicarakan kalau di rumah sakit itu banyak kuman. Jadi ada benarnya, kalau menengok orang sakit itu, tidak perlu membawa anak-anak banyak-banyak. Jika memang diperlukan membawa, misalnya tidak ada yang menjaga di rumah, maka sebaiknya tidak lama-lama di bangsal. Lebih baik di bawa ke taman di rumah sakit. Cukup banyak rumah sakit yang memiliki taman. Jika tidak ada ya, di bawa ke halaman.

Bukan berarti pasti akan sakit atau tertular. Tetapi ini namanya risiko. Kemungkinan, atau peluang. Anak-anak memiliki daya tahan tubuh, sistem kekebalan yang relatif lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Apalagi anak-anak biasanya memiliki aktivitas lebih banyak, lari ke sana-kemari, pegang ini-itu.

Yang berikut, pegangan pintu, nurse station, itu merupakan tempat dengan "lalu-lintas padat", petugas kesehatan, pengunjung lalu lalang, dan bukan tidak mungkin kuman juga "ngikut". Jadi cuci tangan itu kebiasaan yang baik. Tidak hanya kalau mau makan dan sesudah makan, sesudah menengok pasien di rumah sakit pun, alangkah baiknya cuci tangan.

Senin, 12 Juli 2010

I'll just pretend..



..indah pada waktunya..

Rabu, 07 Juli 2010

Komen hilang ???

Komen2 untuk artikel sebelum ini ("Bersamamu..") kok tiba-tiba bisa hilang ya?
Cari "contact us", link tidak membawa ke staf di blogger, tetapi ke "help forum"
Ternyata cukup banyak yang mengalami.
Adakah sobat yang juga mengalami?
Untuk sementara langkah yang ada di situ baru melaporkan URL/link dari artikel. Untuk ditampung. Mungkin solusinya baru dipikirkan. Yang jelas mereka bilang tidak ada satu pun komen yang akan hilang (terima kasih buat sobat yang sudah memberi komen)..

..tidak ingin hari ini berkurang suasananya..

UPDATE :
Seperti yang aku tulis di atas, waktu itu aku langsung menyampaikan problem ini, kusertakan juga URL blogku, mulai terjadi (kisaran tanggal), dan link dari post yang komennya bermasalah. Dalam waktu sehari, komen-komen di situ sudah balek lagi sedangkan komen pada artikel sebelum dan sesudahnya tidak mengalami masalah.
Semoga permasalahan di blog sobat juga sudah teratasi, dalam arti bahwa Blogger tidak mengatasi ini satu per satu, namun telah berhasil memperbaikinya secara sistemik.

Minggu, 04 Juli 2010

Bersamamu..

Janganlah engkau memandangku seperti itu
Bening matamu
Diam tanpa katamu
Mencegahku menundukkan kepalaku

Haruskah terus ku menatap langit
Merasakan jatuhnya hujan yang tak henti basah mengalir

Hhh..
Aku pun tak tahu hari esok
Namun engkau tahu bagaimana tautan jemari kita saling mengungkap rasa
Bahwa kita akan menghadapi segalanya bersama